"Kenapa kau menyebut tempat ini 'apartemen' padahal lebih seperti kondominium? Maksudku ini kondominium, kan?" Kyle mendengar pertanyaan Erik, tetapi dia tidak repot-repot menjawabnya.
(Di kalangan pegiat properti, pembedaan arti kata kondominium dengan apartemen pun kerap dikaitkan dengan bentuk kepemilikannya. Apartemen dipakai untuk menunjukkan hunian vertikal (high-rise) yang disewakan, sedangkan istilah kondominium merujuk pada apartemen yang dijual untuk dimiliki oleh masing-masing penghuni.)
Karena Kyle dan Erik tidak memiliki kelas untuk dihadiri, Kyle memutuskan untuk beristirahat di tempatnya. Tapi seseorang datang dan mengganggu waktu sendiriannya dan seseorang itu adalah Erik.
Pagi ini ketika Kyle meninggalkan kediaman Robertson dan memutuskan untuk tinggal di rumahnya untuk sementara waktu; Kyle dalam suasana hati yang baik saat dia pergi dengan berpikir dia memiliki tempat untuk dirinya sendiri dan memikirkan rencana untuk membuat kedua tetua menerima kemajuannya terhadap Anna. Namun waktu sendiriannya dirusak oleh Erik yang tiba-tiba menjenguknya di tempatnya.
"Hei, kenapa kau tidak memperhatikanku? Apa ini caramu memperlakukan tamumu?" Erik mengeluh. Meskipun Erik tahu Kyle selalu seperti ini, dia tidak bisa menahan diri, Erik suka mengganggu Kyle dengan segala cara.
Tapi tentu saja, Erik juga tahu kapan harus berhenti karena dia tidak sanggup menghadapi konsekuensi saat Kyle diganggu olehnya.
"Kau menganggap dirimu tamu di tempatku?" Siapa yang akan menganggap seseorang sebagai tamu saat seseorang tersebut memiliki kunci untuk bebas memasuki rumah orang lain?
Erik memiliki kunci replika untuk tempat Kyle. Kyle tahu tentang ini dan tidak mengatakan apa-apa tentang itu, membiarkan Erik melakukan apa pun yang dia inginkan. Tapi sekarang untuk beberapa alasan, ia merasa Erik tidak boleh memasuki tempatnya saat dirinya ingin, karena ia mendapat perasaan buruk yang mungkin terjadi di masa depan.
Saat Kyle dan Erik sedang mengobrol tentang apakah Erik tamu atau bukan, seseorang tiba-tiba membunyikan bel pintu. Orang yang berada di luar terus menekan bel pintu.
Kyle berjalan menuju pintu dengan ekspresi kesal di wajahnya. 'Bisakah seseorang menekan bel pintu sekali atau dua kali? Lebih dari itu menjengkelkan.'
Begitu Kyle membuka pintu, hal pertama yang dilihat Kyle adalah wajah tenang kakeknya. Kyle terkejut melihat kakeknya, dan pertanyaan-pertanyaan menumpuk di benaknya.
"Kakek..."
"Apa? Apa kau hanya akan berdiri di sana dan tidak membiarkanku masuk?" Melihat sikap kakeknya itu, bibir Kyle berkedut kesal. Tidak ingin membuat kakeknya marah, Kyle membiarkan Elijah masuk.
Mendengar langkah-langkah mendekat, Erik mendongak untuk melihat siapa orang di sebelah Kyle. Begitu dia melihat Elijah di sebelah Kyle, Erik tiba-tiba duduk tegak seperti anak kecil yang sopan. "Kakek Elijah, kamu di sini!"
Selain ibunya, Erik cukup takut pada Elijah Robertson. Keluarganya dan keluarga Robertson sudah dekat sejak saat itu. Elijah seperti kakek sejati baginya sekarang. Elijah juga orang yang menganggapnya sebagai hal berguna yang bisa dia gunakan dalam situasi sulit.
Elijah mengangguk mengakui dan duduk tanpa menunggu Kyle memberitahunya. Melihat kakeknya sudah mendapatkan getaran 'merasa di rumah' dalam dirinya, Kyle duduk di sebelah Erik. Baik ia dan Erik sedang menunggu Elijah untuk berbicara tentang tujuannya datang ke sini.
Tempat itu hening selama 5 menit penuh; kesunyian itu membuat Erik gila. Dia ingin melarikan diri dari tempat ini secepat mungkin. Dia tahu apa yang terjadi di dalam keluarga Robertson dan itu semua berkat mulut Lannie yang mengoceh.
'Jangan bilang, kakek Elijah datang jauh-jauh ke sini untuk meyakinkan Kyle agar berhenti mengejar Anna? Tuhan, mengapa kau harus membuat hal-hal sulit untuk temanku?' kata Erik dalam hati. Bersimpati pada kehidupan cinta Kyle.
Sebenarnya, apa yang Erik pikirkan saat ini adalah apa yang Elijah coba lakukan di sini. Elijah akan memberitahu Kyle apa yang terjadi di masa lalu; setelah memberitahu Kyle tentang masa lalunya yang menyakitkan, Elijah berharap cucunya akan mengubah keputusannya untuk mengejar Anna.
"Kau ingin tahu apa yang terjadi antara aku dan Marcus, cucuku sayang?" Nada suara Elijah penuh dengan keseriusan. Dengan itu, Kyle menatap kakeknya dengan rasa ingin tahu yang jelas di matanya.
"Tolong beri tahu aku, kakek." Jika Kyle mengetahui cerita di balik kebencian mereka satu sama lain, mungkin ia bisa mengerti mengapa kedua tetua itu begitu menentangnya mengejar Anna.
"Uh... Mungkin aku pergi sekarang?" Erik tiba-tiba angkat bicara. Erik mendapat perasaan dia seharusnya tidak berada di sini mendengarkan cerita yang sangat tidak menyenangkan. Padahal, ia cukup tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi di masa lalu karena itu adalah kontroversi antara dua keluarga yang kuat.
"Tidak, aku ingin kau tinggal dan mendengar ceritanya juga," kata Elijah pada Erik.
Setelah mendengar itu dari Elijah, Erik duduk kembali. Erik menyeringai dalam hati, meskipun Elijah tidak akan memberitahunya alasan mengapa dia diizinkan untuk mendengarkan masa lalu yang menyakitkan seperti itu. Erik tahu kakek Elijah menggunakan dirinya untuk meyakinkan Kyle untuk berhenti mengejar Anna setelah mendengar cerita itu.
Sial bagi Elijah, apa pun konten ceritanya, Erik tidak akan membantunya meyakinkan Kyle untuk berhenti mengejar Anna karena ia tidak berhak melakukan itu. Lagi pula, jika Anna adalah tipe gadis yang akan memaksakan dirinya kepada seorang pria, maka Erik akan berusaha meyakinkan Kyle untuk berhenti mengejar Anna. Untung Anna bukan tipe wanita seperti 'itu'.
***
Setelah mendengar masa lalu kakeknya yang menyakitkan, Kyle merasa lebih marah daripada pertemuan antara ia dan kakeknya di kediaman Robertson.
"Kalian berdua luar biasa," kata Kyle dengan nada jengkel dalam suaranya.
Kedua tetua itu terus menyimpan dendam satu sama lain tanpa memastikan apa cerita sebenarnya di balik kematian adik kakeknya dan adik Marcus. 'Kebanggaan mereka? Itulah alasan mengapa mereka bahkan tidak repot-repot mencari kebenaran yang sebenarnya!'
Mendengar apa yang baru saja dikatakan Kyle, Erik mengangguk setuju. Ia juga berpikir sangat tidak masuk akal bagi kedua tetua untuk menyimpan dendam satu sama lain tanpa mengetahui seluruh kebenaran.
"Apa yang baru saja kau katakan? Luar biasa? Apa yang membuatmu berpikir begitu?" Elijah sekarang marah pada reaksi yang ditunjukkan cucunya kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN: Revenge (1)
Novela Juvenil[Novel Terjemahan - On going] Alternative : Reborn : Revenge Author(s) : C_J_ Taganna Genre(s) : Fantasy, Romance Chapter : Prolog - 199 Sinopsis : Dia baru berusia 6 tahun ketika ayahnya tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa jejak. Pada usia...