Part 43

340 32 5
                                    

Publish : 24 Desember 2021

-HAPPY READING-
»»--⍟--««

"Huwaaaa aku juga rindu Jimin Hyung" Tangisan si bocah Jeon Jungkook menggema didalam ruangan menghentikan acara pelukan adik kakak dihadapannya.

Jimin terkekeh, ia merentangkan tangannya kearah Jungkook tanda ia ingin memeluk sahabatnya. Yoongi segera mundur, memberi ruang kepada kedua sahabat itu saling melepas rindu.

"Kau baik baik saja kan Kook-ah?" --tanya Jimin seteleh melepaskan pelukan keduanya. Jungkook mengangguk "Hmm. Seperti yang kau liat Hyung." jawabnya mantap.

Jimin bernafas lega akan hal itu. Bagaimana pun juga ia melihat Jungkook tertembak oleh Mark sebelum Ia sendiri dibuat tidak sadarkan dirinya.

Tatapan Jimin kembali tertuju pada Yoongi yang hanya diam memandanginya dengan Jungkook. Chanyeol yang seolah mengerti jika mereka ingin berdua saja segera berjalan kearah Jungkook dan berbisik, entah apa itu hingga Jungkook mengangguk pelan kemudian pamit keluar bersama Chanyeol dan Minho tersisa Yoongi yang masih diam.

"Hyung-ie.."

"Hmm" Yoongi berdehem sembari duduk di kursi yang ada disamping ranjang Jimin. Hening. Yoongi maupun Jimin, keduanya sama terdiam.

Yoongi yang hanya menatap keluar jendela dan Jimin yang memaku pandangannya pada sang kakak. "Ayolah Jimin..hiks.. Jangan tinggal kan Hyung, jebal!!.... Jimin kembali.... Tidak tidak, adikku belum pergi. Jimin kumohon, masih banyak yang belum kita lalukan..hiks..Jim..... Bangun Chimmy!!" Suara itu berputar dikepalanya. Matanya dipejam dengan erat membuat Yoongi yang tidak sengaja melihatnya, mengeryitkan dahi.

"Aku bermimpi..." Jimin tiba-tiba berucap.

"...."

"Rasanya begitu nyata" Yoongi masih diam, menunggu kelanjutan kalimat Jimin "Bagaimana jika aku sungguh tiada saat itu?" Yoongi menegang seketika, air mukanya berubah dingin. Tapi bukan itu yang dirasakan Jimin dari manik Yoongi melainkan ketakutan.

"Apa yang kau katakan? Sebaiknya kau istirahat sekarang Jim!!"

"Saat itu juga Taehyung datang, dia memanggilku, Taehyung mengulurkan tangannya dan aku menyambutnya dengan senang hati" Jimin masih bercerita tanpa memerdulikan wajah Yoongi yang sudah memerah.

"Tembakan itu.. Sakit sekali Hyung. Air sungainya begitu dingin seolah akan membekukan ku saat itu juga.

"Berhenti Park Jimin!!. B-berhenti.. Jangan katakan lagi!!" Nada suara Yoongi yang kini bergetar membungkam bibir Jimin. Apa Jimin tidak tahu betapa kalut dan takutnya Yoongi saat tidak dapat merasakan denyut nadinya?

Air mata keduanya tidak lagi tertahan, membasahi pipi masing-masing. Dengan tangan gemetar Jimin memeluk tubuh kakaknya.

"Tapi aku melihat mu menangis, itu membuatku sangat sesak hingga akhirnya aku mengatakan pada Taehyung jika aku tidak bisa pergi"

Yoongi terisak dibahu sang adik, tangan kekarnya sedikit meremat pakaian Jimin. Ingatannya masih jelas ketika Jimin kehilangan detak jantungnya. Yoongi tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Jimin sungguh ikut bersama Taehyung. Tidak tidak.

[✔] MY BROTHER || PJM•MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang