✧ TWENTY THREE ✧

333 37 4
                                    

-HAPPY READING-





02:17 KST

Masih terlalu dini untuk membuka kedua mata. Tapi tidak untuk Namja pucat yang sedang berusaha menetralkan rasa peningnya. Ia mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan, ia sadar jika ini bukan kamarnya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi hingga ia tidak sadarkan diri. Ingatannya berputar saat kejadian tadi malam. Saat akan mencoba bangkit dari posisinya, ia merasa sesuatu menahan tubuhnya. Setelah ia perhatikan, ternyata sebuah tangan memeluknya dan itu adalah Park Jimin. Entah dorongan dari mana, Yoongi tidak jadi bangun. Ia kembali berbaring disamping Jimin.


Yoongi memandang teduh wajah tampan Jimin dengan seksama, memperhatikan setiap sisinya. Ia lalu bergumam dengan sangat pelan.

"Saat aku bersamamu, aku selalu merindukan seseorang tapi aku tidak tau siapa. Saat kau terluka, aku merasa sakit tapi aku tidak tau apa yang menyakitiku. Jadi menurutmu aku ini kenapa?"

Tidak ingin terlalu memikirkannya, Yoongi kembali memejamkan matanya tapi belum tidur. Tanpa ia sadar jika Jimin mendengarnya. Jimin terbangun saat merasakan pergerakan Yoongi tadi.

...dan saat aku dekat denganmu, aku seperti bersama dengan hyungku.

Tubuhnya bergetar dan Yoongi merasakan itu. "hiks... " Satu isakan lolos dari bibir Jimin. Yoongi bangkit dari tidurnya, mencoba membangunkan Jimin yang sebenarnya sudah terbangun.

"Park Jimin kau dengar aku?Hei?!!!"

Jimin membuka kedua matanya menatap Yoongi sayu. Ia memposisikan dirinya duduk berhadapan dengan Yoongi.

"Kau baik-baik saja? Kau sepertinya mimpi buruk. "

"Hiks...hiks... "

"Ya. Kau kenapa? "

"Chimmy... Dimana kau mengetahui panggilan itu? " Satu pertanyaan Jimin lolos. Yoongi diam memikirkan sesuatu, ah Yoongi ingat dia mengucapkan nama itu saat sebelum pingsan. Tapi sepertinya itu sangat berharga untuk Jimin.

"Ingatanku. mungkin? Sekarang aku yang bertanya siapa itu Chimmy? Apa hubungannya denganmu?"

"hiks... hiks...emmpphh" Isakan Jimin semakin keras. Yoongi yang panik sekaligus cemas, mendekap Jimin didalam pelukannya. "Hyu-hyungku hiks... Yang memberi-hiks... Kan nama itu untukku.. hiks... "Jimin mengeratkan pelukannya pada namja pucat tersebut. Yoongi tidak tau harus mengatakan apa, kepalanya juga tiba-tiba pusing, jadinya ia hanya memeluk serta menepuk kecil punggung Jimin sembari membisikkan kata penenang. Beberapa saat kemudian tidak ada lagi suara isakan melaikan dengkuran halus dari Jimin. Yoongi menunduk untuk melihat wajah itu, dia tersenyum kecil. Ternyata Jimin sangat imut jika tidur, pikirnya. Ia memperbaiki posisi Jimin dan ikut mengarungi Mimpi bersama namja itu.


Hari sudah menjelang pagi, matahari juga kian meninggi menyinari Ibu kota Korea. Sinarnya yang terik juga mengusik tidur seorang namja pucat di sebuah kamar. Mata yang tadinya terpejam kini perlahan terbuka menyesuaikan cahaya matahari agar tidak merusak matanya.

Cklek

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang namja tampan dengan surai coklatnya.

[✔] MY BROTHER || PJM•MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang