21. back

417 105 1
                                    

Setelah mengetahui masa lalu Haruto dari cerita Jihan, hati Wonyoung terhenyak. Perasaannya campur aduk antara sedih, kesal, khawatir menjadi satu.

"Terus sekarang kabarnya si Yuna gimana?" tanya Wonyoung.

Jihan mengangkat bahunya, "semenjak itu Haruto gak pernah ketemu sama Yuna."

"Bagus deh. Kalo sama kakaknya?"

"Jeongwoo gak cerita sejauh itu, dia cuma cerita sampe gimana dia sama Haruto akhirnya bisa sahabatan."

Wonyoung terdiam. "Gue harus gimana Han?"

"Tanya ke diri lo, gimana perasaan lo ke Haruto."

"Sebenernya gue udah suka sama Haruto dari pertama naik kelas 12."

Jihan melotot, "yang bener aja won?!"

"Kenapa?"

"Haruto juga suka sama lo dari pertama naik kelas 12."

Wonyoung memijat pangkal hidungnya, rumit banget kisah percintaan SMA nya.

"Han, menurut lo kalo besok gue confess ke Haruto gimana?"

Jihan mengusap dagunya, "menurut gue mending pas malem terakhir field trip, kan biasanya ada acara api unggun sama kembang api. Kalo besok takutnya Haruto malah menghindar."

Wonyoung mengangguk setuju. "Tapi lo tolong bilangin ke Haruto ya, gue sama sekali gak benci ke dia."

Jihan tersenyum, "pasti won, lo yang sabar ya."

"Makasih, Han."

Tak terasa, mereka sudah sampai di penginapan. Haruto turun lewat pintu depan, sementara Wonyoung lewat pintu belakang.

Saat turun, Wonyoung dan Haruto sempat berkontak mata, tapi Haruto lebih dulu memutus kontak matanya dengan membuang muka.

Kalo begini mah Wonyoung jadi overthinking! Takutnya Haruto yang benci ke dia.

"Won, perjuangin Haruto ya. Gue lagi coba ikhlas kalo misalnya lo beneran jadian sama Haruto."

Wonyoung menoleh ke samping kirinya, ada Dohyon yang berdiri sambil menatap punggung Haruto yang berjalan menjauh. "tapi tolong jangan benci gue, tadi gue niatnya cuma bercanda. Gue gak tau kalo Haruto punya gangguan mental."

Wonyoung reflek memeluk Dohyon, "Dodol, gue kira lo udah berubah semenjak punya perasaan ke gue."

Dohyon mematung. Dodol? Wonyoung memanggilnya dengan nama panggilannya dulu! Dan satu lagi, Wonyoung memeluknya...

"Won, gue lagi berusaha ikhlas nih, lo jangan nyiram minyak di kobaran api dong!" Dohyon melepas pelukan Wonyoung paksa.

"Eh iya maaf! Kita bisa temenan kayak dulu lagi kan? Temenan tanpa ada perasaan satu sama lain."

Hati Dohyon berasa diiris pisau daging yang tajamnya ngalahin lidah tetangga. Tapi kepalanya tetap mengangguk dan diwajahnya terukir senyuman.

Every Kind Of Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang