Bab 15 : Ketertarikan Pangeran Arthur
.
.
."NAVA?" Gauri bertanya pada Nava dengan penasaran saat ruang utama istana telah penuh oleh tamu pesta debut pangeran ketiga.
"Apa?" Nava menjawab dengan tatapan letih terpusat pada pintu masuk yang akan dilalui keluarga kerajaan.
"Aku ingin kembali ke asrama," bisiknya membuat kedua mata Nava membulat sempurna. Permintaan Gauri terkesan konyol dan tentu saja Nava menggeleng cepat. Untuk apa mereka tampil cantik jika tak dipamerkan?
Alis Nava berkedut, lantas bertanya, "Kenapa? Bukankah semua baik-baik saja?"
Tidak mungkin Gauri bilang ada tokoh utama yang membuatnya keracunan hingga meregang nyawa. Juga terdapat beberapa pengawal penyaksi eksekusi mati. Gauri tak bisa bilang bahwa nyawanya terancam berada di istana. Seharusnya, dia berdiam diri di kamar dan jika perlu pura-pura sakit hingga punya alasan tak pergi ke pesta debut sang pangeran ketiga.
"Yang Mulia Raja Bravogar memasuki ruangan bersama Yang Mulia Ratu Astala, Pangeran Mahkota, Putri Astoria, dan Pangeran Brastala!"
Semua langsung terfokus pada pintu masuk yang keluarga kerajaan lalui. Tak ada yang tidak bergumam takjub akan keluarga Bravogar. Mereka maklum karena sejarah Bravogar selalu melahirkan keturunan yang rupawan dengan darah murni tanpa campuran ras.
Kini, perhatian Gauri terpusat pada tokoh utama yang membuatnya meneguk racun. "Pantas saja Gauri tergila-gila padanya, dia memang sangat mempesona dan berkharisma. Sayangnya, bagiku, masih belum menarik," gumam Gauri menilai dari atas kepala hingga ujung kaki sang pangeran mahkota.
"Kau bilang sesuatu?" tanya Nava berbisik.
Gauri tersenyum tipis dan menggeleng. Seluruh tamu diminta memberi penghormatan kepada keluarga kerajaan tanpa terkecuali. Sang raja memberikan sambutan dan dilanjut oleh sang ratu. Keluarga Bravogar identik dengan warna rambut hitam pekat dengan bola mata berwarna putih susu berintikan kuning emas, keturunan murni fallen angel bersayap putih wilayah White Island.
Acara pembukaan adalah penampilan tarian khas kerajaan. Dan, acara yang paling ditunggu adalah pertunjukan kekuatan asli sang pangeran ketiga. Di usia yang ketujuh tahun, setiap kekuatan murni mereka sudah pekat di dalam tubuh. Di mana keluarga bangsawan kuat selalu memiliki mana--energi sihir--yang berlimpah.
"Bukankah Pangeran Arthur begitu tampan?"
Gauri mengangguk singkat. Bukankah tokoh utama dalam cerita fiksi memang begitu tampan? Itu tak bisa dipungkiri. Akui saja Pangeran Arthur adalah pemuda paling tampan sejauh ini, tetapi hati dari jiwa yang bersemayam di raga Gauri tidak akan pernah jatuh hati pada ketampanan yang dimiliki sang pangeran bertangan besi.
"Mau berdansa denganku?"
Satu detik, Nava berhenti bernapas. Dua detik, Nava mengerjapkan mata indahnya. Dan tiga detik, kepalanya mengangguk tanpa perintah hingga tangan menggapai uluran tangan pemuda yang mengajaknya berdansa.
Gauri tersenyum melihat temannya telah berada di lantai dansa. "Aku tidak bisa berdansa, daripada ada yang mengajakku, lebih baik aku pergi." Gauri mengangkat gaun ketika berjalan.
Alur ini memang ada di novel Crazy Love, dan di saat inilah Pangeran Arthur bertemu dengan Havella ketika sang tokoh utama wanita tersebut tercebur ke danau kerajaan.
"Aku akan membiarkan kalian bertemu dan saling memadu kasih tanpa gangguan," lirih Gauri saat melihat Havella tengah berbincang dengan seseorang yang membuat Gauri menaikkan kedua alis.
"Bukankah itu Alverd? Bagaimana bisa mereka bertemu? Setahuku, yang bertemu dengan Havella adalah Arthur!" lirihnya menggigiti bibir dan melihat Alverd menjauhi Havella yang tersenyum licik. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius, tetapi Gauri tidak mengetahui apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Tamat n Revisi)
Fantasy(Dalam Masa Revisi Tanda Baca dan Typo) Blurb Siapa yang lebih hina? Sang budak cinta atau malah sang pujaan? Apa yang membedakan dia dengan budak cinta, jika bertangan besi? Sepele, tetapi menyiksa. Kenangan hanya tinggal kenangan, sebagai pelengka...