21

111K 13.1K 537
                                    

Haii semua
Jangan lupa tinggalkan jejak oke?
Enjoy and happy reading guys 💕

“kalian bisik-bisik apaan sih? Papi kepo” tegur Hardin

“bisik-bisik tentang papi kapan kawin sama bunda” seloroh Smith

Jangan tanyakan ekspresi kedua orang dewasa itu.

*****

Tidak lama setelah makan siang, Rebecca dan Dina tiba diapartemen Hardin. merasa kurang sopan untuk bergabung mengobrol, Seina berjalan ke dapur berniat membuatkan mereka minum. Seina membawa minuman serta cemilan kembali keruang tamu.

“pembantu baru kamu har?” tanya Dina sambil menilai penampilan Seina. Oh janagn lupa tatapan meremhkan dari Dina.

“bu-“ belum sempat Hardin menyanggah, Smith lebih dulu bersuara.

“itu bunda Smith, bukan pembantu” ketus Smith. Dina membelalakkan matanya mendengar perkataan Smith

“bunda? Kamu nikah lagi har?” kali ini bukan Dina yang bertanya melainkan Rebecca.

“belum aunty. Tapi secepatnya” Seina menatap tajam Hardin. bisa-bisanya Hardin menjawab pertanyaan Rebecca dengan santai.

“selera kamu menurun yah har” Seina mendengar hinaan dari mulut Dina naik pitan.

‘gak bisa didemin nih tante-tante satu. Pantes aja Smith gak suka ternyata emang gini sifatnya’batin Seina.

“menurun? Maksud kamu?” tanya Hardin

“cantikan juga lea” jawab Dina

“iyya mbak. Mbak lea emang lebih cantik dari pada saya mbak. Tapi lebih baik saya dari pada mbak yang bedaknya kek pake tepung protein rendah” balas Seina dengan kesal

Pffft

Smith berusaha agar tidak tertawa. Bundanya emang selalu the best kalau masalah nyinyir-menyinyir.

“sein..” tegur Hardin, meski menegur namun perkataan Seina membuatnya ingin tertawa.

“kamu gak punya sopan santun yah. Malah kamu hina tamu kamu. Ini calon istri kamu Hardin? gak pantes banget” kesal Dina.

“Dina, bisa diam gak kamu. Mama dan kamu disini jenguk Smith bukan nyari ribut. Dan kamu..” Rebecca tak tahu nama Seina

“Seina tante” seperti ia paham apa yang ingin ditanyakan Rebecca.

“iyya nak Seina. Maafin anak tante yah” Rebecca dengan lembut mengatakan itu.
Seina mengangguk. Seina menatap Rebecca dengan intens. Ada bagian wajahnya sangat mirip dengan Rebecca.

“orang tua kamu tinggal dimana?” tanya Rebecca kepada Seina

“eh- umm.... saya besar di panti tante”

“pantes gak punya sopan santun. Ternyata gak punya orang tua”

“ih aunty lemes banget mulutnya. Monyet aja gak gitu mulutnya” Smith membalas perkataan Dina dengan datar.

“jangan dengerin Dina yah nak. Dulu kalau anak saya gak hilang pasti udah sebesar kamu” ucap Rebecca dengan sendu.

“tante jangan sedih gitu. Pasti suatu hari tante ketemu anaknya” Seina merasa tidak enak melihat perubahan wajah Rebecca.

“iyya, semoga aja. Ngomong-ngomong kamu tinggal di panti asuhan dimana? Saya mau kasih santunan kesana”

“saya tinggal panti asuhan kasih bunda alya”

-----

“saya pamit kebelakang dulu” pamit Hardin. mereka mengangguk sementara Seina dan Rebecca sibuk berbincang. Dina? Dina diam-diam mengkuti Hardin ke belakang.

Hardin sedang mengambil air didalam kulkas dan meminumnya. Namun, tiba-tiba tangan Dina melingkar di pinggang Hardin.

“din, kamu apa-apaan sih” Hardin secara paksa melepas pelukan Dina.

“kamu tau akutuh kangen banget sama kamu. Kita juga baru ketemu.”ucap Dina dengan nada manja.

“din, please. Calon istriku disini, nan-

“jadi kalau gak ada calon istrimu kita bisa...”

“Dina. Kamu tahu? aku mau banget usir kamu waktu kamu hina Seina. Tapi aku gak mau nyakitin hati aunty Rebecca. Jadi please jangan buat aku marah”

“kamu sekarang berubah banyak”

‘ya. Gara-gara elo juga  hidup gue berubah jadi rumit gini’ lagi-lagi hanya bisa iyya ungkapkan dalam hati.

Terkadang kita tidak bisa menyakiti seseorang hanya karena ego kita. Karena orang yang disayangi disekitar kita akan terkena imbas dari tindakan egois kita. Itulah prinsip Hardin.

“tapi ak-

“ekhemm”

Semua menoleh ke Seina.

“mbak kok suka nyosor sih, padahal si cowonya gak mau. Kesian mbaknya kok kayak lon..”

Hardin menatap tajam Seina

“tong” Seina mengeluarkan smirk andalannya.

Dina geram mendengar perkataan Seina. Dina dengan gerakan cepat mengambil air yang dipegang Hardin dan kemudian mengguyurkan ke Seina.

“DINA!!?” pekik Rebecca. Entah kenapa ia harus punya anak seperti Dina. “ayo pulang. Kamu malu-mauin banget” sambung Rebecca dan menyeret Dina keluar dari apartemen Hardin. Hardin? Hardin mengambil handuk dan memberikannya kepada Seina.

“bunda keren” puji Smith dan mengkat kedua ibu jarinya.

“iyya dong” jawab Seina dengan sombong.

“saya senang kamu cemburu liat saya sama Dina” ucap Hardin sambil tersenyum menggoda.

“cemburu? Gak deh. Selama Rio Haryanto gak punya pacar saya gak bakal cemburu. Apalagi sama bapak” dengan sadis iyya mengatakan hal itu. Tapi ekspresi tidak bisa berbohong bukan?

Lunas yah. Ini udah 3 part di up 3 sehari
Gimana? Besok up gak?
Kenapa Rio Haryanto? Because author ngefans sama Rio Haryanto 😌🤣 ada yang sama gak sih sama author 🤣
Btw ada yang dari Sulsel gak sih?🤣

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya okay?

Ig : @Tarizyah

Tertanda

Ellenawlm 💕

Author

YOUNG BABYSITTER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang