"Tapi pak, ini bukan alamat tujuan saya."
"Maaf mba, saya hanya mengikuti map. Kalau begitu saya permisi, jangan lupa beri bintang lima."
"Pa--PAK! JANGAN TINGGALIN SAYA DONG!!"
Wonyoung kalang kabut melihat ojol yang tadi mengantarnya menjalankan motornya meninggalkan ia sendiri didepan gedung yang terkesan horor ini.
Dengan perasaan panik Wonyoung mencari kontak Yujin, ia menekan tombol telepon pada kontak Yujin. Namun Yujin tidak menjawab panggilannya, ia langsung beralih ke kontak Doyoung, pacar Yujin. Tapi nihil, Doyoung juga tidak menjawab panggilannya.
Wonyoung tidak kehilangan akal, ia membuka aplikasi ojek online dan segera mengetik alamat rumahnya.
Saat hendak menekan 'pesan', tiba-tiba mata Wonyoung ditutup oleh seseorang dari arah belakang.
"LEPASIN!! LO SIAPA?! GUE MOHON JANGAN CULIK GUE, BAWA AJA UANG--HEHMMPP!!"
Teriakan Wonyoung terendam karena mulutnya dibekap dan tubuhnya diangkat oleh orang tersebut.
Wonyoung sudah tidak berdaya, mau teriak sekencang apapun tidak akan yang bisa mendengarnya, dalam hati ia tidak henti-hentinya berdoa kepada yang maha kuasa.
Tiba-tiba Wonyoung teringat senyum manis Haruto, membuatnya tak kuasa menahan air matanya.
'Haru, lo dimana? Tolongin gue. Andaikan hari ini hari terakhir gue di dunia ini, Haruto, makasih udah pernah dateng ke hidup gue. Makasih udah buat masa SMA gue terkesan, gue harap sekarang ini lo dalam keadaan sehat. Terus jalani hidup lo tanpa mikirin apa kata orang. Gue selalu ada di samping lo sampai kapanpun. I love you, Watanabe Haruto.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Kind Of Way [✓]
Fanfiction[END] Judul sebelumnya My Secret Admirer Dibalik sifat Haruto yang suka ngardus, dia adalah orang yang kurang percaya diri tentang persaingan.