bab 1 | S2

997 69 11
                                    

_____----_____

Felicia melangkahkan kakinya memasuki sebuah cafe. Ia tampak cantik mengenakan A-line dress berwarna hitam, dengan rambut yang digerai membuat semua orang yang ada di sana langsung terfokus kepadanya.

"Felicia! Sebelah sini," sapa seseorang sembari melambaikan tangannya.

Felicia yang melihat itu, kemudian menghampirinya.
"Aduh maaf, pasti nunggu lama ya."

"Eh gak papa kok," ucapnya yang tidak lama setelah itu ia memberikan sebuah berkas.
"Semuanya udah aku simpen disini, jadi sampe sini aku jamin semuanya aman terkendali."

Felicia tersenyum sembari memperhatikan berkas tersebut.
"Oke thanks ya, maaf banget udah ngerepotin."

"Enggak kok, aku gak ngerasa direpotin. Lain kali kalo emang butuh bantuan lagi, bilang aja."

Felicia melihat jam yang ada ditangannya.
"Aku masih ada urusan, jadi duluan ya."

"Ah iya iya, semoga urusannya cepet selesai ya. Biar bisa istirahat."

"Iya."

Setelah berpamitan, Felicia keluar dari cafe. Saking terburu-buru nya, ia sempat menjatuhkan kunci mobil miliknya. Seseorang yang melihat itu kemudian menghampirinya, dan memberikan kunci itu.

Felicia berterimakasih tanpa melihat siapa yang memberikan kunci padanya, ia langsung masuk kedalam mobil dan mulai menjauh dari area cafe.

Felicia menyandarkan punggungnya di kursi. Ia sedikit memijat pelipisnya untuk sedikit menghilangkan rasa pusing pada kepalanya.

Tok... Tok... Tok...

Felicia melihat kearah pintu, ia menghela nafasnya sebelum akhirnya mempersilahkan masuk.

Sekretaris nya pun masuk dan menyerahkan setumpuk berkas yang harus ia tanda tangani dan sebagian lagi harus ia cek. Setelah menyerahkan berkas-berkas, sekretaris Felicia keluar dari ruangan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lainnya.

Felicia menatap tumpukan berkas itu kemudian mengusap wajahnya, ia kembali mencoba untuk menenangkan pikirannya.
"Ini kok jadi numpuk begini? Perasaan tadi cuman di tinggal 1 sampe 2 jam," ucap Felicia heran.

-
-
-

Hampir 2 jam Bella berdiri didepan rumah Felicia, ia tidak peduli berapa lama ia harus menunggu ia akan tetap berada disitu sampai dirinya bisa bertemu dengan Felicia.

Katakanlah ia gila, dan itu memang benar. Dia gila karena memendam rasa rindu, yang semakin lama semakin memuncak hingga hal seperti ini Bella lakukan.

Sebuah mobil mulai memasuki pekarangan rumah. Bella yang melihat itu, kembali menegakkan tubuhnya.

Felicia keluar dari dalam mobil sembari menenteng tasnya. Ia sadar bahwa Bella ada dihadapannya, tapi ia mengabaikannya.

Sampai akhirnya Bella menghentikan langkah Felicia, dengan cara menarik lengannya.
"Ada apalagi sih?" tanya Felicia masih mencoba untuk bersabar.

"Aku kangen."

Felicia tersenyum meremehkan.
"Apa? Gak salah denger nih?"

Bella mempererat genggaman tangannya pada tangan Felicia, membuat Felicia langsung menghempas kasar tangannya.
"Kamu tuh maunya apa sih? Bukannya waktu itu, kamu sendiri yang bilang kalo kamu gak pernah cinta sama aku. Sekarang kok malah gini? Atau mungkin perusahaan kamu butuh dana lagi ya?"

Bella hanya terdiam sambil menunduk.

Felicia membuka tasnya, dan mengambil semua lembaran uang yang ada didalam tasnya. Ia kemudian melemparkan uang itu kepada Bella.
"Kalo masih kurang, bilang aja. Nanti aku transfer," ucap Felicia. Setelah itu ia masuk kedalam rumah, tanpa memperdulikan Bella yang masih terdiam.

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang