Chanhee dengan gontai menenteng tasnya dan berjalan dikoridor sekolahnya menuju lobi.
Ia tidak lelah kali ini.
Ia hanya...
Kecewa
Ia sebelumnya yakin setidaknya Geonhak akan mendapatkan sangsi atas perbuatannya.
Setidaknya dia diskorsing atau apapun itu.
Tapi ia malah melihat Geonhak kembali ke kelasnya dengan tampang penuh kemenangan dan menyeringai kearahnya.
"Fuuuhhh" ia menghela nafasnya kesal.
"Kau masih belum mau bercerita padaku?" Tanya Juyeon yang berjalan beriringan dengannya sore itu.
Chanhee mengerucutkan bibirnya dan menoleh kearah Juyeon.
"Aku ingin... tapi kau tahu kan aku bukan pendongeng yang handal"
Juyeon terkekeh pelan lalu menyaut tas milik Chanhee dan membawakannya.
"Baiklah, kau boleh menyimpannya sendiri"
"Anhiya... aku ingin sekali bercerita tapi...hah" Chanhee menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Lalu? Apa yang bisa kau ceritakan padaku kali ini?"
Chanhee terdiam sejenak lalu berfikir dalam diam.
Sebenarnya banyak sekali yang ingin ia bagi dengn temannya itu.
Bahkan jika bisa semua yang menjadi beban pikirannya ingin ia bagi dengan Juyeon
Sejak menyadari bahwa orang tua Juyeon memiliki nasib tragis yang sama dengan ibunya entah mengapa Chanhee mempunyai simpati yang lebih besar pada Juyeon.
Ia jadi sangat mempercai Juyeon dan berbagi segalanya dengannya.
Namun ia tidak bisa bercerita dengan baik dan itu membuatny kesal.
"Juyeon-ah"
"Uhm?"
"Saat ini aku tidak tahu siapa yang harus aku percayai"
"Ini tentang dirimu atau..."
"Diriku" ucap Chanhee lalu menghentikan langkahnya.
Ia kembali mengingat potongan masa lalunya yang perlahan mulai kembali.
Juyeon terdiam sejenak lalu menepuk pelan pundak Chanhee.
"Kau hanya perlu mempercayai dirimu sendiri" ucap Juyeon tersenyum untuk menyemangati Chanhee.
"Aku tahu sekarang megapa Kim Younghoon sangat membenci Daewang" ucap Chanhee kemudian "Tapi... Tapi ingatan yang seperti mimpi buruk itu..."
"Memberi alasan bahwa Hyunjae tidak seburuk itu?"
Chanhee terdiam lalu mengangguk pelan.
Ingatan yang ia katakan mimpi buruk tadi itu menunjukan bahwa Hyunjae melalui penderitaan yang lebih daripada yang dilalui baik Younghoon ataupun dirinya.
Juyeon merangkul badan Chanhee dan menepuki lengannya.
"Gwenchana percayalah pada kata hatimu"
"Apa kau akan membenci Daewang?" Tanya Chanhee menolehkan kepalanya menatap Juyeon.
"Wae?"
Chanhee ingin menjawab pertanyaan Juyeon namun ia urungkan.
Ia tidak ingin menceritakan seseuatu yang bahkan dia sendiri belum meyakininya.
Namun memikirkan hal itu jadi membuat Chanhee memikirkan hal ganjil lainnya.
Jika dibandingkan dengan dia dan Juyeon yang kehilangan orang tua karena kejadian itu, Younghoon tidaklah kehilangan apapun kecuali pengalaman buruk yang mereka lalui ketika menyelamatkan Changmin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Walk ON
FanfictionChoi Chanhee mencoba memecahkan kasus kematian teman sekelasnya disamping itu ingatan masa lalunya semakin menghantui pikirannya.