Bab 14 : Pesan dalam Rumor
.
.
."CANTIK itu tidak abadi Gauri, jikalau ada kecantikan yang abadi ... mungkin itu adalah kecantikan hatimu." Sosok wanita cantik separuh ikan menunjuk dada Gauri. Dia menjelaskan bahwa semua yang terlihat indah oleh mata, belum tentu akan abadi selamanya.
Gauri mengangguk setuju. "Tetapi, Miss ... bukankah kecantikan itu bisa menarik lawan jenis?"
Miss Zoyanca terkekeh kecil, kemudian berkata, "Pilihan setiap orang berbeda. Pikiran kita sebagai seorang perempuan pun harus lebih matang dalam menyukai lawan jenis! Ada pemuda yang mencintai karena kecantikan, padahal kecantikan itu akan pudar seiring berjalannya waktu. Sedangkan mereka yang mencintaimu karena kecantikan hati, itu karena mereka tahu bahwa hal tersebut jauh sangat berharga."
Angin sejuk menyirami rongga dada Gauri. Penjelasan Miss Zoyanca berhasil membuatnya tersenyum puas. Sosok siren yang tak tersentuh air asin selama dua hari tersebut terlihat pucat pasi, ekor hitamnya pun sudah kering dan mengerut. Namun, tetap saja di kedua mata Gauri sosok Miss Zoyanca begitu cantik dengan perpaduan suara yang merdu.
"Senang berkenalan denganmu, Gauri. Ini pin siren yang kuberikan pada anak bimbinganku, kau bisa gunakan untuk menemuiku di Bluewish," ujar Miss Zoyanca menyerahkan sebuah pin pada Gauri, pin yang berasal dari sisik ekor yang dia cabuti. Dari bekas sisik tumbuh sisik baru.
"Terima kasih Miss, aku menyayangimu," ucap Gauri tulus dengan langsung menghambur dalam pelukan Miss Zoyanca.
Baru beberapa pertemuan, Gauri merasakan kenyamanan dan kasih sayang tercurah dari sosok siren berambut merah menyala layaknya darah. Sebentar lagi, Miss Zoyanca dan dua siren lainnya akan dikembalikan ke Bluewish.
"Sayang sekali, aku tak bisa menikmati pesta debut Pangeran Ketiga," rajuk Miss Zoyanca saat Mr. Nolan datang bersama perawat lain yang membawakan tandu berisi air laut.
Gauri tertawa kecil dan berujar, "Aku akan menemuimu, Miss. Sekarang aku mesti memenuhi janjiku pada Mr. Scorpio."
"Baiklah, Gauri. Latihan yang serius agar kelak kau menjadi orang yang terhormat dan gelar Almaska tidak akan sia-sia."
Miss Zoyanca tersenyum lembut dan melambai ke arah Gauri yang mulai menjauh mempersilakan yang tertua masuk. Bersama sang siren, Gauri mendapat ilmu tambahan. Di hari Minggu ini, Gauri memilih jalan-jalan mengelilingi akademi, bisik-bisik tak mengenakkan tentang dirinya mulai terdengar.
"Benarkah dia itu sangat berbahaya?"
"Kudengar begitu. Dia tidak bisa mengendalikan elemen es khas milik Marquess Alamaska."
"Bukankah tandanya dia itu lemah?"
Gauri bukannya tidak mendengar, tetapi untuk apa memikirkan rumor tak sedap tersebut? Toh, mulut dan tanggapan orang-orang berbeda. Sebentar rumor ini beredar, besok lagi rumor yang baru, dan selanjutnya rumor lain lagi. Memang hidup tak pernah lepas dari rumor buruk yang tersebar dari sumber yang terpercaya.
Kaki membawanya ke perpustakaan, Gauri memperagakan kartu pelajar dan mulai mencari bahan bacaan pengobat jenuh. Perpustakaan kini menjadi tempat favorit baginya, bau lembaran perkamen-perkamen, tumpukan dan deretan berbagai buku terlihat seperti taman baginya.
"Bukankah dia adiknya Janshen Almaska?"
"Benar. Cuma dia yang tak bisa mengendalikan elemen es dalam sejarah Almaska."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Tamat n Revisi)
Fantasy(Dalam Masa Revisi Tanda Baca dan Typo) Blurb Siapa yang lebih hina? Sang budak cinta atau malah sang pujaan? Apa yang membedakan dia dengan budak cinta, jika bertangan besi? Sepele, tetapi menyiksa. Kenangan hanya tinggal kenangan, sebagai pelengka...