12

124K 14.6K 198
                                    

Happy Reading guys
Jangan lupa vote dan komen
Enjoy
.
.
.
.


“jadi bunda beneran Smith juga, Smith mau”
“e-eh”

****

Waktu makan malam telah tiba, semua orang berkumpul di meja makan, termasuk kedua pasangan baru yang katanya ingin menginap.

“sayang capcaynya mana?”

‘ini orang yeh udah dimasakin banyak masih aja nyari yang gak ada. Huft,, jangan ampe lo pak yang kujadiin capcay’ batin Seina

“kamu gak bosan makan capcay terus? Sekali-kali makan ini dulu lah.” Jawab Seina dengan lembut. “Smith mau makan apa? Bunda kasih apa?”

“aku mau ayam teriyaki bund” jawab Smith. Seina bersyukur Smith bisa diajak bekerja sama. Bahkan Smith mendukung sekali rencana pengasuhnya itu.

Smith yang memang tidak menyukai sang ibu hingga dengan mudahnya menyetujui rencana Seina. Smith juga ingin ibunya dan suami baru ibunya minggat dari rumah. Karena jauh sebelum Seina datang, Smith masih dirawat ibunya tak pernah diperhatkan sedetail seperti yang dilakukan Seina. Bahkan Smith hampir keracunan makanan karena ibunya sendiri. Lea juga pernah membenci Smith lantaran Smith lair dari rahim Lea dan mebuat badan Lea gemuk. Jadi Smith tidak terlalu respek dengan ibu kandungnnya sendiri.

“Smith mau makan apa sayang? Mami kasih.” Tawar Lea.

“gak”

“Smith papi kasih ayam yah” ucap Roger (papa tiri Smith). Roger merebut sendok ayam yang dipegang Seina dan kemudian memberikan ayam kepada Smith. namun, sebelum ayam mendarat di piring Smith, Smith lebih dulu menarik piringnya. Alhasil ayamnya jatuh dia atas meja. Semua orang terkejut termasuk Seina.

“papi aku Cuma papi Hardin. Gak ada papi lain” ucap Smith dan meninggalkan meja makan. Bahkan Smith belum makan sedikit pun. Seina yang melihat itu bergegas mengejar Smith.

“Smith” panggil Seina. “ini bunda, Smith”

Tak lama pintu Smith pun terbuka. Setelah Seina masuk kamar, Smith kembali mengunci pintu kamarnya. Jelas Smith ingin menangis, hati Seina mencelos melihat Smith seperti ini.

“Smith” lirih Seina. Seina langsung memeluk Smith. dada Seina sesak melihat Smith yang menahan tangisnya. Sebegituh perihkan yang dirasakan Smith sehingga membuat mata anak kecil ini berkaca-kaca.

“bunda. Smith pengen mereka pergi. Hati Smith sakit, bunda” ujar Smith dan alhasil air mata Smith tumpah. Seina semakin mengeratkan pelukannya. Ia tidak menyangka dibalik sikap sombongnya ternyata ada luka yang mendalam. Smith yang masih berusia 6 tahun ini harus memikul beban begitu berat.

“aunty paham rasa sakit kamu, tapi aunty mohon jangan sampai kamu membenci mami kamu. Bagaimanapun mami yang ngelahirin Smith” nasehat Seina kepada anak kecil ini. Smith mengangguk dan tetap memeluk erat Seina. Smith merasa mendapat kehangatan dikalah dipeluk Seina.

Tidak ada yang membenarkan perceraian, bahkan pengadilan agama sekalipun. Apalagi anak hasil perceraian juga. Setelah Smith tenang, Seina pun meminta agar Smith makan malam.

“sekarang Smith makan yah”

“Smith gak mau keluar kamar bunda”

“yaudah aunty bawa kesini yah”

“bunda. Bukan aunty” tekan Smith. tak dipungkiri Seina terkejut mendengar penutura Smith.

“e-eh iyya. Bunda bawa kesini yah” Smith mengangguk. Seina akhirnya keluar dari kamar Smith dan bergeas mengambil nampan berisi makan. Saat diruang tamu Seina berpapasan denga Lea dan Roger. Sepertinya mereka ingin keluar.

“saya mau keluar mencarikan hadiah untuk Smith sebentar, jadi mohon anak saya dijaga dengan benar”
Seina menatap mereka dengan tatapan mengejek

“anda tidak perlu mengatakan hal itu. Tanpa disuruh pun saya menjaga Smith dengar benar” terlihat Lea sangat kesal dengan jawaban Seina. Berbanding terbalik dengan Seina yang tersenyum remeh. “dan satu lagi Smith tidak suka denga mainan seperti yang disukai kebanyakan anak lain suka. Smith menyukai sejenis buku ensiklopedia. Kebetulan buku ensik lopedia jilid 9 nya belum ada. Mungkin anda bisa memberinya itu”

“untuk apa saya harus menuruti perkataan anda?” sinis Lea

“hanya saran, tapi tersera anda. Jika anda membelikan sesuatu yang tidak disukai Smith, maka akan berakhir si tong sampah”jawab Seina dan berjalan ke arah dapur. Sesampainya di dapur dengan lincah Seina mengambil nasi dan lauknya untuk Smith. namun, sebelum Seina berbalik ternyata ada Hardin yang bersandar di pintu kulkas.

“kamu belum makan?”

“nanti”

“kapan”

“setelah Smith makan” Seina menatap Hardin dengan tatapan aneh.

‘tumben perhatian’batin Seina.

Seina hendak bertolak ke kamar Smith namun Hardin kembali berbicara.

“Lea dan suaminya akan menempati kamarmu untuk sementara waktu” Seina terkejut dan membalikkan taunuhnya berhadapan dengan Hardin kembali.

“terus saya tidur dimana pak?”

“ya mau gak mau kamu harus tidur di kamar saya” Seina langsung melotot. Bukan apa-apa coba bosnya tidak suka modus pasti ia bisa menyetujuinya meski terpaksa. Tapi bosnya ini suka modus membuat Seina bergidik ngeri.

“gak ada cara lain pak?”

“gak. Bahkan semua pakaian kamu sudah saya pindahin ke kamar saya” bisa-bisanya bosnya memindahkan pakaiannya tanpa sepengetahuannya. Tapi tunggu, semua pakaian. Berarti pakaian dalam negerinya pun Hardin sudah memindahkannya.

“bapak pindahin pakaian saya? Pakaian dalam negeri saya juga?” Hardin mengangguk sesekali meneguk soda yang diambil dari kulkas tadi.

“bahkan roti jepang kamu saya juga pindahin” tak hanya melotot Seina bahkan menganga mendengar penuturan sang bos. “jika pakaian kamu ada dikamar lain mereka akan curiga kalau kita ini Cuma akting.” Sambung Hardin.

.
.
.
.
.

Hola epribadih
Gimana? Seru gak? Atau ada saran?
Jangan lupa vote dan komen okay?
Walaupun typonya basuh bertebaran dimana-mana

Bekuan ada yang rekomendasiin visual buat pak Hardin sama Seina nih. Jadi yang punya saran tolong disampai in yah. Aku juga masih bingung buat visualnya para karakter.

Tertanda

(Ellenawlm💕)

Author

YOUNG BABYSITTER (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang