CL 26 : Suka atau Cinta?

1.5K 268 10
                                    

Chapter butcin😆
.

Bab 26 : Suka atau Cinta?
.
.
.

"KAU yakin kalau dia memang figur di balik jauhnya alur ini?"

     Pemuda berambut hitam dengan mata ungu kelam menggeram marah. Sudah duga yang tepat sasaran, lawan pun ternyata orang yang ahli. Bak terjaring dalam sulaman benang kusut, pilihan sulit menghadang di depan.

      Havella mengangguk pasti. Dengan mata kepala sendiri, juga perasa aura murni yang dimilikinya, menuntun dia melihat aura yang menguar pada diri seseorang. Ah ... tidak semuanya, dia hanya bisa melihat aura orang tertentu dengan kemampuan khusus.

      "Jelas aku melihat aura jingga menguar dalam tubuhnya, jingga yang dimiliki oleh sang pengendali masa. Dia duke bertangan besi juga berhati dingin, merobohkan egonya begitu sulit, tetapi itu semasa aku menjadi Gauri. Tapi, lihat bagaimana dia begitu melindungi sosok Gauri palsu itu!" Havella mengepalkan tangan, menahan amarah yang memuncak. Mukanya pun merah padam, tersirat luka ditatapan matanya.

     "Seharusnya Gauri palsu itu mati dalam jebakan kupu-kupu salju milikmu, tetapi duke sialan itu malah menyelamatkannya! Kenapa semua orang yang membenci Gauri asli malah berbalik melindungi Gauri palsu? Kenapa, Alverd?!" tanya Havella meraung frustrasi, menyibak rambut cokelat gelap bergelombang ke belakang. Tangan kirinya berkacak pinggang, suara geraman menggema di lorong labirin akademi.

     Pemuda bermata ungu kelam yang tak lain adalah Alverd Maer mendesah berat, kemudian berdiri dari posisi duduk, menepuk pundak Havella beberapa kali sekadar menenangkan.

     "Balas dendammu tetap akan terlaksana, Lady! Tinggal menghitung hari," ucapnya sebelum melangkah pergi meninggalkan Havella yang memejamkan mata, mengepalkan kedua tangan sebagai upaya meredam amarah yang mengungkung.

     Salju semakin lebat menimpa, tersangkut pada dedaunan yang menghalang.

     Lentera-lentera yang terpasang di jalan menuju akademi dari labirin pun mampu memperjelas jarak pandang Havella, melihat puncak cemara nan semerbak tertutup salju walau masih terlihat warna hijaunya. Goyangan pada beberapa sisi daunnya oleh sang anila merobohkan salju yang tersangkut di sana.

      Telapak tangan tanpa kaus yang biasa menutupi terlihat menampung serpihan salju. Havella merasakan dingin sekaligus lembut yang memanjakan kulit. Tersenyum cerah, seakan dia lupa pada masalah yang kian menderu rumit.

     "Lembut sekali, salju ini sangat indah! Lihat, itu seperti bunga!" serunya berlari menghampiri salju yang turun berbentuk bunga-bunga es.

     "Tidak! Kau tidak boleh menyukai salju! Tidak boleh! Kau harus selalu membenci musim dingin, sebab karenanyalah saudara tertua membenci dirimu dan rela melihatmu meneguk racun. Musim dingin adalah monster! Musim salju jahat padamu!" pekiknya.

      Dua bulir bening pun luruh ke pipi, tungkai melemah dan akhirnya bersimpuh di tumpukan salju. Getir, juga letih. Sebenarnya ada bagian hatinya yang sakit bila harus mendendam pada seseorang yang tubuhnya juga mengalir darah yang sama, tetapi mengingat akan ketidakadilan yang dia dapatkan, rasa itu menepi dan akhirnya terbuang.

      "Kalian harus mati!"

      "Kalian harus merasakan sakit yang aku derita!"

      "Kalian harus binasa! Neraka telah menunggu kalian datang! Telah ada ucapan selamat datang dari hawa neraka yang menguar harum untuk kalian jawab segera!"

      Dia tidak memekik, tetapi jelas kalimat tersebut mengandung nada tegas lagi ancaman. Namun, sang anila sekali lagi menenggelamkannya di antara reruntuhan salju yang kini menghiasi rambut cokelat gelap bergelombang nan indah milik gadis cantik yang dahulu dikenal sebagai tokoh protagonis.

Crazy Love (Tamat n Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang