[15] Arti Sembahyang

540 78 49
                                    

⚠️TYPO BERTEBARAN

***

Kegiatan belajar mengajar dimulai satu jam yang lalu, kelas Bella sedang melangsungkan pelajaran bahasa Inggris, tapi sepertinya Bu ela sedang berhalangan masuk, jadilah kelas Bella free, dan entah kenapa otak Bella selalu kepikiran dengan Hayam Wuruk, Bella menyesal telah memberikan kebebasan pada orang itu di rumahnya, bagaimana kalau rumahnya roboh? Terhitung sudah dua jam setengah Bella meninggalkan rumah, kekhawatirannya malah kian menjadi, kemarin pintu, lalu hari ini?

"Astaga, nek maafin Bella yang gagal jaga rumah"

Fiks! Bella kena mental.

Saat sudah bersiap untuk tidur, bella merasa kelas mendadak riuh entah karena apa, Bella yang nyawanya sudah ngawang masih sedikit bisa merasakan ada pergerakan di bangku sampingnya, siapa yang berani menduduki bangkunya? Ah maksudnya duduk bersamanya?

Bella menengok ke samping, bertepatan dengan sepasang mata hitam legam yang juga menyorotnya, iris mata coklat menenangkan dan mata hitam legam itu beradu, jantung Bella berdetak kencang, desiran aneh mengalir di darahnya, tanpa keduanya sadari detak jantung mereka beriringan.

Bella berdehem untuk menormalkan perasaan aneh yang ia rasakan, dari pada pusing sendiri sepertinya melanjutkan tidur adalah pilihan terbaik.

Tetapi baru akan melelapkan diri sebuah suara menginterupsinya. "Aji". Bella kembali mendongak menatap uluran tangan dan wajah lelaki di sampingnya tanpa minat, sepertinya murid baru.

"Bella". Balasnya tanpa menyambut uluran tangan itu dan kembali melanjutkan aktifitasnya yang tertunda, Bella juga tidak mau ambil resiko merasakan kesakitan yang ia belum tau penyebabnya, lebih baik menghindari kemungkinannya saja alias cari aman e yg y, mengabaikan rasa aneh yang tadi ia rasakan dan memilih...

Tidur.

***

Bel pulang telah berbunyi, sejak istirahat tadi Bella memutuskan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, memilih membaca buku sejarah Majapahit terutama tentang raja keempat agar lebih mengenal anak Adam yang mungkin telah menghancurkan rumahnya saat ini, Bella menghela nafas, cuaca hari ini begitu panas, rumahnya yang dekat dengan sekolah bahkan serasa berjarak puluhan kilo saja.

Saat sampai di depan rumah Bella bersyukur, ternyata rumahnya tidak roboh.

Clek

"Aku pulang"

Mendengar suara pintu terbuka membuat Hayam Wuruk yang awalnya duduk di sofa depan tv menatap kearah pintu utama dan mendapati Bella disana.

Hayam Wuruk tersenyum. "Selamat datang". Ujarnya menyambut, Bella yang mendengar kalimat itu sedikit kaget, tapi kemudian ia tersenyum hangat dan mendudukan diri di sebelah sang raja.

"Apa kamu lelah?". Bella menatap Hayam Wuruk sekilas kemudian menyandarkan punggungnya di kursi, menghela nafas sebentar seraya mengangguk.

"Ya"

Walaupun sudah terbiasa jalan kaki tapi entah kenapa hari ini sungguh memelahkan.

Bella menatap Hayam Wuruk yang juga menatapnya, atensinya beralih kearah tv yang tidak menyala. "Sejak kapan kau duduk di sini?". Tanya Bella.

"Sejak kau berangkat sekolah". Jawabnya enteng.

Bella menggeleng tak percaya, astaga! Apa si ogep ini nggak bosan? Dia duduk disini Berjam jam hanya berdiam diri?

"Apa kau tidak bosan? Kau juga tidak menonton tv?"

Hayam Wuruk menggeleng. "Tidak, aku juga sedang sibuk". Bella mengernyit. "Sibuk? Sibuk apa?"

Attachment [MAJAPAHIT]~on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang