Bab XL

290 63 10
                                    

Juyeon mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia ikuti tadi.

Ia kehilangan jejak Chanhee begitu bocah itu berlari menaiki tangga gedung sekolah mereka itu..

Untuk apa dia ke lantai empat gedung ini? Ini kan deretan ruangan para pejabat sekolah?

Ohh

Itu dia

Juyeon bergegas berlari menghampiri Chanhee dan menepuk pundaknya.

"Chan-"

"Ssshhhh"

Chanhee menempelkan telunjuknya kebibir Juyeon tanpa menolehkan kepala padanya.

Juyeon mengerjab bingung lalu ikut mengintip apa yang sedang Chanhee lihat saat ini.

"Abeoji bilang itu bukanlah Kim Jonghoon!"

"Ayah tidak tahu menahu tentang itu nak..."

"Kalau begitu kenapa bisa... kenapa bisa Joonghoon berada disini? Di sekolah yang abeoji bangun ini?"

"Nak... Maafkan ayah..."

"Katakan padaku Abeoji... abeoji masih berhubungan dengan organisasi Oji-sama?"

Ayah Hyunjae menghela nafasnya lalu membelai wajah putranya yang tampak begitu frustasi saat ini.

"Nak, saat dulu ayah membawamu kabur kenegara ayahmu ini... ayah berharap kita mendapatkan hidup yang bebas.. namun tak semudah itu nak"

"Apa maksudnya abeoji?"

"Ayahmu ini tidak punya apa-apa bahkan untuk membelikan rumah yang layak untukmu bagaimana ayah bisa membeli lahan seluas ini untuk dibangun sekolah sebesar ini?"

"Apa maksudnya ini adalah milik... Oji-sama? Apakah... selama ini Abeoji membohongiku?! Apakah selama ini... ayah tidak mempercayaiku?"

"Ayah tidak bisa menceritakannya karena ayah tidak ingin putra ayah terpuruk..."

"Lalu... lalu apa yang mereka minta dari abeoji?! Apa mereka memaksa abeoji melakukan eksperimen konyol kembali?!"

Ayah Hyunjae menggeleng lalu melepaskan tangannya dari wajah putranya lalu menerawang ke luar gedung.

"Nak... mereka  tidak meminta apapun selain menjadikan ayah boneka untuk menjalankan sekolah ini"

"Apa maksud abeoji?"

"Tidakkah kau merasa ganjil setelah banyak yang terjadi di sekolah ini nak?"

Hyunjae terdiam sejenak lalu mengingat bagaimana tidak jelasnya sekolah ini dalam peraturannya.

Lalu kasus Woong dan penemuan tengkorak itu bagaikan hilang ditelan bumi, mulai terlupakan.

Kasus pembullyan marak terjadi namun pihak sekolah diam saja, bahkan wali kelas mereka juga tiba-tiba didepak begitu saja dari sekolah ini.

"Abeoji?"

"Para dewan sekolah ini... para pejabat sekolah ini... adalah milik Oji-sama mu nak"

Hyunjae tampak terkejut dengan pengakuan ayahnya itu.

Tujuh tahun dirinya melarikan diri bersama ayahnya dari organisasi itu tapi ternyata disinipun kakeknya masih mencengkeram mereka.

"Ayah hanya bisa diam untuk keselamatanmu jadi ayah harap kaupun juga begitu untuk melindungi ayah...nak"

Setelah berkata seperti itu Ayah Hyunjaepun menepuki pundak putranya dan memasuki ruangannya.

Dengan gusar Hyunjae membalikan badannya dan melangkah dengan wajah penuh kekecewaan.

Walk ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang