Enjoy!!
Happy reading!
Vote and coment!
-------------------------------------Dean mengelus pipinya yang kini bergambarkan telapak tangan seseorang yang bernama Meri,
Setelah adegan tarik menarik menuju kamar dan adegan buka baju yang dikarenakan baju meri yang basah akibat terkena tumpahan kopi milik Dean yang tak sengaja tersenggol.Alex dan azriel pun hanya memandang uncle nya prihatin..
Kembali kepada meri yang sibuk memasak sesuatu di dapur untuk makan malam mereka.
Ya ini sudah malam dan Nauka sama sekali belum menampakkan batang hidungnya untuk menjemput anak-anak.
Terus Mengaduk masakannya, tanpa orang lain ketahui bahwa meri sedang menahan kesal saat ini.
Mereka makan dalam diam bahkan alex yang biasanya ribut pun nampak memahami keadaan dan berusaha dengan cepat memakan makanan nya.
Meri yang sedang menemani Esther menyedot botol susu miliknya pun menghela nafas melihat jam dinding yang sudah menunjukkan angka 9 malam.
Dirinya lelah dan ingin cepat pulang ke rumah Rendy untuk istirahat namun Nauka masih belum datang itu membuat meri kesal.Bukan karna ia tak mau menjaga bocah-bocah lucu ini hanya saja dirinya juga butuh istirahat disaat hatinya juga ikut lelah dengan keadaan ini.
Meri ingin Nauka sedikit mengerti tapi justru dirinya seakan di paksaan untuk berdekatan dengan Dean yang jelas -jelas ingin Meri hindari saat ini.Dean menyadari, Meri yang sepertinya mulai tidak nyaman berdekatan dengannya.
Dean merasa sedikit bersalah karna telah mengucapkan hal jahat seperti itu, namun disisi lain Dean tak ingin Meri terus-menerus mendekati dan menaruh harapan padanya.
Karna bagi Dean berjuang sendirian itu percuma dan tidak akan berguna, hanya membuang waktu dan pastinya gak akan berakhir bahagia,
Stidaknya Itu pengalaman yang dean dapatkan.
Dean masih belum bisa membuka hatinya, bagi Dean sebuah hubungan yang melibatkan perasaan adalah hal yang akan merepotkan nantinya.
Bagi Dean perasaan merupakan hal yang paling ia hindari,baginya lebih baik sendiri menikmati sepi dari pada harus sakit hati di kemudian hari.
Katakanlah dean laki-laki yang pengecut, namun ia juga manusia yang bisa terluka.
Menghela nafas sebelum berdehem pelan menarik perhatian meri,
“Mau gue anterin pulang? Udah malem Esther juga uda tidur jadi gapapa kalo lu mau pulang" ujar Dean
Meri yang mendengar hal itu menatap Seonggok manusia menggemaskan yang sedang terlelap seakan menimbang apakah ia menerima tawaran Dean untuk pulang atau tidak.
.................................
Di sisi lain sepasang suami istri sedang mengalami hal yang tidak terduga diperjalan menjemput anakan singa eh, anak-anak maksudnya..
“kok bisa si bensin nya abis?!!" Nauka kesal pasalnya dirinya harus segera menjemput anak-anak nya ini sudah terlalu malam namun suaminya malah berulah, masa iya orang kaya kehabisan bensin di tengah jalan,
Mana sepi lagi.."Sorry sayang aku lupa kalo mobil yang ini baru di pakai perjalanan jauh sama sekretaris aku" jelas Leo merasa bersalah.
" Ga mau tau cepet suruh bawa mobil lain kesini atau aku naik becak nih!" Kesal Nauka
"Iya iya baby mobil lain bentar lagi sampai kesini kok ,kamu sabar bentar oke" jelas Leo kepada istrinya
"Kalo ginian aja alasannya lupa, kalo masalah jatah aja yang ga pernah lupa!" Sindir Nauka
"Hehe itu lain lagi ceritanya sayang." Balas leo yang cengengesan..
Nauka yang melihat itupun cuma bisa menghela nafas kesal..Nauka terus cemberut melihat suaminya yang santai sedangkan dirinya merasa tidak enak sama meri yang pastinya lelah menjaga anak-anak seharian ini.
Ditambah hubungan Dean dan meri yang saat ini sangat canggung.
Nauka seakan tersadar kalau apa yang ia lakukan salah, tidak seharusnya nauka memaksakan hal seperti itu..Nauka kembali menghela nafas panjang..
Namun kali ini fokus nya teralihkan kepada makhluk yang sedang melompat-lompat di kaki nya..
Kebetulan jalanan yg agak basah di karnakan sempat terkena guyuran hujan, membuat binatang imut itu keluar dari persembunyian.Dengan cepat nauka mengambil hewan tersebut tanpa sepengetahuan suaminya, berniat ingin mengerjai suami tampan nya.
"Leo!! Ayo tebak di tangan aku ada apa?!!" Tanya nauka antusias melihat respon suaminya yang sudah lama tidak melihat hewan seperti ini..
Leo menoleh kearah istrinya lalu mematikan ponsel nya dan fokus kepada tangan Nauka yang tertutup rapat..
"Apa memangnya? Kamu main tanah? Kok kotor gitu tangannya?" Tanya leo yang penasaran dengan apa yang di oegang oleh nauka.
" Enggak kok, mau liat gak?"
"Apa si coba liat?!"
"TARAAA!!!!! KYOEPTAA!!!" Heboh nauka.
Dan.........
BRUKKK!!!!!!!!!!
"LOH ?? Kok masi pingsan aja si? Cuma anak kodok doang kok!! Ya ampun ini siapa yg mau nolongin coba? Mana di pinggir jalan.."
Fix nauka semakin kesal...
Ada jasa tukar tambah suami baru ga sih? Kalo ada Nauka mau tuker suami baru aja deh kayaknya..
..................................
Setelah insiden dimana meri akhirnya pulang setelah menunggu lama kedatangan Nauka Meri memutuskan pulang dijemput Rendy ya siapa lagi emang yang setia anter jemput zubaedah kalo bukan pangeran Rendy.
Namun alasan sebenarnya adalah jomblo yang penuh kegabutan. Dan hal itu di manfaatkan oleh Meri yang terlalu pintar memanfaatkan keadaan.
Sebenarnya Dean sudah bermaksud untuk mengantarkan Meri dengan selamat namun meri menolak dengan alasan udah ada yang jemput.
Jika kalian pikir Meri akan menerima tawaran jemput itu dengan senang hati, tentu saja tidak pemirsa..
Meri dalam misi move on jadi dirinya harus meminimalisir interaksi dirinya dan bang Dean.
Demi kedamaian hati dan pikiran meri memilih jalur aman sekarang.
Meri yakin bisa move on dalam waktu dekat.
Yakin sekali!!Liat aja satu minggu kemudian pasti move on!!!
“Emang laki-laki bang Dean seorang, masih banyak kok. " Pikir meri
Gapapa jomblo yg penting move on!
Visi: gagal
Misi: move on
Visi misi: gagal jadian akibat keburiqan!Vote and coment!!!
---------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo my Oppa!
Romance(Di sarankan untuk baca You're my Mommy! Terlebih dahulu) ketika zubaedah alias Meri jatuh cinta dan tak lelah mengejar abang dari sahabat baiknya dengan segala kehebohan dan kericuhan yang terjadi oleh nya, jatuh bangun Meri berjuang mendaki gunun...