19. benci

432 98 4
                                    

*masih flashback

Keesokan paginya, keluarga kecil itu pergi ke psikiater untuk mengecek keadaan Haruto karena semalam Haruto tidak henti-hentinya mengucap maaf, tubuhnya juga menegang.

Sandara mendampingi Haruto di dalam ruangan, sementara Seunghyun dan Asahi menunggu diluar ruangan.

Setelah 3 jam, akhirnya Sandara dan Haruto keluar dari ruangan.

"Gimana?" tanya Seunghyun

Sandara menghela nafas, "gangguan kecemasan, Haruto kena gangguan kecemasan."

Seunghyun memeluk Haruto erat, "nak, kamu kuat kok. Jangan dengerin apa kata orang ya." Haruto hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan sang papa.

Mereka kembali ke rumah dengan keadaan mobil yang hening. Biasanya dalam perjalanan kemanapun, suara ricuh Haruto dan Asahi akan mengisi keheningan di mobil.

Sampai dirumah, Seunghyun masuk ke dalam kamar Asahi.

"Papa mau ngapain?"

Tak mempedulikan pertanyaan Asahi, Seunghyun menarik keluar semua baju yang ada di lemari Asahi. "Pergi dari sini."

"Pa?"

"Pergi dari sini, bawa barang-barang kamu."

"Papa, abang minta maaf, abang ngaku salah. Abang mau tinggal dimana kalo pergi dari rumah?"

"Bukan urusan papa. Omongan kamu gak cuma merugikan keadaan Haruto, tapi diri kamu sendiri juga. Ini akibat dari omongan sampah kamu, sekarang papa mau kamu keluar dari sini. Papa gak peduli kamu mau tinggal dimana."

Asahi mulai tersulut emosi, "apa sih yang Haruto kasih ke mama sama papa? Dibandingkan Haruto, aku lebih sering membanggakan mama sama papa. Laki-laki tuh mentalnya harus kuat, masa baru kayak kemaren langsung mental break down!"

"Tutup mulut sampah kamu Asahi! Kalo emang laki-laki harus kuat mental, sekarang kamu pergi dari sini dan coba hidup tanpa dukungan dari siapapun!"

"Oke aku bakal buktiin!" Asahi segera mengemasi barang-barangnya kemudian keluar dari kamarnya.

Sebelum membuka pintu utama, Asahi menoleh pada Haruto yang menatapnya khawatir. "Gue benci sama lo!! Gue gak sudi punya adik kayak lo!!"

Mama, papa, dan Haruto melotot kaget mendengar ucapan Asahi yang pelan tapi penuh penekanan.

"Asahi, mama gagal mendidik kamu, mama kecewa sama kamu." lirih Sandara diakhir kalimat.

Hati Asahi meluluh namun emosinya saat ini lebih besar, ia keluar dari rumah tanpa menghiraukan sang mama.

































Maaf di part ini Asahi aku bikin jadi jahat😭🙏🏻

Every Kind Of Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang