Leon cukup lega karena bosnya menggunakan wajah palsu untuk menyembunyikan identitas aslinya atau bosnya akan dikenali oleh Kyle. Karena wajah asli bosnya agak mirip dengan seseorang yang dia kenal, itu mungkin membawa masalah bagi bosnya, dan Leon tidak akan bisa menyaksikan seluruh drama terungkap.
Kyle, di sisi lain, menatap pria yang berdiri diam menatapnya. 'Dia terlihat sangat familiar.' Kata Kyle dalam benaknya. Menggali ingatannya, Kyle kemudian mengingat apa yang terjadi di mal hampir 4 bulan lalu. Pria yang menyuruhnya memberi Anna apa yang paling menonjol untuknya; dan kalung sederhana itulah yang sangat cocok untuknya.
"Oh! Halo, tetangga! Maaf untuk pemandangan tak sedap dipandang yang baru saja kalian lihat." Leon berkata sambil dengan canggung berjalan menuju Erik dan Kyle. Sebenarnya, Leon tidak sedikit malu karena Erik dan Kyle melihatnya berlutut dan merengek seperti anak kecil di depan bosnya. Tapi agar Erik dan Kyle tidak memandangnya dengan aneh, ia harus bersikap seolah dirinya tengah malu.
"Haha. Tidak apa-apa." Erik tidak tahu harus berkata apa lagi. Walaupun cukup menarik dan lucu untuk dilihat, ia tidak bisa menertawakan pemuda di depannya karena pemuda di depannya terlihat sangat malu.
"Tuan, ini anda lagi." Kyle tiba-tiba berbicara. Leon cukup terkejut saat mendengar Kyle mengatakan itu. 'Mereka saling kenal? Bagaimana?'
Leon melirik bosnya, menunggu bosnya membalas Kyle. 'Apakah bos sudah mengungkapkan identitas aslinya pada Kyle?' , 'Apakah ada pertunjukan yang harus ku tonton?' itulah pertanyaan yang muncul di benak Leon.
"Ya, ini aku lagi. Aku cukup terkejut melihatmu di sini." Arion sekarang mengerti perasaan yang ia miliki sebelumnya. Itu karena Kyle tinggal di sebelahnya. Mengetahui Leon, Arion yakin bahwa Leon sengaja melakukan ini. 'Hoho. Aku akan memastikan saat kedua bajingan ini pergi, aku akan memberimu hukuman terbaik yang pernah ada, Leon.'
Tiba-tiba, Leon merasa kedinginan. Ia tahu dari mana rasa dingin ini datang dan ia tidak bisa tidak berdoa kepada para Dewa di atas. 'Tuhan, tolong, tolong, tolong, dengarkan doaku.' Leon berdoa semoga hukuman yang akan dia terima nanti tidak seberat itu, atau dia mungkin mati nyata kali ini.
"Kau mengenalnya, ayah?" Ketika Arion mendengar itu dari Leon, dia memelototinya. Leon benar-benar semakin berani. Raut wajah Arion seolah berkata, 'Aku tidak punya anak jelek sepertimu.'
Leon sedikit tersinggung saat melihat wajah yang dibuat Arion. Tapi ia segera mengabaikannya dan memasang ekspresi mengatakan, 'Kau tidak punya pilihan lain bos. Kita harus melakukan ini atau mereka akan mencurigai kita.' Berakting seperti keluarga dengan bosnya bukanlah bagian dari rencana awal Leon. Tapi menambahkan sedikit bumbu bukanlah hal yang buruk, bukan?
Arion meletakkan tangannya di bahu Leon dan kemudian berkata, "Kami tidak mengenal satu sama lain dengan nama, Nak." Cengkeraman Arion di bahu Leon terlalu kencang hingga membuat Leon mengernyit kesakitan. Leon berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan rasa sakit di wajahnya di depan Erik dan Kyle.
"Ya ampun. Namaku Kyle, dan aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah membantuku tempo hari." Jika bukan karena pria di depannya ini, dia tidak akan bisa membeli kalung cantik yang cocok untuk Anna.
"Tempo hari? Apa maksudmu 'tempo hari'?" tanya Erik penasaran. Pria di depannya ini memberinya aura superioritas. Ia tidak tahu siapa pria ini, tetapi Erik tidak bisa tidak mengagumi orang asing seperti itu.
"Hari ketika aku membeli kalung itu untuk Anna."
Mendengar jawaban itu dari Kyle, senyuman palsu di wajah Arion tiba-tiba membeku. "Kau membeli kalung untuk seorang gadis bernama Anna?" Entah bagaimana, Kyle bisa merasakan ada sedikit nada kesal dalam suara Arion, tapi Kyle mengabaikannya, 'Mungkin itu hanya imajinasiku.'
"Ya. Jika anda tidak berbicara denganku hari itu, aku mungkin telah membelikan sesuatu yang konyol untuk Anna. Dia mungkin membenciku jika aku melakukannya." Pada hari Kyle menyadari perasaannya terhadap Anna, dia sangat berterima kasih kepada pria di depannya ini. Dalam pandangan Kyle, pria ini banyak membantunya dalam mewujudkan perasaannya yang sebenarnya pada Anna.
"Kalau begitu, kau harus berterima kasih padaku dengan memperkenalkan gadis Anna ini padaku." Arion terus tersenyum palsu saat mengatakan ini. Sementara Leon, di sisi lain, sedang mengalami krisisnya sendiri; ia ingin tertawa terbahak-bahak, tetapi tidak bisa, ia takut dirinya hanya akan membuat Arion semakin marah dari sebelumnya. Itu adalah siksaan baginya.
"Ya, kalau saatnya tiba, aku akan memperkenalkannya padamu. Um, siapa namamu?"
"Ron. Panggil aku Ron,"
"Yah, aku harus pergi ke suatu tempat sekarang. Sampai jumpa lagi, Ron." Setelah mengatakan itu, Kyle dan Erik akhirnya pergi.
Arion membanting pintu hingga tertutup dan menghadap Leon dengan ekspresi sangat marah yang terpampang di wajahnya. "Jika aku tahu gadis yang dia bicarakan adalah Anna, maka, aku tidak akan mengatakan kata-kata penyemangat itu padanya!" Jika Arion tahu bahwa Kyle sedang membicarakan Anna, maka, dia seharusnya membiarkan Anna membenci Kyle.
"Bos, jangan memelototiku seperti itu. Bukan aku yang membantu Kyle memilih hadiah untuk Anna. Kaulah yang membantu Kyle, jangan salahkan aku, bos." Leon membantah. Leon tahu bahwa posisinya saat ini tidak terlalu bagus, tetapi membiarkan Arion memelototinya seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa ia lepaskan. Ia tidak suka jika seseorang menyalahkannya atas sesuatu yang tidak ia lakukan; lebih baik membalas daripada membiarkan seseorang menyalahkanmu.
Arion mengabaikan apa yang baru saja dikatakan Leon dan memberinya perintah lagi, "Jangan biarkan Kyle mendekati putriku atau aku akan menambahkan hukuman lain untukmu."
Awalnya, Leon ingin mengatakan bahwa dia tidak ingin mengikuti perintah itu, tetapi melihat wajah serius itu lada bosnya, mau tidak mau ia menyetujuinya.
'Sial! Mengapa aku tidak bisa dengan bebas menonton pertunjukan yang bagus tanpa diriku terlibat?'
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN: Revenge (1)
Novela Juvenil[Novel Terjemahan - On going] Alternative : Reborn : Revenge Author(s) : C_J_ Taganna Genre(s) : Fantasy, Romance Chapter : Prolog - 199 Sinopsis : Dia baru berusia 6 tahun ketika ayahnya tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa jejak. Pada usia...