-----☼☼☼-----Hari ini semua orang sedang berkumpul di ruang meeting termasuk Felicia.
"jadi apa masalah besarnya? Sampai kalian menyuruh saya untuk datang secepatnya," tanya Felicia dengan mentap tajam kepada semua orang.
"ini masalah tentang perusahaan yang baru bekerja sama dengan kita, perusahaan mereka mengalami penurunan dan dalam ambang kebangkrutan," ujar sekretarisnya.
"kita tidak akan memutuskan kerjasamanya dan kalau perlu suntikan juga dana untuk perusahaan itu," jelas Felicia.
Brak..
Tiba tiba seorang pria berdiri sambil menggebrak meja.
"anda tidak bisa seperti ini nona, itu akan berpengaruh untuk perusahaan kita. Dan untuk penyuntikan dana, itu juga akan membuat pengeluaran perusahaan kita membengkak," ucap pria tersebut menolak keputusan Felicia.
"tuan anda tidak perlu sampai bertingkah seperti itu, dan tentang keputusan saya, itu tidak bisa di ubah," ucap Felicia kembali menegaskan perkataannya.
"untuk apa anda rela mempertaruhkan perusahaan ini demi perusahaan yang hampir bangkrut itu?" tanyanya dengan nada bicara yang sedikit meninggi.
"tutup mulut mu itu atau aku yang akan menjahitnya sendiri," ancam Felicia.
Semua yang ada di ruangan langsung terdiam termasuk pria tersebut.
"Meeting kali ini saya akhiri, saya harap tidak ada yang membuat telinga saya panas setelah ini karena banyak orang yang bergosip tentang saya," ucap Felicia kepada semua orang
Semua orang keluar dari ruangan, kini hanya tersisa felicia dan Reihan.
"sebenarnya, ada yang perlu saya sampaikan," ujar Reihan.
"ya ada apa Reihan?"
"data perusahaan kita bocor, saya pikir desain yang kita simpan juga di curi dan sepertinya penghianat itu ada di antara kita, karena dia mampu mengetahui situasi dengan sangat baik."
"ah kenapa di perusahaan ku ada serangga, tolong bereskan kekacauan ini kalau masalah ini sulit kalian tangani maka aku sendiri yang akan turun tangan," jelas felicia.
"baik saya akan mencari siapa pelakunya."
"ya ya ya."
"baik kalau begitu saya permisi."
Tanpa menunggu jawaban Felicia, Reihan langsung keluar dari ruangan.
--
Bella turun dari mobilnya dan terburu-buru masuk ke kantor Felicia.
"tunggu apakah bos kalian ada?" tanya Bella kepada salah satu karyawan di sana.
"oh sepertinya bos ada di ruangannya, anda bisa langsung ke sana," jawab karyawan itu.
"oke terimakasih," Bella kembali berlari untuk menuju ruangan felicia.
Sesampainya di depan ruangan tanpa aba-aba Bella langsung membuka pintu.
" em feli-" ucapan terpotong melihat bahwa di ruangan itu Felicia tidak sendiri, dia di temani seorang wanita dengan baju yang bisa di bilang kurang bahan. 'what the hell, that bitch is so annoying' celetuk Bella dalam hati, pemandangan yang begitu memuakkan.
"maaf mengganggu kalian, tapi aku ada urusan mendesak denganmu Felicia," ucap Bella memecah keheningan.
"oh ya tentu silahkan masuk," ucap Felicia sembari membenarkan posisi duduknya.
"Lebih baik kamu keluar dan membiarkan kami membahas pekerjaan dengan tenang tanpa ada gangguan," ucap Bella dengan sedikit senyum terpaksa kepada perempuan yang kini sedang menatapnya dengan sinis. Tanpa menjawabnya wanita itu langsung berdiri dan menghampiri Felicia, kemudian mengecup singkat pipinya, lalu berjalan keluar.
'wah apa-apaan itu???' Bella sedikit terkejut melihat hal itu.
"ah ya ada hal penting yang harus aku sampaikan," ucap Bella sembari menarik kursi kemudian duduk.
"Hal penting, tentang?"
"ini tentang kerjasama kita."
Felicia sedikit mengerutkan keningnya.
"apa kamu ingin memutuskan kerjasamanya?" tanya Felicia."ah tidak tidak, justru aku yang ingin bertanya apa kamu akan memutuskan kerjasama kita?"
"eh? Tidak aku tidak akan memutuskan kerjasama nya," jawab Felicia dengan wajah yang terlihat lucu, dengan mengedipkan matanya beberapa kali.
Bella sedikit menggelengkan kepalanya.
"tapi, kamu sudah tahu berita tentang perusahaan ku kan?""ya, memang apa masalahnya?"
"hey itu bisa mempengaruhi perusahaan mu Felicia."
"ah tenang saja, dan aku juga berpikir perusahaan ku akan menyuntikan sejumlah dana untuk ikut membantu perusahaan mu," ucap Felicia sembari mengusap-usap dagunya.
"Whatt?? Sebelumnya aku berterima kasih karena kamu mau berbaik hati, tapi sepertinya itu tidak perlu," tolak Bella.
"hey hey apa kamu mau perusahaan papah mu yang sudah dia bangun dengan susah payah lenyap begitu saja, pikirkan itu bodoh," jelas Felicia sembari menjitak kepala bella.
"hey kau juga bodoh, kau ingin membuat perusahaan mu ikut bangkrut hah?" Bella membalas jitakan Felicia.
Felicia terlihat sedang berpikir sejenak.
"Ah ya, kalau begitu aku tidak akan menggunakan uang perusahaan.""kalau bukan uang perusahaan terus kau ingin menggunakan uang Pribadimu?" tanya Bella.
"ya kau benar aku akan menggunakan uang pribadiku." jawabnya sambil tersenyum penuh kebanggaan.
"bodoh...bodoh... Terserah aku sudah mulai pusing," pasrah Bella sembari memijat kedua pelipisnya.
-----☼☼☼-----
Note me : maaf atas kekurangannya, kritik dan saran sangat di perlukan.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
👇
👇
👇
⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...