Jangan Dipaksa Jika Tak Bisa

412 95 33
                                    


Eheeheheeeeee....
Aku masi hidup kok
Hehehehe ...,.

Vote yakk!!!!
Komen juga deng...!!

Ehehehehhh.....

__________________________


Dean terus memikirkan perkataan Meri yang mengatakan bahwa Meri sudah move on ada perasaan aneh yang mengganjal perasaan yang membuatnya bingung harusnya dirinya merasa lega dan senang ketika Meri benar-benar sudah melepaskan dirinya tapi kenapa rasanya aneh seperti ini, bahkan Dean merasa terlalu sulit untuk dijelaskan.

Dean mencoba menghilangkan pikiran anehnya,
"bukankah ini lebih baik?" Batinnya

Mencoba meyakinkan diri bahwa ini adalah jalan yang benar Dean perlahan keluar dari caffe menuju rumah adiknya Nauka, Ya semenjak Meri tidak tinggal bersamanya Dean jarang kembali kerumah, Dean lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan keponakan nya dan kerjaan pastinya, setiap Dean kembali kerumah entah mengapa bayangan Meri seolah masih menghiasi keadaan rumah. hal itu membuatnya tak nyaman.

nauka terkadang merasa miris melihat keadaan abangnya itu, nauka juga bingung harus berbuat apa nauka berada di posisi netral dimana dirinya tidak bisa memihak anytara abang atau sahabat seperjuangan nya itu Nauka sayang kepada kedua makhluk itu dirinya tak ingin hal seperti ini ternjadi sebenarnya ,namun apa dikata bubur sudah diaduk jadi ya tinggal di happ.

"tapi btw, makan bubur pagi-pagi enak juga kayaknya,jadi pengen" batin Nauka

___________________________

Pagi yang plong bagi Meri setelah tidur dengan mata bengkak dan dada sesak Meri justruterbangun dengan keadaan yang jauh lebih baik dirinya sudah merenung di dalam kamar mandi tadi dan juga sudah mengambil keputusan untuk menjauhkan diri dari semua hal yang berbau Dean, memang benar jangan dipaksa jika tidak sejalan, mending cari yang sejalan.

"gimana udah enakan? udah plong? udah waras belum lu? " Rendy bertanya ketika melihat Meri yang baru keluar dari kamarnya setelah semalam melalukan sesi move on yang sesungguhnya.

Meri yang melihat Rendy yang sepertinya sedang menikmati pagi dengan secangkir kopi buatan mama nya di meja makan ,milik keluarga hangat itu. Meri tersenyum mengatakan semua baik-baik saja.Meri mengabil posisi duduk menghela napas panjang bersiap untuk menjalani dunia tipu-tipu ini.

"Aman tenang aja lu, gue bukan cewe tolol lagi kok." jawab Meri yang dibalas senyum lebar oleh Rendy

"That's my Girl!! masih banyak laki-laki yang mau sama lu kok tenang aja udah. "hibur Rendy

"btw mama lu mana? sepi amat ni rumah kaya kuburan lama" tanya Meri yang merasa aneh melihat suasana rumah yang sepi biasanya sejak pagi mama nya Rendy sudah heboh.

"pergi,baru aja abis buatin sarapan dan kopi gw langsung cabut katanya si mau bulan madu ke jepang." jelas Rendy

"sumpah lu? demi apa? bulan madu? " kaget Meri yang ga habis fikir dengan kehidupan orang kaya. Rendy hanya mengangkat bahu acuh sudah terbiasa dengan sikap romantis yang kadang membuatnya muntah yang sering orang tuanya perlihatkan di rumah.

-----------------------------------------

Meri sudah memutuskan hal yang seharusnya ia lakukan sedari dulu setelah mengingat dan menimbang serta dipikir dengan seksama dirinya terlalu banyak membuang waktu dan harga diri untuk lelaki yang tidak tahu diri seperti Dean, tapi di satu sisi ini semua juga bukan salah manusia bernama Dean, Meri lah yang terobsesi mengejarnya seolah Dean akan luluh dengan segala usaha yang telah Meri curahkan tapi fakta memang kadang tidak sejalan.

Sejenak Meri sadar dirinya hanyalah tokoh figuran yang ada didalam kisah cinta Nauka, Meri terlalu terbawa suasana dan perasaan berharap dirinya akan mendapat kisah sempurna yang sama dengan sahabatnya.

Hallo my Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang