Bab 32 : Wanita Cantik
.
.
.JAUH dari prediksi, dikira Kerajaan Bawah Tanah tak memiliki langit biru seperti langit di atas sana, rupanya salah. Hanya saja, tanaman dominasi di wilayah tersebut adalah pohon mapel dengan berbagai warna.
Gauri menyingkirkan daun-daun yang melekat pada jubah dan menatap bangunan besar di depan. Di sekeliling terdapat pilar-pilar menjulang tinggi yang terbuat dari batu. Terlihat pori-pori yang membesar di dinding bangunan, rupanya usia Kerajaan Bawah Tanah telah termakan masa.
"Gauri?"
Gadis bernama Gauri itu mengedarkan pandangan, mendapati sosok Havella yang melambai dari arah jam lima. Key memicingkan mata, menelisik apakah benar gadis itu nyata atau malah ilusi jebakan penjaga Kerajaan Bawah Tanah. Havella berlari mendekat dengan senyuman cerah.
"Syukurlah kau baik-baik saja, Vella!" ujar Gauri memegangi lengan Havella.
"Ah ... tentu! Hanya saja tadi aku cukup trauma ditenggelamkan bayangan. Lalu, saat aku terjaga, aku berada di dalam sebuah kamar. Entah kamar siapa, aku tak tahu. Yang pasti, kamar tersebut sama persis seperti bangunan yang lain."
Gauri mengangguk paham dan Key menyuruh mereka bergegas mencari di mana kerajaan yang menjadi pusat pemerintahan.
"Menurut buku yang aku baca, kerajaannya terletak di tengah-tengah rumah penduduk. Sebelum kutukan Penyihir Gurun terjadi, kerajaan tersebut memiliki bendera dengan lambang bulan sabit. Mungkin sekarang bisa saja bendera itu hilang karena rapuh," tutur Gauri berjalan di samping Key yang mengedarkan pandangan.
Tiga pemuda dari arah berlainan berlari ke arah mereka dengan tubuh yang kiranya memiliki banyak luka. Gauri segera memeriksa keadaan Janshen yang hanya tersenyum tak apa-apa, padahal jelas dahinya terluka dan terdapat darah yang mengering.
"Aku akan memeriksa lewat udara," ucap Pangeran Arthur mengepakkan sayap hingga beberapa partikel debu bertebaran.
Lima orang di bawahnya terbatuk dan mengumpati sang pangeran. Kepakan sayapnya walau lambat tetap saja membuat masalah yang berarti.
Pangeran Arthur berseru, "Ikuti aku! Aku melihat kerajaan dengan bendera paling besar yang membeku layaknya batu!"
Semuanya berlari mengejar arah terbang Pangeran Arthur hingga mereka berhadapan dengan sebuah bangunan paling besar dan luas. Jika saja bangunan itu tak seperti batu, pasti terlihat jauh lebih megah dibanding Moonlight Castle. Beberapa patung pengawal kerajaan berbaris sepanjang tangga menuju istana.
Bukan hanya patung pengawal saja, mereka juga disuguhi patung para warga yang telah rapuh dan beberapa anggota tubuh yang hilang. Gauri menelisik sejauh mana bangunan itu kuat bila dipijaki, tetapi belum sampai dia yakin, Havella terlebih dahulu berlari menaiki tangga.
"Apakah kalian hanya akan berdiri mengagumi kerajaan kuno ini?" tanyanya setengah berteriak.
Empat orang lainnya tersadar dan segera menginjaki kaki menaiki satu per satu anak tangga. Tetap awas walau keadaan sekitar terlihat aman, bisa jadi Penyihir Gurun muncul dan mengutuk mereka persis seperti warga Kerajaan Bawah Tanah.
Key membuat beberapa bola api sebagai penerangan karena cahaya mentari sore yang semula menyelundup masuk lewat celah-celah telah hilang.
"Kata Ayahku, Penyihir Gurun mengutuk kerajaan ini saat Putri Sonia memerintah. Aku tak tahu rupa putri tersebut, tetapi dikatakan bahwa Penyihir Gurun sangat tergila-gila pada sang putri. Namun, sayangnya putri malah menolak mentah-mentah dengan perkataan yang menyakiti hati Penyihir Gurun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Tamat n Revisi)
Fantasi(Dalam Masa Revisi Tanda Baca dan Typo) Blurb Siapa yang lebih hina? Sang budak cinta atau malah sang pujaan? Apa yang membedakan dia dengan budak cinta, jika bertangan besi? Sepele, tetapi menyiksa. Kenangan hanya tinggal kenangan, sebagai pelengka...