Happy reading...
*:・゚✧*:・゚
Setelah diantar pulang ke rumah, Felicia mengistirahatkan diri di kamarnya.
melirik ponsel yang berada di atas nakas, berpikir sejenak, kemudian ia mengambilnya dan mencoba menelpon seseorang."ya ada apa?" tanya seseorang di sebrang sana.
"bisa tolong ke sini," pinta Felicia.
"Loh, suara kamu kok gini, kamu sakit? aku ke sana sekarang ya."
Telepon di matikan oleh sebelah pihak, sedikit senyuman terukir di bibir Felicia. Setelah sekitar tiga puluh menit, terdengar suara bell.
Felicia keluar dari kamarnya untuk membuka pintu.Felicia menarik gagang pintu, dan Bella langsung menghujani Felicia dengan banyak pertanyaan.
"Kenapa, sebelah mana yang sakitnya?" tanya Bella dengan nada yang khawatir. Kemudian ia semakin terkejut melihat wajah Felicia yang pucat. Ia menempelkan tangannya di kening Felicia.
"kamu udah minum obat?" tanya Bella lagi.Felicia menggelengkan kepalanya
"Ya Tuhan" Bella menepuk keningnya.
"ayo ayo, aku cariin obat buat kamu," Bella menggandeng tangan Felicia dan masuk ke dalam rumah."HEII!! TUNGGU AKU," teriak seseorang dari arah luar.
Keduanya langsung menoleh,
Felicia menatap Bella dengan tatapan bertanya-tanya.
"ah... Maaf aku membawa keponakan ku," ucap Bella sembari tersenyum kaku."hahh...hahh.. Kenapa aku di tinggalkan?" tanya Tiffany sambil terengah-engah.
"aku lupa, ternyata aku kesini membawa beban," ucap Bella sambil tersenyum meledek.
"aihh, jahat nya. Tante sampe hampir ngunci aku di dalam rumah saking terburu-burunya kesini," ucap Tiffany sambil memutar kedua matanya.
Bella melebarkan ke dua matanya.
'astaga, bocah sialan', umpat Bella dalam hati."ayo Felicia, tolong abaikan saja bocah itu," ucap Bella sambil membawa Felicia menuju kamar.
Bella mendudukkan Felicia di tempat tidur.
"istirahat dulu, aku ke dapur dulu sebentar."Bella keluar dari kamar Felicia dan berpapasan dengan Tiffany.
"hei... Aku harus menunggu di mana?" tanya Tiffany.Bella melirik Tiffany.
"tunggu di ruang tamu atau terserah.""baiklah aku akan keluar sebentar," pamit Tiffany.
"ya.. Ya.."
Bella melanjutkan tujuannya untuk pergi ke dapur.Sampai di dapur, Bella membuka kulkas, tapi tidak ada makanan. Ia beralih untuk membuka tudung saji yang ada di meja makan.
"Lah ternyata tidak ada makanan, " gerutu bella."sebaiknya aku membuat bubur untuk felicia makan."
Bella mulai mengambil bahan-bahan untuk membuat bubur.
Sementara itu di kamar Felicia, ia sedang mengobrol dengan Tiffany. Setelah kembali dari luar, Tiffany bergegas pergi ke kamar Felicia untuk membicarakan sesuatu.
"jadi, ada hubungan apa kalian ini?" tanya Tiffany.
Felicia mengerutkan keningnya.
"Oh ayolah, aku juga ingin mengetahui sesuatu tentang tanteku. Apa tidak boleh?" ucap Tiffany sembari membelakangi Felicia.
"Oke oke, untuk saat ini kami hanya dua orang sahabat yang saling melindungi satu sama lain," ucap Felicia mencoba menjelaskan.
"Ouh, eh? Untuk saat ini? Berarti kedepannya kalian bisa lebih dari sahabat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...