"Iya anjing gue dikejar sampe belakang sekolah."
"HAHAHA!"
"Gobloknya, Dohyon ngejar gue sampe belakang sekolah tapi motornya ditinggal di halte."
Tawa Haruto semakin kencang saat Jeongwoo menceritakan kejadian kemarin saat ia dikejar Dohyon.
"Terus akhirnya lo ketangkep gak?"
Jeongwoo memasang muka sombongnya, "enggak dong, gue manjat tembok belakang sekolah."
"Hahaha, makasih ya peng."
"Santuy, btw seblak sama boba jangan lupa."
Haruto mengacungkan jempolnya.
Cukup lama keduanya terdiam, akhirnya Jeongwoo bersuara.
"Oh iya to, lo mapel olahraga kapan?"
"Hari Rabu."
"Gimana kalo lo tembak Wonyoung waktu mapel olahraga? Kan keren tuh ditengah-tengah lapangan."
Haruto terdiam sebentar, "gak deh, takut ditolak gue."
Jeongwoo berdecak sebal, "ah gak gentle lo, masa takut ditolak sih."
"Sebenernya gue gak pd sih, soalnya saingan gue Dohyon."
Jeongwoo mengangguk setuju. Dohyon sudah mengenal Wonyoung lebih lama daripada Haruto, selain itu orang tua mereka adalah rekan bisnis.
"Kalo jadi secret admirer gimana?"
"Pengagum rahasia maksud lo?"
"Iya."
"Ide bagus."
"Iya kan?"
"Apa yang harus gue lakuin?"
"Pertama-tama lo harus cari tau apa yang Wonyoung suka dan gak suka."
"Cari tau kemana?"
"Gue kristen tapi astaghfirullah haladzim."
Haruto menatap Jeongwoo bingung, "lo ken--"
"YA USAHA DONG HARTONO!! LO NIAT BERJUANG GAK SIH?!!"
Jeongwoo kalo udah gak sanggup boleh lambaikan tangan ke kamera kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Kind Of Way [✓]
Fanfiction[END] Judul sebelumnya My Secret Admirer Dibalik sifat Haruto yang suka ngardus, dia adalah orang yang kurang percaya diri tentang persaingan.