"Salah gak sih, kalo aku cinta sama kamu?"
Bella melirik Felicia sekilas, lalu kembali menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang.
"Gak salah kok, cuman mau kita berusaha sekuat apapun, kita gak bakal bisa bener-bener bareng," ucapnya sambil tersenyum nanar.
"Kamu?" Kedua alis Felicia kini tertaut.
"Gak, bukannya aku mulai ragu. Tapi kenyataannya emang kayak gitu," ucapan Bella sangat datar, bahkan wajahnya terlihat tanpa ekspresi.
"Gila, aku udah capek-capek lakuin semua hal biar kita tetep bareng, cuman buat denger kamu ngomong gini?" Felicia sedikit tertawa saat mengatakan hal itu.
"Kalo emang dari awal kamu gak yakin, gak usah kita lanjutin lagi," sambung nya sembari beranjak dari tempat duduk."Aku benci sama kamu!"
Setelah mengatakan itu, Felicia pergi meninggalkan Bella yang kini hanya terduduk diam tak bersuara.
"Fel, Felicia! Ayo bangun," ucap Bella sembari sedikit mengguncang tubuh Felicia.
Felicia terlonjak kaget, ia menatap kearah Bella dengan tatapan tidak percaya.
"Kamu?""Apa, kenapa? Ayo cepet bangun."
Bella menarik tubuh Felicia, agar ia bangun dari tempat tidurnya.
"Huufftt!" Felicia menghela nafas lega, setelah menyadari bahwa yang tadi ia alami hanyalah mimpi.
"Sarapannya udah aku siapin, tinggal kamu makan. Aku udah duluan sarapan tadi, sekarang aku mau ke kantor," ucap Bella nampak tergesa-gesa untuk pergi.
"Bel?" Felicia memanggil Bella dengan suara yang pelan.
Bella menengok ke arah Felicia, kemudian menghampirinya.
Satu kecupan mendarat di kening Felicia, "aku pergi dulu ya," ucap Bella sembari terus menatap mata Felicia.
Felicia tersenyum, kemudian mengangguk. "Hati-hati di jalannya, aku tau kamu lagi buru-buru. Tapi gak usah ngebut, pikirin keselamatan kamu."
Bella ikut tersenyum, kemudian pergi menjauh meninggalkan Felicia yang duduk di meja makan.
"Aku takut bel," lirihnya.
Bella tiba di sebuah restoran mewah, ia sedikit berlari masuk menuju restoran tersebut.
"Sorry aku telat," ucap Bella sembari menarik kursi untuk dirinya duduk."Oouu gak papa, lagian aku juga belum lama kok di sini," ucap seorang wanita dress berwarna merah, dengan makeup yang terkesan bold.
"Jadi, apa yang mau kamu bicarain?" Tanya Bella yang kini terfokus pada lawan bicaranya.
"Sebenernya gak banyak yang pengen aku omongin sama kamu, cuman satu hal-" Ia sedikit menjeda kalimat yang akan ia ucapkan selanjutnya. "Tinggalin Felicia!"
Bella kaget dengan pernyataan yang ia dengar. "Dari banyaknya hal yang bisa kamu minta ke aku, kenapa harus nyuruh aku buat ninggalin Felicia?"
Wanita tersebut memandang Felicia dengan remeh. "Kamu ga cocok buat dia."
"Tau apa kamu tentang aku sama dia?" tanya Bella dengan penuh kesal.
"Aku tau semua hal tentang kalian, bahkan aku tau hal yang Felicia ga tau tentang kamu," ucapnya dengan sedikit tersenyum.
"Berhenti ganggu hidup aku sama Felicia!" setelah mengucapkan itu, Bella berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan restoran.
Di dalam mobil, Bella menggerutu kesal. "Arrghh sialan, kali ini masalah kayak gimana lagi sih?" Bella mengacak rambutnya kasar.
Di kantor, Felicia masih memikirkan mimpinya semalam. Ia terus memutar-mutar ballpoint yang ada di tangannya.
"Ini ga mungkin pertanda kalo hubungan aku bakal kena masalah kan?" ia bertanya pada dirinya sendiri.Ia berdiri dari duduknya, kemudian berjalan ke arah pintu. Saat ia membuka pintu, seseorang yang sedari tadi ada dipikiran Felicia, kini berdiri tepat di depannya. Ia mematung, menatap Bella yang kini tengah menatapnya juga.
"Bel?" tanya Felicia dengan nada pelan.
Tatapan Bella kini berubah menjadi sendu, tanpa aba-aba ia langsung memeluk Felicia dengan erat.
Felicia kebingungan, ia mengelus punggung Bella sembari terus bertanya. "Kamu kenapa? Kalo ada apa-apa cerita sama aku."
Bella tidak berniat melepaskan pelukannya, ia bertanya dengan nada yang pelan. "Fel, kamu tau kan aku sayang sama kamu?"
Felicia mendorong tubuh Bella pelan, "bisa ga sih, kamu jangan bikin aku mikir yang aneh-aneh? Kamu tuh selalu aja kayak gitu, kamu kan bisa kalo ada apa-apa cerita sama aku. Jangan tiba-tiba kayak gitu, kamu pikir dengan kayak gitu aku bakal ngerti apa yang lagi kamu alami? Engga bel."
Bella menundukkan kepalanya, "iya, maafin aku."
"Yang aku butuh itu penjelasan dari kamu, bukan kata maaf," ucap Felicia sembari terus menatap Bella.
Bella menghela nafasnya, "aku ga bisa jelasin sekarang."
Felicia kini terlihat emosi, "terus kapan, kapan kamu bisa jelasin. Kalo masalahnya udah memuncak, baru kamu bisa jelasin?"
Bella hanya terdiam mendengar penuturan Felicia.
"Kebiasaan kamu tuh, nyebelin banget tau ga!" Setelah mengatakan itu, Felicia pergi meninggalkan Bella yang masih tertunduk diam.
Felicia melajukan mobilnya menuju ke kediaman milik sang ayah, banyak pertanyaan yang akan Felicia ajukan kepada ayahnya. Mobilnya kini berhenti, tepat dihalaman rumah. Ia keluar dari mobilnya, dengan tergesa-gesa.
"Ayah?" panggil Felicia saat mulai memasuki rumah ayahnya.
"Yah?"
Felicia terus mencari keberadaan ayahnya, entah itu di kamar, dapur, bahkan di belakang rumah juga tidak ada. Mulai merasa khawatir kepada ayahnya, Felicia mengeluarkan telepon genggamnya dan mencoba menghubungi sang ayah. Namun nihil, telepon tidak diangkat. Hal itu membuat Felicia semakin panik, ia dengan terburu-buru masuk kedalam mobilnya dan melakukan mobil dengan kencang.
Note:
Yuhuuu udah lama banget ya hehe
Semoga masih ada yang tetep stayJangan lupa vote
👇
👇
👇
⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...