CL 06 : Moonlight Academy

3.8K 645 40
                                    

Bab 06 : Moonlight Academy
.
.
.

SEBUAH koper biru muda telah penuh sesak oleh pakaian sederhana, ditarik oleh gadis pemilik sepasang mata biru es keluar dari kamar. Gauri melihat ke belakang dan bergumam, "Good bye masa lalu, welcome masa depan."

     Mungkin, Gauri memang tidak tahu, apakah masa depannya baik-baik saja, atau nanti malah buruk. Dia akui, hidup sebagai putri tunggal Marquess Almaska menyenangkan. Dia mnendapatkan apa yang dia mau, tetapi tak jarang pula dia merindukan orang-orang di kehidupan sebelumnya. Dia merindukan sang ayah, ibu, kedua saudaranya, bahkan Haiko sekalipun.

     "Jangan membuat masalah, Putriku! Aku tidak ingin mendengar putri Marquess Almaska memecahkan rekor sebagai pelajar baru pembuat masalah," ucap marchioness mengecup singkat kening Gauri.

     "Baik, Ibu, tetapi aku tidak bisa janji."

     Marchioness mencuil hidung putrinya karena gemas mendengar jawaban Gauri. Sementara Janshen baru bergabung dengan tanpa membawa koper. Di dalam hati, Gauri berdoa agar selama di Moonlight Academy, dia bisa menyibukkan diri dan dengan begitu tidak akan bertemu dengan sang kakak. Bahkan, Gauri berdoa semoga tidak pernah bertemu dengan tokoh utama yang membuatnya keracunan.

     "Kami berangkat," tutur Janshen melepas pelukan marchioness.

     "Jaga Adikmu, Jans!"

     "Tentu, Ibu."

     Gauri menggigit bibir bawahnya, saat duduk berhadapan dengan Janshen. Dalam plot novel yang tertera, jelas sangat bahwa sedetik pun tidak ada kebersamaan sedekat ini antara Janshen dan Gauri, tetapi sekarang? Mereka berada dalam satu kendaraan.

     Kapsul sihir adalah kendaraan mewah yang hanya dimiliki bangsawan tingkat atas. Bentuknya bulat dan sudah dilengkapi tombol otomatis di dalamnya, sehingga si pengendara bisa mengontrol kecepatan dan arah tujuan. Kapsul sihir terbuat dari logam yang dipadukan dengan kristal, warna bawah dari luar tak tembus pandang seperti bagian atas, kecuali tiga puluh senti pada bagian tengah memiliki kaca tembus pandang.

     "Kau tidak bahagia?"

     Gauri melihat ke arah kakaknya, menggeleng. "A-aku bahagia, tentu," sahutnya seraya memaksakan senyuman.

     Janshen mengangguk singkat, kemudian melempar pandangan ke luar kaca kapsul. Hanya awan yang terlihat, sebab dia sengaja mengatur ketinggian terbang beberapa kilo meter ke atas. Tidak ada percakapan yang terjadi, keberadaan mereka masih terasa canggung setelah sekian lama saling mengabaikan.

     Namun, untuk menghilangkan rasa jenuh, Gauri memberanikan diri membuka pembicaraan walau sesekali tergagap-gagap. Dia pun tidak tahu kenapa bicara tergagap. Entah karena grogi atau alasan lainnya.

     "Ke-kenapa, Alverd tidak bersama kita?"

     "Dia bilang berangkat bersama adiknya."

    "Alverd punya adik?" tanya Gauri bingung. Setahunya, Alverd adalah anak tunggal dalam keluarga Baron Maer. Lantas, kenapa sekarang punya adik tiba-tiba?

    "Katanya. Aku juga baru tahu tadi pagi."

    Hening kembali, keduanya kehilangan topik bicara. Ada Gauri yang harap-harap cemas, juga Janshen yang pura-pura tidur dengan mata terpejam. Perjalanan menuju Moonlight Academy memakan waktu sekiranya satu jam, dan mereka baru menempuh perjalanan setengah jam.

***

     Kapsul berwarna biru muda mendarat di pendaratan academy, berjajar dengan kapsul sihir lainnya. Janshen membantu Gauri membawa koper.

Crazy Love (Tamat n Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang