154. MENUNGGU DENGAN SABAR

687 83 2
                                    

Sebelumnya ketika Anna dan Leon sedang mengobrol, Rebecca yang kebetulan melihat mereka berbicara tiba-tiba menjadi marah.

Ia tidak percaya orang seperti Leon akan begitu ramah kepada Anna. Leon tidak berpura-pura atau apa pun, cara dia menatap dan berbicara dengan Anna penuh dengan keramahan.

Setiap kali Rebecca menghadapi Leon, yang bisa dilihatnya dari Leon hanyalah rasa jijik dan ejekan. Sangat berbeda dengan cara Leon memperlakukan Anna.

Rebecca mengatupkan rahangnya dan menatap Anna dan Leon, penuh kebencian terlihat jelas di matanya.

Melihat semua senyum di wajah mereka, Rebecca tiba-tiba mendapat ide. Ia mengeluarkan ponselnya dan memotret Anna dan Leon. Setelah mengambil bidikan yang begitu sempurna, Rebecca mengirimkannya pada seseorang dan memberitahu seseorang itu, 'Buat ini menyebar dan masukkan kata-kata yang bagus ke dalamnya.'

Meskipun Rebecca tidak terlalu spesifik tentang apa yang ia maksud dengan meletakkan 'kata-kata bagus' pada gambar, Rebecca tahu bahwa orang yang ia kirimi gambar itu mengerti apa yang ia maksud.

Ia ingin orang itu mengatakan bahwa ketika Kyle tidak ada, Anna bermain-main dengan pria lain. Meskipun Rebecca tidak yakin Kyle dan Anna benar-benar menjalin hubungan karena keduanya tidak mengatakan apa-apa.

Tetapi apakah mereka sedang menjalin hubungan atau tidak, tetap tidak ada gunanya di pihak Anna. Secara keseluruhan, Rebecca akan puas.

Rebecca meninggalkan lorong dengan seringai di wajahnya. Ia sudah merayakan kemenangannya melawan Anna.

***

Setelah berjam-jam duduk di kelas, akhirnya mereka istirahat dan banyak gosip yang terdengar dan itu semua ditujukan pada Anna.

Anna hanya bisa mengernyitkan alisnya ketika mendengar mereka mengatakan bahwa dia adalah seorang pelacur, berselingkuh, dan sebagainya.

"Apa yang kulakukan kali ini untuk membuat mereka bergosip seperti itu tentangku?" Anna bertanya pada Lannie dan Nathalia yang sedang marah karena siswi itu mengatakan hal-hal buruk tentang teman mereka, Anna.

"Ku pikir mereka hanya cemburu karena kau memiliki hubungan khusus dengan kakakku!" kata Lannie.

Bagi Lannie, para siswi itu bisa ngiler dan merasa tidak aman semau mereka terhadap Anna karena bagaimanapun caranya, tak satu pun dari mereka yang memenuhi syarat untuk menjadi kakak iparnya.

"Ya, aku juga berpikir begitu." Nathalia mendukung mosi tersebut.

Anna akan berpikir begitu juga, tapi ia punya perasaan bukan itu masalahnya. Mereka memanggilnya dengan kata-kata yang menghina dan ia pikir alasan mereka melontarkan kata-kata hinaan padanya adalah karena satu kata konyol dari orang tertentu.

"Hei, bukankah ini teman sekelas kita?" Anna mendengar pertanyaan Zen pada Josh dan ia mendengarkan mereka dengan seksama.

"Ya, ku pikir namanya Leon? Aku tidak yakin, tapi berita itu pasti sesuatu yang lain." Josh berkata dan nada geli terdengar jelas.

Josh melihat Anna dan Anna mendapat pesan untuk segera melihatnya. Anna mengambil ponsel Zen dan melihat berita yang membuat Josh geli.

Ketika Anna melihat itu, ia tertawa terbahak-bahak dan juga geli dengan berita ini.

'Berita semacam ini bukan hal baru bagiku, tapi ini sangat lucu untuk kedua kalinya.' kata Anna dalam hati.

Berita semacam ini sama di kehidupan masa lalunya, satu-satunya perbedaannya adalah Kyle adalah orang yang termasuk dalam berita ini dan bukan Juan. 'Sama tua, sama tua.' (Maksudnya berita basi.)

Trik semacam ini hanya bisa dilakukan oleh satu orang yang membenci Anna karena beberapa alasan yang tidak diketahui, dan itu tidak lain adalah Rebecca.

"Apa yang akan kau lakukan tentang itu?" tanya Josh. Josh tidak tahu siapa pelaku utama dari berita tidak masuk akal ini tapi dirinya yakin Anna tahu pelakunya, tapi ia tidak repot-repot menanyakannya karena cepat atau lambat pelakunya akan ketahuan.

"Yah..." Anna memulai dan memberikan ponsel Zack kembali ke pemiliknya, "Karma sedang dalam perjalanan. Jadi tolong tunggu sebentar, pertunjukannya akan segera dimulai." Anna berkata dengan jahat dan pada saat yang sama, itu terdengar menggoda.

Seringai mulai muncul di wajah Josh ketika dia mendengar Anna berkata, "Tentu, aku akan menunggu dengan sabar untuk pertunjukan yang luar biasa itu."

Saat Anna dan Josh saling tersenyum jahat, teman-teman mereka, Nathalia, Lannie, dan Zen menatap kedua orang ini dengan bingung.

Mereka tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka, tetapi mereka tahu satu hal dan itu adalah mereka sedang membicarakan berita ini.

"Kenapa Anna terlihat sangat senang setelah melihat berita ini?" Lannie dengan bingung bertanya pada Zen dan Natalia.

Lannie dan Anna berteman sekarang, tetapi ia masih memiliki banyak hal untuk dipelajari tentang Anna, itulah sebabnya ia bertanya pada 2 orang yang bersama Anna terlebih dahulu. Mereka mengenal Anna jauh lebih banyak dari yang pernah diketahuinya.

"Jangan tanya kami. Percayalah, kapan pun Anna dan Josh seperti ini, aku dan Nathalia tidak akan pernah bisa memahami mereka berdua." Zen berkata dengan putus asa.

Situasi seperti ini terjadi dari waktu ke waktu, tetapi Nathalia dan Zen tidak pernah bisa terbiasa dengan itu setiap kali Anna dan Josh seperti itu.

"Tunggu dan lihat saja, kau akan segera mengetahui apa yang mereka tuju," kata Nathalia dan memutuskan untuk fokus pada berita yang menyebar di seluruh forum sekolah. "Aku tidak percaya ini. Ini terlalu kekanak-kanakan, mengapa mereka tidak menghadapimu secara langsung dan mengatakan mereka tidak aman tentang hidupmu?" Kata Nathalia sambil menghadap Anna.

Nathalia tidak bisa mengerti mengapa orang harus merasa tidak aman tentang seseorang. Setiap orang memiliki kehidupan mereka sendiri, mengapa mereka tidak bisa puas dengan kehidupan yang mereka miliki.

Tidak apa-apa untuk menjadi ambisius dari waktu ke waktu, tetapi menginginkan terlalu banyak mungkin tidak ada gunanya bagi siapa pun. Hal buruk pasti akan terjadi.

"Itu sifat manusia, Nathalia. Selalu ada orang yang seperti itu." Di antara kehidupan masa lalu dan saat ini, Anna akan selalu memiliki orang-orang seperti itu dalam hidupnya, orang-orang yang akan membencinya tanpa alasan.

REBORN: Revenge (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang