bab 2 | S2

704 44 7
                                    

Happy reading...

⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Felicia keluar dari kantornya, tapi langkahnya terhenti saat melihat sang ayah bersama Bella. Ayah Felicia terlihat marah sambil menunjuk-nunjuk Bella. Felicia mencoba tidak perduli, dan ingin pergi. Tapi niat tersebut ia urungkan, setelah melihat Bella yang ditampar oleh ayahnya.

Hal itu sontak membuat Felicia kaget, ia mematung menyaksikan orang yang ia cintai ditampar didepan matanya oleh ayahnya sendiri.

"Saya sudah bilang jauhi anak saya!" ucap ayah Felicia penuh penekanan.

"Gak bisa, saya udah cinta sama Felicia!" ucap Bella tidak mau kalah.

"Cinta? Saya pikir kalian sudah cukup dewasa untuk mengetahui mana yang benar dan salah," ayah Felicia berucap dengan nada yang mengejek.

"Cinta kami salah? Saya rasa cinta kami sama seperti orang lain. Tidak ada bedanya," jelas Bella sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Ingat, kalian nanti tidak akan bisa menikah dan tidak punya keturunan. Siapa nanti yang mau meneruskan perusahaan?"

"Apakah maksud anda tujuan dari pernikahan hanyalah agar mendapatkan keturunan? Dan mengesampingkan perasaan?" rasa marah sudah tidak bisa lagi Bella tahan.

"Saya tidak peduli, saya sudah memilih seseorang untuk Felicia. Dan saya yakin kehidupannya akan terjamin," ucap ayah Felicia mengakhiri perdebatan yang terjadi. Ia pergi meninggalkan Bella yang kini merasa seluruh tubuhnya lemas.

-
-
-

Felicia pulang kerumahnya dengan perasaan campur aduk. Kepalanya seakan mau meledak, banyak sekali pertanyaan yang muncul dibenaknya. Tentang apa urusan ayahnya dengan Bella, hal apa yang mereka bicarakan, dan jangan lupakan ayahnya yang menampar Bella.

Felicia melempar dirinya ke tempat tidur, ia memejamkan matanya sembari terus mengatur nafasnya.
"Kenapa masalahnya bisa serumit ini sih??"

Felicia kembali mendudukkan dirinya, saat mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Felicia berjalan kearah pintu dengan langkah gontai nya.

"Ada apa-" ucapan Felicia terhenti saat melihat sosok didepannya.

"Ada apalagi kamu kesini?" tanya Felicia dengan amarahnya yang mulai naik.

Yang ditanya hanya terdiam, sembari memandangi Felicia.

"Kamu ini kenapa sih bel? Kamu sendiri ya-"

Bella memotong ucapan Felicia, dengan cara menarik tengkuknya, mendorong Felicia masuk kedalam rumah dan menutup pintu.

Felicia mencoba untuk mendorong Bella menjauh, tapi lama kelamaan ciuman Bella menjadi candu untuk Felicia. Yang akhirnya ia juga ikut membalas ciuman Bella.

Suara lenguhan mulai terdengar dari keduanya, Bella membuka kancing baju Felicia dengan terburu-buru.

Felicia mencekal lengan Bella, kemudian menghempaskan nya dengan kasar.
"Cukup!" ucap Felicia sembari memalingkan wajahnya.

Tangan Bella terulur untuk menangkup pipi Felicia.
"Maaf," ucapnya dan mengecup singkat bibir Felicia.

Mata Felicia terlihat mulai berkaca-kaca, ia kemudian memeluk erat tubuh Bella. Bella sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Felicia, tapi detik berikutnya ia membalas pelukan Felicia tak kalah erat.

"Sekarang, aku cuman pengen denger penjelasan dari kamu!" ucap Felicia masih dalam pelukan Bella.

Bella mengusap kepala Felicia, mencoba untuk menenangkannya.
"Iya, aku janji bakal jelasin semuanya."

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang