CL 23 : Kedatangan Pangeran

1.5K 284 2
                                    

Bab 23 : Kedatangan Pangeran
.
.
.

"SANGAT di-dingin," ucap Gauri bergetar sembari merapatkan selimut tebal yang diberikan Mrs. Elena.

Nava menambah kayu di perapian, lahap sangat api memakan dan mengobarkan nyala yang hangat, tetapi tetap saja gadis beraparas ayu itu kedinginan.

"Ya Tuhan, kulitmu sedingin es, Gauri. Apa aku perlu mengirim surat pada Kak Janshen?" tanya Nava menatap cemas teman rambut putih saljunya itu yang menggeleng kuat.

Gauri tidak ingin membuat keluarganya cemas, terlebih lagi Janshen yang bila tahu kondisinya sekarang pasti akan marah besar, serta memaki orang sekitar yang tidak becus menjaga adiknya. Itu lebih berbahaya dibanding trol yang mengamuk.

"Ada Pangeran Mahkota, ada Pangeran!" teriak seorang penghuni asrama fantasi menggegerkan seluruh penghuni.

Mereka kalang kabut karena tidak menghias diri, ya, setidaknya bagi para gadis. Bagi para lelaki? Mereka tidak tertarik sama sekali. Datangnya sang pangeran hanya ada dua asumsi, pertama ... mungkin karena ada yang membuat masalah dengannya hingga pangeran menemuinya secara langsung. Kedua ... karena mungkin pangeran tengah berkeliling akademi.

Kedua asumsi itu sama-sama kuat, tetapi lain dengan Gauri yang was-was. Dia percaya bahwa Pangeran Arthur menemui dirinya karena berani menolak undangan.

"Mampus!" bisik Gauri memejam dan menyelimuti seluruh bagian kepala, bahkan matanya ikut tenggelam dalam selimut.

Suara ketukan khas sepatu pangeran terdengar nyaring menembus gendang telinga Gauri, jantung gadis itu berdegup kencang seperti selesai lari 400 meter. Apalagi dia mendengar para gadis memekik karena ketampanan sang pangeran yang kini duduk di samping Gauri.

Nava yang melihat itu tersenyum kikuk dan meninggalkan Gauri bersama Pangeran Arthur, lebih baik memekik dari jauh dan memerhatikan apa yang akan dilakukan sang pangeran pada teman saljunya itu. Akankah pangeran murka pada Gauri yang telah menolak undangan, atau memberikan pengertian? Namun, sepertinya opsi pertama lebih dominan, tersebab pangeran itu selalu marah jika keinginannya tak kesampaian.

"Apa kau benar-benar kedinginan Miss Alamska?"

Suara bersih Pangeran Arthur menembus selimut tebal yang menutupi kedua telinga Gauri hingga membuat sang gadis merinding seketika.

Pangeran Arthur benar-benar momok menakutkan bagi Gauri, mengingat dia yang menjadi tokoh utama dalam meracuninya dengan cara yang kejam, pura-pura terpikat akan Gauri. Huh, andai saja Gauri asli tak sebodoh itu dalam hal cinta, pasti dia menyadari siasat recehan tersebut.

"Ulurkan tanganmu!" pinta Pangeran Arthur.

Gauri merasa kerongkongannya tiba-tiba mengering. Adakah lewat suara saja racun itu bisa menggerogoti dirinya? Pikiran yang konyol, Gauri!

"Hey, kau tak usah takut aku akan berbuat macam-macam. Kita sedang dalam asrama, 'kan? Jadi, mereka semua adalah saksi bila aku berbuat yang tidak-tidak," bisik Pangeran Arthur lagi menyadarkan pikiran Gauri yang berkelana pada hal yang mustahil.

Perlahan, selimut tersingkap dan dengan tubuh yang bergetar karena mengigil, Gauri menatap pemuda di sampingnya yang tersenyum hangat mengalahkan hangatnya mentari di pagi hari.

"Ke-kenapa kau a-ada di si-sini?"

Percayalah, Gauri sama sekali tidak tertular gagapnya Aldewa, hanya saja itu memang sifat alaminya dalam perasaan bahaya, apalagi pada orang yang dicurigai. Dan, Pangeran Arthur adalah pusat bahaya sepanjang hidupnya.

Pangeran Arthur mengulurkan tangan, siap menerima uluran tangan Gauri. Namun, gadis berbalut selimut tebal itu menatap kosong pada kedua telapak tangan pangeran yang tak tertutup sarung tangan putih seperti biasanya.

Crazy Love (Tamat n Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang