3. NANA KECILNYA

9.9K 1K 9
                                    

"Apa yang baru saja kau katakan? Orang biasa? Nana kecilku orang biasa?!" Semua orang, kecuali Anna merasa suhu ruangan turun ketika Alfonso berkata dengan nada marah. "Beraninya kau memanggilnya orang biasa?! Apa kau tidak tahu dia adalah seorang putri dari keluarga Coleman?!" Wajah manajer menjadi putih pucat.

Dia tidak percaya gadis remaja kecil ini adalah satu-satunya pewaris keluarga Coleman. Tidak ada yang akan menduga bahwa pewaris dari keluarga bergengsi itu akan berpakaian terlalu kasual. Manajer mengira dia akan mengenakan pakaian mahal dan memakai riasan tebal, seperti tiga badut jelek di sudut ruangan.

Dari mereka bertiga, Luna sangat terkejut hingga wajahnya menjadi pucat. Dia tidak percaya bahwa orang yang dia lihat adalah pewaris keluarga Coleman. Keluarga Luna, keluarga Loonier, lebih seperti keluarga rata-rata di jalanan jika dibandingkan dengan keluarga Coleman yang sepertinya berasal dari garis keturunan bangsawan.

Luna menatap Anna, dia melihat tatapan sedingin es. Jika tatapan seperti itu bisa membunuh, dia pasti sudah mati sekarang. Mereka bertiga mencoba menyelinap pergi, tetapi gagal ketika Alfonso menghentikan mereka. "Ke mana kalian bertiga pergi?!" Mereka bertiga ketakutan.

Mereka hanya berdiri di sana membeku di tempat mereka. "Tidak ada yang diizinkan pergi ke mana pun!" Alfonso marah, sangat marah. Semua orang di industri fashion tahu bahwa Alfonso Dreyar memiliki temperamen yang buruk, dan ketika dia benar-benar marah, semua orang harus siap untuk hal terburuk yang akan mereka alami.

Rebecca hanya berdiri di sana, sambil mengertakkan gigi karena marah. Dia tidak percaya, seseorang seperti Alfonso Dreyar mengenal Anna. Anna tidak pernah memberitahu dirinya tentang kedekatan Alfonso dengannya. Yang lebih parah lagi Anna memanggilnya 'paman Fonso'.

Rebecca selalu ingin bertemu dengan Alfonso Dreyar untuk mendongkrak popularitasnya di industri karena dirinya adalah seorang aktris muda yang populer. Jika dia memiliki hubungan pertemanan dengan Alfonso Dreyar, setiap wanita di industri akan iri padanya.

"Nana Kecil, ceritakan apa yang terjadi tadi di sini?" Semua orang bisa dengan jelas mendengar perubahan suara Alfonso. Nada suaranya sangat berbeda dari cara dia berbicara kepada orang lain.

Kesempatan ini dimanfaatkan Rebecca untuk mendekati Alfonso. Dia bertindak seperti seorang teman yang peduli, "Tuan, manajer dan ketiganya adalah–" Alfonso memotongnya dan menatapnya dengan tatapan dingin.

"Apa aku sedang berbicara denganmu? Aku sedang berbicara dengan Nana kecilku, bukan denganmu." Rebecca mengerutkan bibirnya kesal. Tidak ada yang pernah memotongnya seperti itu. Orang-orang di sekitar mereka mulai bergumam. Rebecca dapat dengan jelas mendengar mereka tengah membicarakannya dengan cara yang buruk, dia menjadi jauh lebih jengkel.

Alfonso tidak pernah menyukai Rebecca sejak awal, jadi dia menyuruh Anna untuk tidak memberitahu temannya bahwa dia mengenalnya. Alfonso selalu merasa Rebecca hanya memanfaatkan Anna untuk kepentingannya sendiri. Ia selalu ingin memperingatkan Anna tentang Rebecca. Tetapi, ia menahan diri karena tahu Anna tidak pernah memiliki teman selain Rebecca, dan ia pasti tidak ingin Anna kesepian.

Saat Anna menceritakan kembali skenario yang terjadi sebelumnya, Alfonso kaget sekaligus bangga. Terkejut, karena ia tidak pernah berharap Anna memiliki sikap seperti itu. Sejauh yang ia tahu, Anna selalu pemalu dan tidak pernah membalas orang lain. Bangga karena akhirnya, Anna tidak membiarkan siapa pun menggertaknya lagi, dan dia memancarkan pancaran kedewasaan dan keanggunan.

Di dalam pikiran Alfonso, ia kesal dengan kenyataan Rebecca bahkan tidak membelanya. Dia bahkan tidak mencoba memberitahu semua orang untuk tidak meremehkannya. Rebecca tahu betul tentang latar belakang Anna, namun dia hanya membantu mereka yang memandang rendah dirinya dengan mengatakan Anna tidak mampu membeli gaun itu.

Alfonso berbalik arah ke asistennya dan berkata, "Blacklist mereka bertiga dari semua butikku..." Alfonso lalu melihat ke manajernya, "...dan kau, kemasi barang-barangmu lalu keluar." Manajer ingin menjelaskan dirinya tidak tahu bahwa Anna adalah pewaris keluarga bergengsi. Ia tidak ingin dipecat karena ini. Ia membutuhkan uang. Namun, Alfonso tidak membiarkan ia menjelaskan dirinya sendiri, dan memanggil keamanan untuk menyeret manajer dan ketiga badut itu keluar.

Tiga badut diseret keluar. Luna tidak pernah merasakan hal yang memalukan sepanjang hidupnya. Dia selalu diperlakukan seperti seorang putri, ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini. Saat dia diseret, dia mengertakkan gigi karena marah, 'Anna Coleman, aku akan membuatmu membayar karena telah mempermalukanku!'

"Kemasi gaun itu dan kirimkan ke kediaman Coleman." Asisten itu hanya mengangguk pada perintah Alfonso. Anna mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya yang diberikan ibunya, ia akan membayarnya, tapi Alfonso menghentikannya. "Nana Kecil, tidak perlu bagimu untuk membayar. Anggap itu hadiah ulang tahunmu untukmu karena aku melewatkan ulang tahunmu tempo hari. "

"Tapi paman, itu desain terbarumu. Aku tidak ingin ada yang berpikir kamu pilih kasih kepadaku." Anna tidak pernah menyukai gagasan tentang hal-hal gratis yang diberikan kepadanya. Bukan karena dirinya punya uang, dan ia mampu membelinya. Itu karena ia tidak ingin merasa seperti dirinya berhutang pada seseorang.

"Nana Kecil, terima saja, oke?" Anna hanya menghela napas. Ia tidak pernah menang melawan ayah baptisnya. Senyum memesona terpampang di wajah Alfonso. Alfonso Dreyar benar-benar tampan, tapi sayang sekali ayah baptisnya ini homoseksual, meskipun begitu dia selalu menarik perhatian wanita karena aura karismatik dan wajahnya yang seperti dewa.

Alfonso berbalik menghadap Rebecca dan menatapnya dengan tatapan tidak enak. Ia jelas sangat tidak menyukainya sama sekali. Namun, Rebecca mengabaikan tatapan yang diberikan Alfonso padanya. Sebaliknya, dia merasa senang Alfonso telah memperhatikan kehadirannya, ini membuatnya berpikir popularitasnya di industri pasti akan meningkat jika dia hanya mengatakan sepatah kata padanya.

''Tolong bayar gaun itu dan keluar dari butikku. Aku tidak punya waktu untuk berbincang denganmu." Alfonso memang mengatakan sepatah kata dengannya, tapi bukan itu yang dia harapkan. Rebecca mendengar cibiran pada orang-orang yang mendengarkan perkataan Alfonso. Hal ini membuat Rebecca geram. Dia tidak ingin dipermalukan seperti ini, dia ingin berteriak di depan wajah Alfonso, tapi dia menahan diri. Dia tahu betul bahwa itu hanya akan merusak reputasinya jika dia mencoba melawan Alfonso. 

Rebecca hanya bisa tersenyum tak berdaya dan melihat ke arah Anna, "Anna, ayo pergi." Dia berkata dengan nada manis. Anna memutar matanya ke dalam, 'benar-benar palsu!'

"Maaf, Rebecca, aku tidak bisa ikut denganmu. Aku harus pergi dengan pamanku Fonso. Lain kali aku akan menebusnya, oke?" Mata Rebecca berkedut kesal. Rebecca tidak percaya Anna menolaknya tanpa ragu-ragu. Anna seperti anjing yang akan mengikutinya ke mana pun dia pergi, tapi apa yang berubah?

Rebecca merasa orang di hadapannya ini bukanlah Anna yang dia kenal. Anna di hadapannya memiliki pancaran kedewasaan dan keanggunan yang belum pernah dilihatnya pada diri Anna, dan Rebecca sama sekali tidak menyukai perubahan itu.

Setelah Rebecca yang tidak senang meninggalkan butik, Alfonso membawa Anna ke kantornya dan mempersilakannya duduk. "Nana Kecil, katakan padaku dengan jujur, ​​mengapa kamu tidak pergi dengan temanmu?" Dia bertanya sambil meletakkan dua cangkir teh di atas meja dan duduk.

Anna mengambil cangkirnya dan meminumnya sebelum berkata, "Dia bukan temanku. Tidak lagi." Ia berkata datar, yang mana membuat Alfonso mengangkat alis kirinya karena geli dan penasaran.

"Oh? Kenapa begitu? " Dia tidak bisa tidak bertanya.

"Dia palsu, dan aku tidak suka orang palsu, dan aku juga merasa dia adalah berita buruk." Rebecca memang berita buruk. Orang itu melakukan banyak hal buruk pada Anna di kehidupan masa lalunya.

Alfonso hanya tertawa terbahak-bahak, "Akhirnya! Astaga! Nana Kecil, aku mulai khawatir kamu akan berteman dengannya sampai dia menghancurkanmu!" Anna hanya tersenyum pahit. Ia ingin mengatakan kepada ayah baptisnya bahwa itu sudah terjadi di kehidupan masa lalunya, dan ia sekarang belajar untuk itu.

"Tapi aku hanya akan menghabiskan lebih sedikit waktu dengannya. Aku tidak ingin dia menyebarkan rumor palsu tentangku." Bahkan jika Anna menghabiskan lebih banyak waktu dengan Rebecca, itu tidak akan menghentikan Rebecca untuk memulai rumor palsu tentang dirinya. Anna tahu bahwa Rebecca akan selalu mencoba cara baru untuk menyakitinya.

REBORN: Revenge (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang