159. MEMOTONG KARTU KREDITNYA

709 92 8
                                    

"Kenapa kau memilih tempat ini untuk ku tinggali?"

Ketika Leon mendengar pertanyaan itu, senyum menggoda misterius muncul di wajah tampannya. Tempat bosnya tinggal sementara, ia sengaja memilihnya. "Kau tidak menyukainya, bos?" Leon bertanya. Leon melihat-lihat sekeliling tempat ini, desain dan semuanya adalah gaya bosnya. Dengan kata lain, tempat ini sangat cocok untuk bosnya.

"Aku menyukainya. Tapi tempat ini memberiku perasaan yang sulit untuk ku jelaskan." Dia menyukai  ruangan ini, ini seleranya. Tapi entah kenapa, tempat ini memberinya perasaan yang sudah lama tidak dia rasakan; perasaan ingin membunuh seseorang. Apakah hanya imajinasinya yang dia rasakan seperti ini? Atau sudah lama sejak terakhir kali dirinya melakukan hal seperti itu?

"Oh? Arion Coleman yang hebat kesulitan menjelaskan sesuatu?" Leon berkata dengan nada menggoda.

"Leon, jika aku jadi kau, aku akan tutup mulut sebelum sesuatu yang buruk terjadi," kata Arion dengan nada peringatan. Terkadang Arion bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia merekrut Leon sejak awal. Dari apa yang ia amati dari Leon, yang dia lakukan hanyalah bermain-main dan membuat dirinya gelisah. Jadi, bagaimana Leon menjadi yang terbaik dari orang-orang yang ia rekrut?

Jika Leon tahu apa yang Arion pikirkan sekarang, dia akan menunjukkan pada Arion semua misi yang telah dia selesaikan. Hasil dari misi tersebut adalah bukti bahwa dia adalah yang terbaik dari semua anak buah Arion.

"Sayang sekali bos, kau bukan aku." Bahkan sebelum Leon bisa menyesali apa yang baru saja dia katakan, Arion memukul kepalanya.

"Dasar brengsek! Apa kau tidak menghormati orang yang lebih tua?!" Arion mulai curiga pada dirinya sendiri, apakah dirinya, Arion Coleman, telah kehilangan sentuhannya untuk mengendalikan orang seperti Leon? Orang-orang yang dia temui takut padanya. Mereka tidak berani membalas perkataannya seperti yang baru saja dilakukan Leon.

Hanya ada sedikit orang yang diizinkan berbicara dengannya seperti itu, dan Leon bukan salah satu dari sedikit orang itu. 'Kurasa akhir-akhir ini aku terlalu lunak padanya.'

Arion mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang, "Potong semua kartu kredit Leon dan berikan hukuman yang paling tepat karena melanggar perintahku." Saat Arion mengatakan itu, ia memandang Leon dengan seringai terpampang di wajahnya dan Leon menatapnya dengan ngeri.

Leon tidak peduli hukuman apa yang akan ia dapatkan karena melawan Arion. Tetapi memotong semua uangnya di sepanjang jalan adalah hal yang mustahil. Yang paling ia takuti selain kemarahan Arion adalah jika uangnya dipotong.

Leon berlutut dan memeluk kaki Arion, "Oh, Yang Terhebat! Maafkan orang desa ini! Aku tidak bermaksud untuk bertindak begitu berani di depanmu!" Arion mulai merasa jijik dengan rengekan Leon seperti bayi.

"Lepaskan tanganmu dariku, brengsek!" Arion mencoba melepaskan Leon dari kakinya, tetapi tidak peduli apa pun itu, Leon tidak melepaskannya.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, bos! Sampai kau memaafkanku, aku tidak akan pernah melepaskanmu!" Arion sudah mengharapkan Leon akan bereaksi jika kartu kreditnya akan dipotong. Tetapi dia tidak menyangka Leon merendahkan dirinya seperti ini.

***

"Kita mau kemana lagi?" Erik bertanya sambil menguap. Dia menginap di tempat Kyle, dan dia masih mengantuk. Kyle menendangnya dari tempat tidur hanya karena mereka pergi ke suatu tempat.

"Kita akan menemui pamanku Alfonso, perintah ibuku," Meskipun Kyle tidak ingin pergi menemui pamannya Alfonso, dia tetap harus pergi menemuinya atau kalau tidak, ibunya akan mengejarnya karena tidak mengikuti perintahnya.

"Apa? Kenapa aku menemanimu kalau begitu? Dia pamanmu, bukan pamanku!" Erik tidak mengerti mengapa dia harus menemani Kyle menemui Alfonso. Dia seharusnya tidur sekarang, tidak mengalami kesulitan seperti ini.

"Kita berdua tahu mengapa ibu ingin aku pergi ke sana. Pamanku ingin memiliki inspirasi baru untuk set pakaiannya, dan musim tahun ini adalah tujuan tertinggi setiap desainer di dunia. Yang berarti kita pergi ke sana akan cukup memiliki banyak pengalaman yang luar biasa." Kapan pun Alfonso ingin mendesain satu set pakaian baru, selalu keluarga Robertson yang harus menderita baginya untuk mendapatkan ide-ide baru.

Sayangnya, kali ini hanya Kyle, termasuk Erik. Orang tua dan adik Kyle menemukan cara untuk membebaskan diri dari cengkeraman Alfonso. Kyle adalah satu-satunya orang yang tidak bisa menemukan alasan, jadi di sini dia menyeret Erik ke neraka.

"Hei! Itu tidak menjawab pertanyaanku! Kenapa aku pergi denganmu?!" Erik sudah menebak mengapa Kyle membuatnya pergi juga. Tapi ia berharap tidak demikian. 'Aku tidak ingin berada di neraka itu.' kata Erik dalam hati.

Kyle berhenti di jalurnya, "Sobat, bukankah begitu jelas?" Kyle berkata dengan seringai jahat terpampang di wajahnya yang seperti Dewa. Erik tersenyum kembali pada Kyle, tapi senyumnya itu menunjukkan ekspresi marah yang ada di wajahnya

Kyle dan Erik hendak melanjutkan langkah mereka, tetapi mereka tidak melakukannya saat mereka mendengar seseorang merengek sangat keras. Karena penasaran, Kyle dan Erik mengintip dari pintu di samping mereka; pintu itu terbuka lebar.

Erik dan Kyle melihat 2 orang di dalam: Seorang pria dewasa dan seorang remaja muda. Pria dewasa itu berdiri, berjuang untuk melepaskan remaja muda yang memeluk kakinya. Remaja muda yang memeluk kaki pria dewasa itu merengek seperti bayi. Sama seperti pria dewasa itu, Kyle kesal mendengar rengekannya.

***

Menyadari seseorang sedang menatap mereka, Arion melihat ke arah pintu. Arion melihat Kyle dan Erik menatapnya dan Leon. Dia berdiri diam dan menatap kedua orang di luar. Tiba-tiba, darahnya mendidih karena marah. 'Serius? Orang pertama yang kulihat setelah kembali ke negara ini adalah dia?! Lelucon macam apa ini?!'

Merasa bosnya telah berhenti meronta, Leon melihat ke arah di mana bosnya menatap; ketika ia melihat 2 orang di luar, Leon terkejut sampai ia ingin tertawa. Tapi ia tidak tertawa; takut bosnya akan semakin marah.

'Ya ampun, aku tidak menyangka mereka akan bertemu secepat ini.'

REBORN: Revenge (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang