✧ ELEVEN ✧

347 47 0
                                    

-HAPPY READING-





Kini Jimin berada di taman, hanya ada beberapa orang yang masih bisa dihitung jari. Heol, siapa yang mau keluar dicuaca sedingin ini?. Tapi itu tidak berlaku bagi orang seperti Jimin. Ia berjalan menyusuri taman hingga maniknya menangkap siluet seseorang duduk di salah satu bangku taman seorang diri. Terlihat orang tersebut hanya menggunakan kaus yang dilapisi dengan sweater hitam melindungi tubuh kurusnya. Cukup lama Jimin memperhatikan orang tersebut.

"Bukankah itu Yoongi sunbae?" Lirih Jimin lalu mendekati orang itu.

"Annyeonghaseo sunbaenim... " Sapa Jimin sopan. Yoongi menoleh menatap Jimin dengan wajah datarnya, sama sekali tidak berniat merespon sapaan dari Hobae nya. "Boleh aku duduk disini Sunbae? " Ijin Jimin kembali melirik Yoongi.

"Hufttt... Cuacanya sangat dingin... Oh iya Sunbae hanya sendirian? " Jimin mencoba mencairkan suasana canggung baginya karena Yoongi sama sekali tidak peduli dengan sekitar.

"With ghost" Jawaban singkat dari Yoongi sukses membuat Jimin merinding.

"Su-sunbaenim bisa melihat hantu?" Yoongi berbalik menatap Jimin di sampingnya, dia percaya? Tanyanya dalam hati. Lalu mengalihkan perhatiannya kedepan. Dia sesekali melirik kesamping dimana Jimin sedari tadi mengusap tengkuknya.

Tiba-tiba tatapan Yoongi fokus pada atensi seorang Namja.ia mengikuti kemana perginya namja tersebut. Jimin yang melihat pergerakan Yoongi berniat mengikutinya. Terlihat Namja pucat itu memasuki sebuah gang sempit, gelap dan sepertinya tidak berpenghuni. Sedang Namja yang diikuti oleh Yoongi, sepertinya menyadari jika ada yang membuntutinya. Ia menghentikan langkahnya.

"Nuguya? " Tanya namja tersebut setelah berbalik dan melihat atensi seseorang. Sedang yang ditanya tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bilah bibirnya, ia hanya membuka topi tudung jaketnya. Memperlihatkan wajah pucat Yoongi.

"Yoongi-ssi ? " Tanyanya memastikan jika itu memang Min Yoongi.

"Nee... Ini aku Yoongi, Ahn Jisang-ssi " Jawab Yoongi. Yup dia adalah Ahn Jisang, Target keduanya dengan saudara-saudaranya di Kyunggi Hight School.

"Kenapa kau membuntuti ku? " Jisang terdengar menantang, itu membuat Yoongi mendengus meremehkan. "Karena aku punya urusan denganmu. " Yoongi langsung menyerang Ahn Jisang menggunakan pisau lipatnya.

"Arghh.... " Erangan kesakitan keluar dari bibir Jisang. Meronta mencoba melepaskan diri dari cengkraman Yoongi. "Si-siapa...argggghhhh....kau sebe-benarnya? "Tanya Jisang disela erangannya. Yoongi bersmirk mengerikan. " Aku? Aku Suga, malaikat yang akan mencabut nyawamu malam ini, Jisang-ssi. "

Jleb

Tikaman terakhir tepat dibagian jantung. Namun korbannya masih sadar. Yoongi merogoh saku jaket bagian dalam, ia mengeluarkan pistol yang selalu ia bawah kemanapun. Bahkan kesekolah"Tidak komplit jika tidak ada peluru yang menjadi penutup nya"

DORR!!

Satu tembakan lolos mengenai kepala Jisang. Dia merenggang nyawa dengan cara mengenaskan. Mata melotot, perut terkoyak, darah bersimbah keluar.

"Andwe.... "

Sebuah suara membuat Yoongi memutar balikkan tubuh kurusnya. Dapat ia lihat Park Jimin membekap mulutnya dengan kedua tangan mungilnya guna menghalau keterkejutan nya. Yoongi memicing tajam kearah Jimin. Berjalan mendekat, hingga mampu merasakan tubuh Jimin bergetar hebat.

"Sunbae.... K-kau... uhhukkk... " Belum sempat menyelesaikan kalimatnya ia terbatuk akibat cekikan dari Yoongi.

"Kau sepertinya sudah bosan hidup, Park Jimin-ssi? " Jimin memberontak namun cengkraman Yoongi semakin menguat di lehernya, membuat Jimin perlahan melemas, tidak lagi melakukan perlawanan. Heol, Jimin sudah pasrah jika harus berakhir ditangan Yoongi malam ini. Ingatannya berputar saat bersama kedua orang tua dan Hyungnya. Jimin menangis, apakah sudah waktunya ia bertemu dengan mereka.

"Hyungie..... " Lirih Jimin sebelum sebelum gelap menguasainya.

Yoongi langsung melepaskan cekikannya dari leher Jimin. Entah kenapa dia seperti merindukan sesuatu. Ditambah melihat airmata Jimin, membuat hatinya sakit, seolah-olah ia menyakiti dirinya sendiri.

Yoongi memperhatikan Jimin yang kini tak sadarkan diri akibat cekikannya. Tangannya bergerak untuk merangkul Jimin dan membawanya masuk kedalam mobil, ia mendudukkannya di sebelah kursi pengemudi. Lalu mengendarai mobil tersebut membelah jalanan Seoul menuju Rumahnya dengan saudara-saudaranya.

Setelah sampai di depan rumah yang tidak terlalu besar namun mewah, Yoongi membopong Jimin di punggungnya. Saat memasuki rumah, atensi semua orang terkejut saat melihat kearah Yoongi, bukan Yoongi nya, tetapi Namja yang ada dipunggungnya.

"Suga... Bukankah dia Park Jimin? " Tanya Seokjin setelah berada di dekat empunya. Dibalas anggukan singkat, lalu beranjak memasuki kamarnya untuk membaringkan Jimin yang belum sadarkan diri. Setelah itu ia keluar untuk menemui saudara-saudaranya.

"Bukankah Park Jimin itu pewaris sah dari Park Corp; perusahaan saingan terbesar Appa di Korea, yang sekarang dikelola oleh asisten nya?! " Chanyeol membuka suara setelah Yoongi duduk di sofa tunggal, menghadap yang lainnya.

"Hmm" Hanya deheman yang membalas pertanyaan Chanyeol.

"Lalu kenapa kau membawanya kemari Suga? Bagaimana jika Appa mengetahui ini? Kau tahu dia akan langsung mati ditangannya?! " Baekhyun menatap tajam Yoongi yang terlihat santai. "Appa tidak akan tahu jika kalian tidak membuka suara".Yoongi berujar kelewat santai. " Dia juga mengetahui tentang kita yang membunuh tuan Lee dan dia menyaksikan aku menghabisi Ahn Jisang" Semua terkejut dengan perkataannya. Yang membuat mereka bingung adalah kenapa Yoongi tidak langsung membunuh Jimin. Tentang siapa sebenarnya Park Jimin, bukanlah masalah besar untuk seorang pembunuh seperti Suga.

"Sangat membingungkan jika kau membiarkannya tetap hidup Hyung " Ucapan Namjoon diangguki oleh Chanyeol, Seokjin, Hoseok, dan Baekhyun. Heol, tidak seperti Suga yang mereka kenal.

"Sebenarnya aku tadi ingin menghabisinya... Tetapi saat dia mengatakan 'hyung'... Entah kenapa aku tidak sanggup melakukannya" Semuanya tambah merasa bingung. Ada apa dengan kata 'hyung' itu?. Mungkin seperti itulah suara batin mereka.

"Baek Hyung... Tolong carikan aku informasi lengkap tentang Park Jimin " Habis mengatakan itu, Yoongi langsung meninggalkan mereka berlima yang menatapnya aneh.

"Wah.... Sepertinya ada sesuatu dengan Park Jimin" Tatapan yang lain beralih pada Seokjin yang berguman tidak jelas.

Didalam kamar tampak Jimin terlelap damai walaupun tidak bisa dikatakan jika dia tertidur. Yoongi memperhatikan dengan intens lekuk wajah Jimin. "Apa.... Kita punya hubungan benang merah Park Jimin-ssi? " Yoongi menghempaskan badannya di sofa dekat bed yang ditiduri Jimin. Ia memejamkan matanya karena kantuk sudah menyerangnya.





-TBC-

25 Juli 2021

[✔] MY BROTHER || PJM•MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang