CL 20 : Undangan dari Pangeran Arthur

1.8K 287 4
                                    

Bab 20 : Undangan dari Pangeran Arthur
.
.
.     

SORE yang dingin, salju mereda. Hanya terlihat sedikit layangan bunga-bunga salju di udara, beberapa staff kebersihan turun tangan menyingkirkan salju yang menutupi jalanan yang akan dilalui orang-orang.

     Pemuda berambut pirang keemasan mempercepat langkah, jaket tebal masih terpasang di tubuhnya. Sesekali uap dingin mengepul ketika dia mengembuskan napas. Beberapa pelajar Moonlight Academy terlihat bermain salju di halaman yang begitu luas, membuat boneka salju dengan bahan seadanya yang mudah didapat.

      Pemuda itu melirik sekilas ke halaman luas akademi dan kembali menatap lurus ke depan. Langkahnya terhenti setelah sampai di tujuan, tangan merogoh saku dan menunjukkan kartu pelajar pada kepala asrama fantasi.

     "Aku ingin bertemu dengan Gauri Lovandra Almaska," ucapnya sembari menarik kartu pelajar dan memasukkannya ke dalam kantong jaket.

     Mrs. Elena mengangguk, mempersilakan Janshen masuk dan segera menuju kamar baru sang adik. Beberapa hari ini Gauri memang tinggal di kamar baru, mengingat bahwa kamar yang pertama kali ditinggalinya ditutup untuk selama-lamanya. Padahal, Gauri begitu nyaman di kamar lama yang tepat menghadap ke Bluewish.

     "Kakak?" panggil Gauri melihat Janshen yang berdiri di depan pintu kamarnya.

     Baru akan mengetuk pintu, Janshen mendengar panggilan Gauri langsung melihat ke sumber suara. Gauri berjalan bersama Havella. Si gadis berambut cokelat gelap bergelombang berpamitan ke kamarnya yang hanya berjarak dua kamar dari kamar Gauri.

     "Ada apa? Mari masuk!" ajak Gauri membuka kunci kamar dan mempersilakan Janshen ikut masuk.

     "Duduk dulu! Aku akan mengambilkan perasan jahe untukmu."

     Janshen menggeleng cepat. "Tidak usah! Aku juga tak akan lama-lama di sini."

     Gauri duduk di kursi belajar dan meletakkan gelas berisi perasan jahe di atas meja. Walau kesan pertama minum perasan jahe sungguh tak mengenakkan, tetap saja minuman itu menjadi favoritnya di musim dingin. Melihat pada sang kakak, dia paham bahwa Janshen sangat tergesa-gesa.

     "Aku akan pulang selama empat hari, bukan urusan yang penting bagimu. Sebentar lagi aku akan pergi, jadi ... aku meminta temanku untuk memantau serta menjagamu."

     Janshen menatap lekat pada pahatan wajah Gauri yang sangat mirip dengan marchioness.

     "Benarkah bukan hal yang penting bagiku?" tanya Gauri meyakinkan.

     Janshen mengangguk singkat dan berdiri. "Kuharap kau tak menghabiskan waktu bermain salju selama aku pergi! Ingat, kesehatanmu sangat penting, Gauri! Juga, tolong jaga jarak dengan Alverd dan Havella. Firasatku mengatakan hal yang buruk tentang mereka."

      Itu hanyalah firasat saja, tetapi Gauri tak mampu menyanggah ucapan sang kakak. "Aku akan berusaha, Kakak. Hati-hati di perjalanan, sampaikan salam rindu dan sayangku pada semua yang di rumah."

      Janshen mengecup singkat puncak kepala Gauri. "Pasti! Jaga dirimu selama aku tak bersamamu." Sehabis itu, Janshen menghilang setelah pintu kamar Gauri tertutup. Jendela kamar tak pernah dibuka sejak salju mulai turun, Gauri selalu menghabiskan waktu di dekat perapian.

      Beberapa menit saja sehabis perginya Janshen, pintu kamar diketuk dan Gauri segera beranjak membukakannya. Mrs. Elena tersenyum dengan sebuah gulungan berpita kuning emas di tangan, dia sodorkan gulungan tersebut dan kembali menghilang. Penyihir itu memang suka pergi dengan cara menghilang, sudah tak lagi membuat Gauri kaget dengan kebiasaannya tersebut.

Crazy Love (Tamat n Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang