❥𝘁𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆❥

1.1K 77 0
                                    

_____----_____

Bella mengepalkan tangannya erat, kemudian meninju tembok dengan keras.

"Temukan tempat dimana dia tinggal, setelah itu hubungi saya lagi!"

Orang yang sedari tadi hanya tertunduk, kini mengangguk mengiyakan dan berbalik pergi.

Bella mengacak rambutnya kesal.
"Kali ini masalah apalagi, ya tuhan."

Ia berjalan ke mejanya, kemudian duduk sembari sedikit memijat pelipisnya.

Bella mencari ponselnya, dan menghubungi Felicia. Butuh beberapa saat agar telepon tersambung.

"Ya, Bella. Ada apa??" tanya orang diseberang sana, dengan nada yang excited.

"Dimana?" bisa dibilang, Bella bertanya bahkan tanpa nada.

"A-aku di rumah, kenapa??"

"Aku ke sana." setelah mengatakan itu, Bella langsung mematikan sambungan telponnya dan segera pergi keluar dari kantornya.

--

Felicia duduk di sofa sembari terus memutar-mutar remote TV yang ada di tangannya. Ia terus memikirkan mengapa Bella bersikap seperti itu padanya.

Ah Felicia bukannya baperan, hanya saja saat Bella bersikap begitu, hatinya merasa tidak nyaman.

Suara bell terdengar, memecah keheningan membuat Felicia kembali tersadar dari lamunannya. Ia berjalan kearah pintu kemudian membukanya.

Ia sedikit mematung, melihat penampilan Bella tidak seperti biasanya. Rambut yang sedikit berantakan, baju yang tidak rapi. Oh, itu sama sekali bukan Bella yang biasanya. Tapi, ini tidak terlalu buruk, bahkan ini membuatnya menjadi lebih... seksi.

Felicia menggelengkan kepalanya, menepis pemikiran yang sempat ada di benaknya itu. Bella masuk diikuti oleh Felicia dibelakangnya.

Bella mendudukkan dirinya di sofa, menyandarkan punggungnya sembari menghela nafas lelah. Felicia ikut duduk disampingnya, kemudian menyentuh punggung tangan Bella dengan lembut.

"Kamu kenapa??" Felicia bertanya dengan nada yang khawatir.

Bella membuka matanya, kemudian menatap kearah Felicia.
"Aku gak papa."

Felicia menatap Bella dengan tatapan tidak percaya.

Bella meraih tangan Felicia, dan menggenggamnya erat.
"Beneran aku gak papa kok," ucap Bella, mencoba meyakinkan.

"Iya, iyaa."

Felicia kini menyandarkan kepalanya di bahu Bella, mencoba mencari kenyamanan.

Bella mengelus kepala Felicia.
"Fel, kamu percaya kan, kalo aku gak akan pernah ninggalin kamu?"

Felicia sedikit terdiam, kepalanya mendongak menatap Bella yang kini sedang menatap kearahnya juga.
"Iya."

Bella tersenyum kemudian kembali mengelus kepala Felicia.

--

"Gila, kamu tau, aku hampir kehilangan akal gara-gara waktu itu gak bisa hubungin kamu," ucap Reihan sembari memeluk orang yang selama beberapa Minggu ini ia rindukan.

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang