175. SAYANG! LAKUKAN YANG TERBAIK

773 103 3
                                    

Mendengar itu, Leon memaksa dirinya untuk tidak tertawa lepas. Leon tidak tahu harus senang atau tidak dengan komentar yang baru saja dibuat Anna. Leon sudah bisa merasakan tatapan tajam yang diberikan Arion padanya.

Seolah tatapan tajam bosnya mengatakan: 'Aku akan membunuhmu. Karenamu, putriku mengira aku jelek!'

Leon dalam hati menangis, 'Kenapa aku yang harus disalahkan?' Leon ingin mengatakan Anna berpikir seperti itu karena bosnya mengenakan topeng. Bandingkan wajah telanjang Leon dan wajah palsu bosnya, penampilan Leon lebih baik dari bosnya.

"Aku lebih mirip ibuku." Ketika Leon mengatakan ini, ia tidak berbohong; ia memang lebih mirip ibu kandungnya. Tetapi saat Leon mengatakan ini, Anna memperhatikan sedikit kesedihan di matanya, dan Anna merasa sedikit bersalah karena menyebut ibunya. Sepertinya, menyebut ibunya adalah sesuatu yang tidak bisa dikatakan sembarangan.

Tak ingin membuat Leon menjadi tidak nyaman, Anna langsung ingin mengalihkan pembicaraan. "Yah, itu masuk akal!" Anna duduk di kursinya, "Tidak ada yang duduk di dua kursi ini, jika kau mau, kau dan ayahmu bisa duduk di sini."

Jika Leon dan 'ayahnya' duduk di sebelahnya, Anna tidak akan merasa tidak nyaman berada di sebelah bibinya, yang pasti akan bersorak keras untuk putra mereka. Kehadirannya di sini adalah untuk mendukung kakaknya, Josh, dan Zen, tetapi dia merasa malu melihat 3 ibu bersorak untuk putra mereka dengan suara yang sangat keras sambil mengenakan kemeja yang sangat unik.

Ibunya, ibu Zen, dan ibu Josh berasal dari keluarga yang sangat terkenal dan ketiganya dikenal anggun. Karena mereka berada di tempat umum, apa yang akan terjadi hari ini mungkin akan menjadi berita di hari berikutnya. Anna tidak sedikit pun khawatir akan ada komentar negatif tentang tindakan ibu dan bibinya hari ini, karena ia tahu pamannya Zack dan pamannya Mike akan menangani masalah tersebut. Tapi yang paling membuatnya khawatir adalah ketiganya mungkin tidak fokus pada pertandingan karena rasa malu yang akan mereka lihat nanti.

Sebanyak Anna ingin kakaknya memakai baju perempuan saat dia kalah, Anna tetap ingin kakaknya menang karena ia benci melihat kakaknya kalah dari seseorang. Selain itu, ia punya cara untuk membuat kakaknya memakai baju perempuan.

"Tidak ada yang duduk di sini?" Leon bertanya. Meskipun ia tahu apakah seseorang duduk di sini atau tidak, bosnya tetap akan duduk.

"Apakah aku akan menawarkan kursi padamu jika seseorang duduk di situ?" Kata Anna sinis dan membuat mulut Leon berkedut. Salah satu sifat yang diwarisi Anna dari ayahnya adalah sarkasme, walaupun Anna jarang menggunakan sarkasme tetap saja membuat seseorang berkedut kesal. "Lihat ayahmu sudah duduk di sampingku."

Leon mendengar itu dan menatap bosnya. Bosnya sudah duduk di sebelah Anna dan Leon tidak percaya sikap bosnya membuatnya merasa terhina. 'Apa aku terlihat seperti seseorang yang akan melecehkan seorang gadis secara seksual?' Leon bertanya dalam hati, tetapi bahkan jika ia menanyakan itu secara lisan pada bosnya, ia tahu tanggapan bosnya cukup keras.

Leon tidak melakukan apa-apa lagi dan hanya duduk di sebelah bosnya yang memelototinya sepanjang waktu. 'Kenapa aku sangat tidak beruntung? Dan kapan aku akhirnya bisa melihat 'pertunjukan' itu?'

Sementara itu, saat Arion sedang duduk di samping permatanya, sekilas melihat 2 pria yang sangat akrab dengannya. Ia telah duduk di sini tidak begitu lama, tapi ia hanya memperhatikan kemeja yang mereka berdua kenakan. Di bagian belakang baju mereka, tertulis: 'Go go go! Anakku!'

Arion ingin menertawakan kemeja yang mereka kenakan, tetapi ia tidak bisa karena jika dirinya tertawa, itu akan mengungkap keberadaannya di balik penyamarannya. Arion mengenal Mike dan Zack dengan sangat baik, dan memakai kemeja itu tidak membuat mereka berdua bahagia.

Saat Arion menertawakan Zack dan Mike dalam hati, matanya tertuju pada anak muda yang sangat mirip dengannya, putranya. Melihat putranya sekarang seperti melihat dirinya yang lebih muda. Ia merasa bangga hanya dengan melihat kepercayaan diri anaknya; sepanjang hari-harinya saat ia tumbuh dewasa, Arion tidak pernah menyesal dalam hidupnya, sampai ia memulai sebuah keluarga sendiri. Ia menyesal tidak melihat putra dan putrinya tumbuh dewasa.

Hal-hal yang telah terjadi di masa lalu membuatnya membuat pilihan yang tidak rasional; ia tidak akan menghilang tanpa sepatah kata pun jika dirinya dalam keadaan pikiran yang rasional. Sekarang, ia menyesal tidak memikirkan semuanya dan tidak berbicara dengan istrinya saat itu. Jika ia diberi kesempatan untuk memutar kembali waktu, ia akan tinggal bersama keluarganya dan menghadapi bahaya secara langsung.

***

Saat Aaron dan rekan satu timnya sedang melakukan pemanasan di lapangan, matanya secara tidak sengaja tertuju pada sekelompok orang yang membuatnya cukup terkejut. Reaksinya sama dengan Zen dan Josh; mereka sangat terkejut hingga membuat mereka terdiam.

"Sayang! Ayo lihat kamera, tolong tersenyum untukku!" Ibu Zen berkata dengan suara keras sambil memegang kamera di tangannya, membidik wajah tampan Zen.

"Josh, kamu juga, sayang! Tersenyumlah ke kamera!" Ibu Josh juga melakukan hal yang sama seperti ibu Zen.

"Sayang! Lakukan yang terbaik, oke?! Ibu ada di sini untuk mendukungmu!" Dan tentu saja, ibu Aaron; dia memegang spanduk kecil yang bertuliskan: 'Kamu bisa melakukannya Crystal!'

Ketiganya terdiam, tidak tahu harus berbuat apa dan apa yang harus dikatakan balik pada ibu mereka yang menyemangati mereka dengan sepenuh cinta.

Saat mereka terdiam, ketiganya mendengar tawa dari belakang mereka, mereka berbalik dan melihat rekan satu tim mereka tertawa, "Itu benar sayang. Tolong lakukan yang terbaik, tim membutuhkannya." Ike, wakil kapten tim berkata sambil tertawa terbahak-bahak. Dia bahkan tertawa lebih keras dari itu saat melihat wajah merah ketiganya.

Ike dan anggota lainnya bersenang-senang dalam hidup mereka. Mengetahui ibu Zen, Josh, dan Aaron seperti itu membuat mereka ingin menggoda ketiganya karena ketiganya begitu acuh tak acuh dengan orang lain. Mereka bertiga tidak sama dengan ibu-ibu yang memberikan dukungan pada mereka di pinggir lapangan.

Anna yang melihat seluruh skenario merasa kasihan pada kakaknya, Josh, dan Zen. 'Maaf kakak, aku tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikan ibu melakukan ini.'

REBORN: Revenge (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang