[13]Efek Sebuah Senyuman

602 84 41
                                    

⚠️TYPO BERTEBARAN

***

Hari semakin petang, entah kenapa hujan deras mengguyur kota Jakarta ditengah musim kemarau, gemuruh petir seakan menjadi lagu pengiring Bella yang sedang melipat baju di ruang keluarga, tapi kali ini bukan hanya baju Bella saja, tapi juga ada beberapa kain aneh milik Hayam Wuruk.

Beberapa saat setelah merapikan baju, perhiasan serta mahkota milik Hayam Wuruk Bella jadi terdiam menatap semua benda asing yang telah di susun rapi itu Lamat Lamat, otaknya kembali memutar memori saat dirinya bertemu dengan Hayam Wuruk di petilasan reruntuhan candi kemarin.

"Apakah dia benar benar dari masa lalu?"

"Apakah ini benar benar nyata? Ah itu sangat mustahil"

"Tapi jika dia berbohong, benda benda aneh yang ia kenakan ini tidak akan ada di 2021"

Bella kembali mengangkat mahkota milik Hayam Wuruk yang terbuat dari emas murni dan ukiran ukiran indah yang Bella yakini bukan dari masa ini.

"Benda ini begitu aneh, aku yakin benda ini tidak ada disini, jadi... Apakah mungkin?". Gumam Bella sambil memindai setiap inci mahkota antik itu.

"Apa yang adinda lihat?"

"Astaga!". Bella terlonjak kaget ketika mendengar suara berat seseorang secara tiba tiba, hampir saja mahkota itu terlepas dari tangannya, Bella menoleh kesamping mendapati lelaki tampan memakai kaos hitam polos di padukan celana Levis di bawah lutut yang Bella dapatkan dari lemari neneknya, Bella baru tau jika neneknya menyimpan banyak baju laki laki, mungkin milik cucunya yang lain, entahlah Bella juga tidak tau.

Rambut panjangnya yang masih basah namun sudah terlihat rapi membuat Bella mengerti jika lelaki ini baru saja mandi, sepertinya lelaki itu sudah bisa menyisir rambutnya sendiri.

Bella tersenyum melihat Hayam Wuruk duduk di sebelahnya sambil mengambil alih mahkota dari tangan Bella.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?". Tanya Bella sedikit ragu tapi ini juga demi kebaikan jiwanya yang sudah sedikit di buat depresot oleh kelakuan si raja ogeb ini seharian.

Hayam Wuruk masih tampak menatap mahkotanya kemudian beralih menatap Bella seraya mengangguk. "Izin di berikan"

Bella hanya bisa pasrah dengan sikap yang mulia ini, dingin dan kaku sekali Kel triplek, dahlah seterah Baginda saja.

"Jika benar kamu penguasa Majapahit yang ke empat, berarti kamu itu raja bocil- maksudku raja muda yang membawa Majapahit pada puncak kejayaannya?". Nah kan! Mulut Bella minta di ruqiyah!

Hayam Wuruk menatap Bella penuh arti, terdiam cukup lama hingga dia menjawab. "Ya, dan boleh aku tanya sesuatu juga?"

Mendengar itu Bella menjadi waspada, siaga satu, dia takut jika pertanyaannya aneh aneh dan bisa merubah sejarah nantinya.

"A-apa?"

"Jika ini di masa depan, apakah yang kamu ucapkan tentang aku yang membawa Majapahit pada puncak kejayaan itu benar adinda?".tanya Hayam Wuruk sambil menyelami iris coklat Bella seakan menembus jiwanya.

Bella memejamkan mata merutuki kebodohannya yang asal bicara tanpa memikirkan akibatnya, dia lupa sedang bicara dengan manusia purba.

"Lalu, dimanakah kerajaanku saat ini?". Lanjutnya yang semakin membuat Bella campur aduk, Bella bingung harus menjawab apa, bisa Bella pastikan jika saat ini Majapahit belum mengalami puncak kejayaan alias masih otw.

"Kamu tau kan, peradabannya berada 671 tahun yang lalu?". Hayam Wuruk mengangguk.

"Sebenarnya Indonesia adalah Majapahit di masa depan"

Attachment [MAJAPAHIT]~on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang