⚠️TYPO BERTEBARAN
***
Minggu pagi dalam hidup Bella kali ini dimulai dengan sarapan nasi goreng dan omelette hasil masakannya sendiri, Bella cukup mahir dalam hal memasak, rasanya pun tak usah di ragukan lagi, seperti biasa selama sarapan hanya terdengar dentingan sendok beradu piring tanpa ada percakapan apapun, jika di perhatikan ternyata kebiasaan Bella dan Hayam Wuruk banyak yang sama, seperti makan tanpa bicara, dan saat setelah makan keduanya langsung menaruh sendok dan garpu di sebelah piring.
Ting!
Sebuah notif pesan dari ponsel berbunyi, Bella menegak minumnya sebentar kemudian menyalakan ponselnya, ternyata pesan dari arsen, tunggu! Arsen?
Bella segera membuka chat itu.
Kak Arsen XI-IPA 1
Bljr brng rmh gw! 09.00Apa apaan ini! Bella sedikit terkekeh setelah memahami isi chat manusia kutub itu, sungguh keterlaluan singkatnya, mendengar seseorang terkekeh membuat Hayam Wuruk menatap Bella aneh, Bella yang merasa di perhatikan pun mendongak, dia mendengus kasar ketika memahami arti tatapan Hayam Wuruk yang seolah berkata 'waras mbak?'
Malas untuk memeperpanjang Bella segera mengemasi sisa sisa makanannya ke dapur, mencuci semua perabot yang ia gunakan tadi pagi lalu segera menggelar buku bukunya di karpet ruang tengah, bahkan sebagian besar buku Bella sudah bertepuk rapi di sana.
Mulai membaca lembar demi lembaran kertas di buku sejarah, Bella sudah menghafal tentang riwayat hidup Raden Wijaya, ah bahkan Bella sudah sangat memahami kisahnya Mahesa cempaka, Ken Arok, hingga saat ini sampai pada raja keempat, siapa lagi kalau bukan si ayam.
Bella terdiam ketika membaca bagian tentang perang Bubat yang saat ini masih di ragukan kejelasannya, matanya menatap satu nama yang berperan penting dalam kejadian ini.
"Dyah Pitaloka Citraresmi"
Ya, Bella juga sedikit tau tentang sosok wanita yang terkenal akan kecantikannya di zaman dahulu, seketika Bella memutar bola matanya malas menyadari sesuatu, pantas saja Hayam Wuruk mau dijodohkan dengannya, buaya mana tahan sama yang bening dikit.
Lamunan Bella masih berlanjut, mencoba berpikir keras tentang Mahapatih gadjah Mada yang juga cukup mempengaruhi insiden tersebut, Bella yakin satu tokoh hebat itu tidak mungkin bertindak sebodoh ini dengan menjadikan Dyah Pitaloka sebagai bukti tunduknya Pasundan terhadap Majapahit yang di jelaskan di buku ini, itu tidaklah mungkin, terlebih sumpah yang beliau ucapkan dan adanya kebinekaan, apalagi beliau seorang kesatria besar yang tidak mungkin melecehkan seorang wanita, arrgh! Kenapa semuanya jadi runyam begini!
Benar ternyata, pernah Bubat itu masih cukup runyam.
Saat sedang berpikir keras Bella di kejutkan dengan sebuah kepala yang tiba tiba bertengger manis di pahamnya, ingin sekali Bella segera mendorongnya saat menyadari dengan seenak jidat Hayam Wuruk menjadikan pahanya sebagai bantal.
Tapi mana mungkin dia Setega itu.
"Ck! Raja ah! Bangun! Aku sedang sibuk". Bella mencoba mengangkat kepala Hayam Wuruk agar terbangun, tapi nihil, Hayam Wuruk malah Menganti posisi menjadi miring dan menenggelamkan wajahnya di perut Bella.
Di tengah tengahnya Hayam Wuruk tersenyum kecil, satu kata yang mampu dia kelabakan saat ini.
Nyaman.
Kegiatan Bella yang mencoba mendorong tubuh Hayam wuruk terhenti ketika menyadari jika kening lelaki itu terasa panas, apa pria ini demam?
"Kau sakit?". Bella menuntun Hayam Wuruk untuk berbaring, dan benar saja, wajah pria ini pucat, Bella bahkan baru menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attachment [MAJAPAHIT]~on going
Fantasy⚠️ •Cerita mengandung kata kata kasar dan adegan kekerasan •Fantasi •18+ (kecuali author) APAPUN BISA TERJADI DALAM SEJARAH KADANG YANG DI FAKTAKAN BELUM TENTU ITU FAKTANYA ______________ "kamu siapa?". tanya seseorang berpakaian aneh ya...