Bab 22: Misi Mencari Lumut
.
.
."KITA sampai," kata Rahwan saat mereka memasuki hutan yang terlihat seperti rawa.
Portal yang dibuat Aldewa ternyata tidak tepat berada di hutan Blackwoard, tetapi juga tak terlalu jauh dari lokasi tersebut. Kelompok lain masih belum menampakkan diri, mereka yang pertama atau ada kelompok lain yang sudah kembali pulang?
"Syukurlah. Oh, kakiku yang mulus, kuharap kau tidak mengumpat jikalau rerumput liar itu menggoresmu," ucap Candi mengelus lembut kakinya yang tertutup kaus kaki panjang berwarna hitam polos.
Gauri merapatkan jaket, bunga-bunga salju masih setia turun menyentuh. Beberapa bagian tanaman di Hutan Blackwoard terlihat tak ditutupi salju, pasti salju meleleh saat sampai padanya. Gadis itu menajamkan pendengaran, mana tahu ada bahaya yang mengintai, dia bisa memberitahu yang lain, tetapi dia tak mendengar suara geraman di sekeliling.
"Nava, sejauh mana pengetahuanmu tentang tanaman ramuan yang dimaksud Miss Flynn?" Rahwan menyembunyikan tangan di kedua kantong jaketnya.
Nava yang sedang membungkus jemari tangan Gauri dengan sarung tangan miliknya menoleh ke arah si pemandu jalan. "Maaf, tadi aku ketiduran. Jadi, aku tidak mendengarkan penjelasan Miss Flynn, kukira kalian mendengarkan Miss Flynn."
Rahwan menghela panjang, dia juga tak terlalu mendengar penjelasan sang guru Ramuan, biasanya sehabis menjelaskan pelajaran dan teori, mereka langsung mempraktikkan dengan bahan serta alat yang sudah tersedia, lain dengan kali ini.
"Aku juga tidak terlalu ingat. Hanya nama buah Whiterflora, buah Redmoon, dan daun tanaman lumut Herbisidam," ingat Avara mengigiti pipi bagian dalam. Biasanya dia akan sangat mudah mengingat nama tanaman walau tanpa penjelasan panjang.
"Apa kau masih sangat kedinginan?"
Gauri menggeleng singkat. Nava begitu mencemaskan kondisi Gauri sampai ingin membawa gadis itu kembali ke akademi dan membiarkan poinnya berkurang, tetapi Gauri menolak.
"Aku ingat. Ada lima jenis buah yang mesti kita ambil dari sini, dua macam lumut, tiga jenis bunga. Tetapi, kita tidak boleh berpencar untuk mencarinya, sangat berisiko karena aku mulai merasakan aura geram di sekitar," tukas Gauri melirik teman-teman satu timnya yang tampak bimbang.
Selaku pembuat suasana ceria, Candi berusaha menghibur teman-temannya tetap tenang dan tidak khawatir.
"Kita tetap berpencar! Mustahil cepat menemukannya jika tidak berpencar, jadi aku membagi kita. Gauri bersama Aldewa, Avara dan Candi, Jino dengan Nava, sementara aku sendiri. Gauri bisa kau jelaskan mengenai bahan-bahan tersebut?"
Gauri mengangguk dan mulai menjelaskan apa yang diminta Rahwan. Dengan singkat serta sangat padat, akhirnya penjelasan Gauri bisa diingat baik oleh masing-masing mereka. Mereka akan berkumpul kembali di tempat berpisah. Jika saja nanti ada yang tak kembali di waktu yang telah dijanjikan, mereka akan mencari bersama-sama.
"Hati-hati, Gauri! Jangan sentuh es atau kiranya genangan air yang dingin!" pesan Nava sebelum berpisah dari Gauri.
Hutan yang seperti rawa tersebut mencekam, bagaimanapun terlihat bunga-bunga indah bermekaran, tetap saja mereka begitu berbahaya didekati atau bahkan sampai dipetik dan dihirup baunya. Racun serta obat terdapat di sana, dengan tanaman paling langka yang bersembunyi dan tak semua orang dapat mencari apa yang dibutuhkan, sebab tanaman yang dicari seolah menghindar.
"Lumut Herdiomasa tumbuh di bawah akar pepaya hutan, cuma bisa ditemukan di musim dingin. Pas sekali masanya. Kemudian, lumut Herbisidam tumbuh di bebatuan putih yang berada dalam rawa. Kudengar, rawa tersebut banyak cacingnya. Ah ... kita mendapat tugas yang membuat tubuhku geli seketika," kelakar Gauri yang berjalan di samping Aldewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Tamat n Revisi)
Fantasia(Dalam Masa Revisi Tanda Baca dan Typo) Blurb Siapa yang lebih hina? Sang budak cinta atau malah sang pujaan? Apa yang membedakan dia dengan budak cinta, jika bertangan besi? Sepele, tetapi menyiksa. Kenangan hanya tinggal kenangan, sebagai pelengka...