Bab 12 : Hewan Sihir
.
.
.GAURI menatap bingung lelaki berambut hitam kelam di depannya. Mereka dipisahkan meja kaca hitam polos persegi empat. Lilin besar di tengah meja menerangi ruangan, terlihat setiap sudut ruang tersebut berdiri patung-patung hewan mitologi dengan rune rumit yang terpahat di kening masing-masing.
Di dinding hitam tak satu pun hiasan yang bergantungan, polos dan bersih. Mr. Scorpio menyodorkan sepiring muffin cokelat pada anak muridnya tersebut, Gauri menatap lama kue muffin yang menggugah selera.
"Makanlah! Tidak ada racun di dalamnya."
Mata Gauri menatap ragu. Mendengar rumor yang mengatakan bahwa Mr. Scorpio sangat misterius dengan kehidupan, seperti tengah bermain dengan takdir. Dan, apakah sekarang Gauri sedang masuk dalam permainannya? Gadis itu bahkan tak yakin jika lelaki di hadapannya tergolong orang baik.
Menurut buku panduan yang Gauri baca serta ditambah arsip guru di perpustakaan, Mr. Scorpio disebutkan memiliki pribadi ganda. Terbagi dari pukul 07.00-14.00, dia akan bersikap tegas dan sulit ditebak. Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, juga tak pernah tersenyum. Namun, jika sudah memasuki pukul 14.01-06.59, Mr. Scorpio bersikap sebaliknya.
Ya, walau bicaranya masih terkesan tajam dan mengintimidasi. Gauri akhirnya mengambil satu muffin dan mengigit kecil. Udara ruangan yang dirasakan panas tak menurunkan derajatnya sedikit pun, Gauri mulai gerah. Entah cuaca yang memang panas, entah pula karena perasaan takut.
"Perkenalkan, namanya Safaka."
Gauri baru sadar di pangkuan Mr. Scorpio terdapat seekor kucung hitam dengan mata putih yang mulai menggeliatkan tubuh.
"Aku ini jantan malah diberi nama betina! Dasar laki-laki aneh!"
Tawa kecil keluar dari mulut Gauri mendengar bantahan Safaka dalam bahasa kucing. Mr. Scorpio menaikkan sebelah alis, dia semakin yakin bahwa anak muridnya tersebut memiliki bakat seorang penutur.
"Kau pasti mendengar bantahan Safaka bukan, Miss Almaska?"
Diam. Dia tidak tahu apa yang harus dijawab, tebakan Mr. Scorpio benar dan tak bisa disangkal. Ragu-ragu gadis itu menganggukkan kepala membuat senyuman lelaki fallen angel tersebut mengembang.
"Itu artinya dugaanku mengenai kemampuanmu tepat!" serunya dalam nada pelan agar tak ada yang mendengar di luar sana. Gauri menatap mata hitam kelam Mr. Scorpio yang berbinar akibat pantulan sinar lilin yang menerangi.
Gauri tak ada niatan menyanggah atau bertanya. Dia menunggu apa selanjutnya yang akan dikatakan oleh lelaki fallen angel tersebut. Yang dia harapkan bukan sesuatu yang mendekatkan nyawanya pada malaikat pencabut nyawa. Huh ... semoga saja tidak.
"Tenanglah, Miss Alamska. Aku tidak akan memberatkan dirimu dengan mengetahui kemampuanmu tersebut. Hanya saja, aku ingin kemampuanmu bisa berguna bagi dirimu dan orang lain."
Terdiam. Mr. Scorpio memberi jeda beberapa menit, menunggu reaksi gadis berambut putih salju berantakan yang kiranya ketagihan mencicipi kue muffin cokelat yang dia buat sendiri. Namun, reaksi yang ditampilkan Gauri biasa-biasa saja. Hal yang di luar perkiraan.
"Manusia aneh ini kentut sembarangan, mana bau lagi. Huh ...."
Gauri menahan tawa semampunya. Safaka melompat turun dari pangkuan sang tuan, pergi menghindar. Mr. Scorpio walau tak tahu apa yang dikatakan sang kucing mengernyitkan dahi, apa pun itu ... dia yakin sang kucing mengatakan sesuatu yang lucu sampai gadis di hadapannya menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Tamat n Revisi)
Fantasi(Dalam Masa Revisi Tanda Baca dan Typo) Blurb Siapa yang lebih hina? Sang budak cinta atau malah sang pujaan? Apa yang membedakan dia dengan budak cinta, jika bertangan besi? Sepele, tetapi menyiksa. Kenangan hanya tinggal kenangan, sebagai pelengka...