[Tengah malam]
Di dalam gedung yang ditinggalkan, jeritan seorang pria yang sangat kesakitan bisa terdengar. "Tolong! Berhenti! Aku, aku akan memberitahu kalian apa yang kalian inginkan!" Mohon pria itu.
Ada 2 orang di depannya; seorang dewasa dan seorang remaja. Hanya ada satu orang yang saat ini memukulinya dengan niat membunuh, dan itu adalah orang dewasa, sementara remaja muda itu menikmati menyaksikan dia dipukuli.
"Heh. Bahkan jika kau memberitahu kami semuanya, bosku tidak akan berhenti. Dia sedang dalam mood yang sangat buruk, jadi tidak ada gunanya memohon untuk berhenti." Ketika pria itu mendengarnya dari remaja itu, wajahnya yang pucat menjadi lebih pucat.
"Tolong, aku mohon." Pria itu berkata dengan suara bergetar.
Orang dewasa itu membungkuk dan memegang erat rambut pria itu, lalu memaksa pria itu untuk menatap matanya. "Kau memohon padaku? Siapa bilang kau boleh memohon padaku?" Jelas dalam suara orang dewasa itu dia marah pada kenyataan bahwa pria ini memohon padanya untuk berhenti. "Setelah apa yang telah kau lakukan pada orang-orang yang memohon agar kau tidak membunuh mereka, apa kau masih berpikir bahwa kau memiliki hak untuk memohon padaku? Bukankah kau begitu tak tahu malu."
Pria itu terdiam saat mendengarnya; bagaimana dia tahu tentang kesalahannya? Itulah pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Sebelum ini terjadi, yang ia tahu hanyalah memanfaatkan kekuatan yang diberikan bosnya padanya.
Ia melakukan sesuatu berdasarkan apa yang ia anggap cocok. Membunuh orang yang membuatnya marah, menyentuh wanita yang menarik baginya, lalu membunuh wanita itu pada akhirnya; itulah hal-hal yang membuatnya merasa superior (lebih unggul). Siapa yang mengira bahwa melakukan semua hal itu akan membawanya ke titik ini?
Orang di depannya memikirkan apa yang dia pikirkan, lalu menendang perutnya, "Jika kau berpikir aku melakukan ini karena kejahatanmu, maka kau salah. Aku melakukan ini karena kau kebetulan bekerja untuk bajingan yang kuburu. Pukulan yang kau terima hanyalah bonus dari semua kejahatanmu."
Ketika pria itu mendengar orang ini menyebut bosnya, pria itu menyeringai, "Hah! Mengatakan itu berarti kau tahu bosku. Maka kau seharusnya tahu betapa kuatnya bosku. Dia bukan seseorang yang bisa kau tangani! Apa yang telah kau lakukan padaku pasti akan kembali padamu!" Pria itu tidak peduli lagi apakah dirinya mati di sini sekarang; ia tahu begitu bosnya mengetahui situasinya, bosnya pasti akan membunuh 2 orang di depannya ini dengan cara yang paling buruk.
"Wow. Kau sangat yakin bosmu akan membunuh bosku." Remaja itu berkata dengan seringai mengerikan terpampang di wajahnya. "Sepertinya kau tidak tahu siapa bosku. Bos, maukah kau mengizinkanku untuk memperkenalkanmu pada bajingan ini?" Remaja itu bertanya. Melihat bosnya mengangguk, remaja itu dengan senang hati berdiri di depan pria itu dan berkata, "Pria ini adalah Arion Coleman yang juga dikenal sebagai Naga di dunia bawah. Apakah itu membunyikan lonceng bagimu?"
(Membunyikan lonceng (Ring a bell) – sebuah idiom yang bermakna sesuatu yang mengingatkanmu akan sesuatu, kenangan, memori tentang hal yang samar di ingatanmu.)
"N-naga?" Pria itu bertanya sebagai konfirmasi; ia ingin mereka mengatakan bahwa dirinya salah dengar dari remaja itu. Tapi remaja itu hanya menyeringai padanya, menunjukkan bahwa apa yang ia dengar itu benar.
Pria itu tertegun dan keringat berjatuhan. Sulit baginya untuk percaya bahwa orang yang memukulinya adalah orang yang ditakuti bersama Ratu Iblis, Mary Adams di dunia bawah.
"Heh. Apa ini? Sudah berkeringat? Rasa percaya dirimu pada bosmu hilang?"
Apa yang dikatakan remaja itu agak benar. Keyakinannya pada bosnya semakin menipis. Arion Coleman alias Naga adalah orang yang sulit ditangkap, dan membunuhnya jauh lebih sulit. Ia telah mendengar dari rekan-rekannya bahwa bosnya memiliki sesuatu yang bisa melawan Arion dan itu dapat membuat Arion bertekuk lutut. Tapi pria itu tidak percaya begitu saja karena rumor yang beredar di sekitar Arion.
"Leon, cukup. Dapatkan jawaban darinya." perintah Arion. Ia kehilangan minat untuk terus memukuli pria itu. Ini sudah larut malam, dan ia butuh tidur. Ia belum tidur nyenyak sejak dirinya kembali. Tetapi setelah melihat istri dan anak-anaknya terlihat sehat, Arion berpikir ia bisa tidur nyenyak mulai sekarang. "Dan setelah kau mendapatkan jawaban darinya, kirim kepalanya ke bajingan itu," kata Arion dingin.
"Oke bos!" Setelah mengatakan itu Leon melihat bosnya berjalan pergi. 'Sepertinya mood masam bos sekarang sudah hilang.'
"K-kirim kepalaku?" Pria itu berkata dengan nada suara yang membatu. Ia melihat orang-orang yang sekarat di depannya, tapi ia tidak memikirkan kemungkinan dirinya akan mati secepat ini.
"Ya. Tapi aku bisa membuat pengecualian untukmu; ceritakan semua informasi yang kau ketahui tentang bosmu, dan aku mungkin akan melepaskannya." Pria di depan Leon ini adalah tipe pria yang akan melakukan apa saja hanya untuk bertahan hidup, dan memanipulasinya seperti ini adalah tugas yang sederhana bagi Leon.
Ketika pria itu mendengarnya, ia tidak ragu untuk memberitahu Leon semua yang ia ketahui tentang bosnya dan organisasi yang dijalankan bosnya.
Setelah mendengarkan setiap kata yang dia katakan, Leon memiliki ekspresi tidak puas di wajahnya. Ia tidak puas dengan informasi yang didapatnya. "Itu saja? Menyebalkan sekali."
Merasa agak kesal, Leon berjalan menuju koper panjang yang dibawanya. Saat membukanya, ia melihat katana panjang yang tajam, mainan favoritnya.
Setelah mengeluarkannya dari koper, Leon mulai berjalan kembali ke arah pria itu dengan ekspresi menakutkan. "Kau tahu, aku sangat menghargai informasi yang kau berikan padaku, tapi aku harus jujur padamu bahwa aku membenci orang-orang yang akan mengkhianati bos mereka bahkan tanpa berpikir 2 kali."
Tanpa memberi pria itu kesempatan untuk bicara, Leon memenggal kepalanya tanpa mengedipkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN: Revenge (1)
Novela Juvenil[Novel Terjemahan - On going] Alternative : Reborn : Revenge Author(s) : C_J_ Taganna Genre(s) : Fantasy, Romance Chapter : Prolog - 199 Sinopsis : Dia baru berusia 6 tahun ketika ayahnya tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa jejak. Pada usia...