10

135K 15.1K 352
                                    

Jangan lupa vote dan komen
.
.
.
Happy reading guys

Sudah dua minggu berlalu setelah Seina bekerja. Aktivitas sehari-harinya pun banyak berubah. Kalau dulu Seina dari bangun tidur, kuliah kerja. Sekarang sudah berbeda. Bangun pagi Seina harus menyiapkan makanan untuk kedua majukannya, mempersiapkan keperluan sekolah Smith, kuliah, kemudian menjaga Smith, membersihkan apartemen, memasak dan banyak lagi. Bahkan Seina berencana untuk di naikkan gajinya. Bagaimana tidak, bahkan pekerjaan rumahnya semuanya ia kerjakan. Bahkan Seina disuruh untuk mencuci pakaian luar maupun dalam Hardin. Hell?!

Sepulang dari kantor Hardin langsug kembali ke apartemennya. Memang sudah larut malam, kekitar jam 11 malam. Sesampainya di apartemen, Hardin heran karena lampu didapur masih menyala dan benar saja Seina masih berkutat di dapur. Tampaknya Seina sedang membuat kue kering.

“belum tidur?”

“udah pak. Nih lagi tidur” jawab Seina yang masih fokus berkutat dengan kue-kue mungil itu. Hardin mendengus mendengar jawaban Seina. Babysitter berperangkap pembantunya ini memang tidak bisa di ajak basa basi.

“itu kue untuk apa?”

“dimakan lah pak”

“Seina” geram Hardin

“katanya Smith pengen bawa bekal kue nastar, yaudah dibuatin” jawab Seina. “bapak kalau mau jadi orang baik tolongin gih biar cepet selesai” sambung Seina.

Dengan patuh Hardin menyimpan tas kerjanya di kursi kemudian langsung menangmbil adonan. Namun belum sampai tangannya di adonan. Sena langsung memukul tangan hauden.

“dicuci dulu pak tangannya”

“bersih kok”

“huum, sebersih pantat kucing yang ada”

Hardin mengelos mendengar perkataan Seina. Benar-benar mulut pengasuh anaknya ini sangat tajam. Setelah mencuci tangannya Hardin kembali membantu Seina membuat kue nastar untuk anaknya.

“bapak kok bisa cerai sama istrinya?”

“kenapa nanya kayak gitu?”

“emang gak boleh?”

“menurut kamu?”

“boleh aja kalo bapak cerita”

“saya orang sibuk, mantan istri saya model, saya gak bisa ada disamping dia setiap saat. Dan saat saya gak ada disamping dia, ada orang yang menemaninya dan mengambilnya dari saya”

“patut ditnggalin sih bapak” Hardin melotot mendengar perkataan Seina. Patut ditinggalin? Heii Hardin merasa tidak ada harganya disini.

“terus. Kenapa kamu bisa berhenti bekerja di toko bunga?”

“bantuin temen pak” Hardin mengerutkan keningnya. “temen saya yang sebenarnya mau dipecat, tapi saya gak tega jadi saya menawarkan diri buat dipecat” sambung Seina.

Hardin benar-benar tidak pecaya menddengar aksi heroik Seina. ‘bisa dianggap oon gak sih’batin Hardin.

“baikkan saya pak?” hardin tersenyum masam sambil mengangguk. ‘sangat baik dan tidak patut untuk dicontoh’

Satu jam kemudian, Seina dan hardin selesai membuat kue. Kuenya juga sudah disusun dalam toples. Seina menoleh kepada sangbos dan melihat penampilannya. Kini kemeja biru malamnya berlumuran tepung.

“bapak mendingan mandi deh. Badannya pasati udah lengkat banget”

“iyya ini mau”

“bapak mau saya sediain air hangat?”

“he’em. Sekalian mandiin saya” goda hardin.

“boleh tuh pak. Tapi pake air keras ya pak”hardin yang tadi menggoda Seina kini bergidik ngeri.

Hardin kemudian berjalan menuju kamarnya. Pengasuhnya benar-benar tidak bisa di ajak bercanda.

Pagi telah tiba, Smith sudah anteng duduk di kursi meja makan sambil memperhatikan Seina yang sedang memasak.

“aunty nanti kuliah?”

“huum”

“terus Smithnya gimana?”

“kamu ikut aunty”

“emang gak ngerepotin?”

“gak kok”

“yaudah deh. Smith juga bosen dirumah terus”. Smith menoleh dan melihat tples full dengan kue kering.

“ini buat Smith aunty?”

“iyya. Kan Smith yang minta”

“wah terima kasih aunty” ucap Smith sambil mencomot kue tersebut. “enak” sambungnya. Tak lupa dengan mengangkat kedua jempolnya.

“PAGII?!” Sapa hardin kemudian mencium pipi anaknya.

“pagi pi.”

“kamu buatin saya kopi” perintahnya kepada Seina. Seina yang sedang men prepare barang untuk sekolah Smith mendengus. Namun tetap membuatkan sang majikan.

Saat Seina sedang mengantar kopi untuk hardin, tiba-tiba saja Seina terbentur sudut meja makan dan alhasil kopinya jatuh pas di baju hardin.

“PANASSS!!” teriak hardin. Benar saja kopi yang dibuatnya memang menggunakan air yang baru-baru mendidih.

“maaf pak” panik Seina. Hardin berusaha membuka bajunya sementara Seina dengan sigap mengambil air dini dan kain bersih.

Seina melihat jelas perut hardin yang merah dan dengan sigap membersihkannya dengan air dingin yang diambilnya. Setelah itu ia bergegas mengambil kotak p3k yang ada di kamar mandi dekat dapur.

Setelah ini Seina mengoleskan salep di perut sang bos. Bayangkan bagaimana perihnya disiram air panas.
Seina merasa bersalah atas kejadian ini sampai ia tak sadar air matanya turun dan membasahi pipinya. Hardin yang melihat itu tentu terkejut.

“kamu kenapa nangis?” tanya hardin sambil menghapus air mata Seina.

“pa-pasti perih” jawab Seina dan tangis Seina semakin kerasa. Hardin bingun dengan keadaan ini. Perasaan dia yang terkena air panas kenapa Seina yang menangis.

“kan kamu udah obati”

“tapi saya ngerasa bersalah pak” setelah selesai mengobati sang bos, Seina bergegas mengambil kemeja didalam kamar hsang bos.

“saya bisa sen-“

“bapak diam disitu. Biar saya yang pergi saya juga ngerasa bersalah pak” ucap Seina kemudian melanjutkan jalannya menuju kamar bosnya. Setelha mengambil kemeja Seina bergegas ke ruang dapur kemudian menyerahkan kemeja nya kepada hardin.

“bapak pake sendiri yah. Smith udah telat” Seina dengan cepat menyambar tas dan menggandeng tangan Smith. bahkan hampir saja hardin modusin Seina tapi yasudahlah

Typo bertebaran dimana-mana
.
.
.
.
.
Part 11 nya nanti menyusul. Nanti malam. Jadi silahkan baca, vote, dan juga komen. Saran dan kritik diterima.
.
.
.
Enjoy and happy reading guys 💕💕💕💕

Tertanda

Ellenawlm 💕

(Author)

YOUNG BABYSITTER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang