17. kecewa

424 109 3
                                    

*masih flashback

Rasa kecewa menyeruak di hati Haruto saat kata-kata cacian keluar dari mulut Yuna dan kedua temannya.

Dan dengan rasa kecewa itu, Haruto pulang ke rumahnya.

Asahi, kakak laki-laki Haruto menyadari air muka kecewa sang adik langsung bertanya. "Kenapa lo?"

Haruto tertawa sinis, "peduli apa lo sama gue?"

Asahi mengernyit heran, pasalnya keduanya tidak memiliki masalah apapun akhir-akhir ini. "Lo kenapa anjir?"

Haruto mengacak rambutnya frustasi, "gue habis dicaci-maki."

"Kok bisa?"

"Gue tadi confess ke cewek yang gue suka, tapi responnya gak ngenakin. Gue dicaci maki habis-habisan sama cewek itu juga dua temennya."

Asahi tertawa, "ah elah, masih juga SMP lo."

Haruto menatap Asahi tak suka, bukan ini respon yang Haruto mau. Bukankah anak SMP itu sudah remaja? Diumur segitu bukankah wajar kalau Haruto ingin memiliki kisah asmaranya sendiri?

"Bang, lo kalo gak bisa memperbaiki keadaan mending diem deh." Haruto hendak beranjak ke kamarnya, tapi segera dicegah oleh Asahi.

"Slow aja napa to, masih banyak cewek diluar sana."

Haruto menepis tangan Asahi yang memegang lengannya, "lo gak pernah tau gimana perasaan gue!"

"Yeu dasar bocil! Belajar dulu yang bener, nyenengin mama, baru cinta-cintaan. Nilai lo tuh kecil, bikin mama kecewa."

Haruto menghentikan langkahnya mendengar ucapan terakhir Asahi. "Maksud lo apa bang?"

"Lo pikir mama gak kecewa ngeliat nilai lo yang selalu pas KKM?"

"Yang gak patut itu orang kayak lo naro perasaan ke gue! Lo pikir lo siapa?"

"Lo itu harusnya ngaca, bego! Udah jelek, gak punya prestasi. Apa yang patut disukai dari lo?"

Seketika ucapan Yuna dan teman Yuna berputar dipikirannya. Apakah Haruto memang sebodoh itu? Apakah benar Haruto tidak patut disukai oleh siapapun?

Satu titik air mata turun membasahi pipi Haruto. Haruto tertawa miris, "iya bang gue tau. Dari dua anak mama, gue yang gagal." Setelah berucap demikian, Haruto masuk ke kamarnya.

Asahi yang melihat itu hanya mengangkat bahunya. Emosi remaja emang masih labil, pikir Asahi.

Sementara dikamar, Haruto menangis dalam diam.

"Yang gak patut itu orang kayak lo naro perasaan ke gue! Lo pikir lo siapa?"

"Lo itu harusnya ngaca, bego! Udah jelek, gak punya prestasi. Apa yang patut disukai dari lo?"

"Yeu dasar bocil! Belajar dulu yang bener, nyenengin mama, baru cinta-cintaan. Nilai lo tuh kecil, bikin mama kecewa."

"Lo pikir mama gak kecewa ngeliat nilai lo yang selalu pas KKM?"

Semua kata-kata itu terus berputar di otak Haruto. Semua kata-kata itu sangat membuat Haruto kecewa.

'Tapi apa rasa kecewa gue sebanding sama rasa kecewa mama yang selalu dapet laporan nilai gue pas KKM?' tanya Haruto dalam hatinya

Every Kind Of Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang