[22]Raja Gombal

526 65 39
                                    

⚠️TYPO BERTEBARAN

***

"R-rasa apa?". Sial! Kenapa dengan dirinya!?

Hayam Wuruk yang mendengar cicitan Bella terkesan gagap langsung menoleh, entah kenapa dia tidak bisa menahan sudut bibirnya yang berkedut memaksa untuk melengkung. "Rasa dimana aku sangat ingin melindunginya, aku merasa memiliki kewajiban untuk membahagiakannya, aku benar benar tidak bisa membuat dia menangis adinda". Lanjutnya menatap lurus keatas, Bella bisa dengan jelas melihat keseriusan yang besar di sorot mata Hayam Wuruk, ya! Bella tau itu, sedetik kemudian dia tersenyum miris, kenapa harus tersenyum miris? Ya nggak tau pengen aja.

Hayam Wuruk kembali memejamkan mata saat tangan Bella membelai lembut kepalanya, sentuhan ini benar benar membuatnya nyaman, dirinya pun tidak tau kenapa mengizinkan orang asing menyentuh kepalanya.

"Kau... Mencintainya?". Celetuk Bella tiba tiba, Bella masih menatap Hayam Wuruk serius, sedangkan yang di tatap malah tersenyum tanpa membuka mata.

"Lebih dari itu"

Gerakan tangan Bella terhenti seketika, tatapan Bella menatap lurus kedepan, entah kenapa dan apa yang dia rasakan, dia juga bingung, jantungnya berdetak tidak seperti biasanya, ah seharusnya dia mencatat apapun yang di katakan Hayam Wuruk, tapi-

"Pitaloka dan Nertaja bagiku itu sama adinda...". Bella menunduk menatap mata Hayam Wuruk yang kini juga tengah menatapnya, tatapannya begitu hangat dan masih Dnegan mempertahankan senyum hangatnya dia kembali berucap. "Bukankah menjaga dan membuat bahagia adik perempuannya adalah tugas seorang kakak laki laki?"

Please! Tolong hilangkan Bella sekarang juga! D-dia malu ANJENG.

"Dan tunggu, apa tadi? Cinta?". Hayam Wuruk terkekeh. "Aku cukup lebih dewasa darimu untuk mengerti arti cinta adinda"

Bluss

Sial! Sial! Sial!

Kenapa mendadak suhu ruangan jadi panas?! Wajah Bella merah padam.

"Selain seorang kakak aku juga seorang raja bukan?". Lanjutnya lagi.

Dan rasanya Bella ingin salto seketika kala mendengar ucapan Hayam Wuruk yang

"Bukankah cinta seorang raja hanya untuk sang permaisuri?"

Bunuh Bella sekarang juga!

***

Senin yang tidak terlalu buruk, ya, setidaknya cuaca yang berawan tapi tidak mendung membuat Bella tersenyum cerah, hari ini juga dia snegaja berangkat pagi, entahlah, dia hanya ingin, Halah itu cuma alibinya saja, aslinya ya Bella udah capek di buat blushing berkali kali karena gombalan receh si ayam itu, entah darimana dia bisa jadi ngegombal begitu, seperti ini:

"salam katresnan saking kaula kanggo sampeyan diajeng"

(Salam cinta dariku untukmu adinda)

Siapa yang tidak meleleh coba! Meskipun Bella anak Jakarta, dia juga nggak bego bego amat sama bahasa Jawa cok!

Tapi ya gitu, Bella sadar dekkne sopo, makane gaya goblok wae lah ketimbang baperr eh ternyata di baperin doang. Dia juga tidak tau segabut itukah si maharaja sampai ngegombal segala!?

Koridor masih cukup sepi, hanya beberapa anak rajin saja yang sudah datang untuk piket, tak sengaja mata Bella melihat Kevin dengan tampilan acak acakan tengah membawa tumpukan dokumen berjalan tergesa gesa dan berakhir bertabrakan dengan siswa lain di belokan alhasil kertas kertas itu pun jadi ambyar.

Bella bergegas kesana dan membantu memunguti. "Kakak kenapa sih? Kayak orang sibuk aja". Dumel nya bertepatan dengan keduanya berdiri, Kevin memutar bola matanya malas, tidak Taukan Bella jika dia memang orang sibuk!

Attachment [MAJAPAHIT]~on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang