Happy reading guys
--= ̄ω ̄=--
Beberapa hari berlalu kini semua kembali pada kesibukannya masing masing, Bella sibuk mengurus kantor papanya. Tapi yang paling mencengangkan adalah Felicia, ia semakin dekat dengan Revan. Seperti sekarang, keduanya berada di ruangan Felicia. Bercanda dan tertawa bersama, seperti tidak ada batasan diantara mereka entah itu jabatan atau yang lainnya.
"ya baiklah... Kalau begitu aku kembali bekerja," ucap Revan sambil menuju ke arah pintu.
"ya, ya, cepat sana," Felicia bergestur seperti orang yang sedang mengusir.
Revan yang sudah membuka pintu, kini menolehkan kepalanya.
"jangan lupa kita makan siang bersama.""iya, iya, sekarang cepat selesaikan pekerjaan mu," ucap Felicia sedikit kesal.
Setelah itu Revan benar-benar pergi keluar dari ruangannya. Tak lama kemudian pintu terbuka lagi, Reihan masuk dengan muka yang terlihat kebingungan.
Melihat ekspresi itu membuat Felicia menatap Reihan.
"ada apa dengan ekspresi wajah mu?" tanya Felicia."tidak ada, terakhir kali aku melihatmu hanya akrab dengan bella dan juga aku. Tapi sekarang, dia," ucap Reihan sambil menunjuk ke arah pintu.
"ya, kurasa menambah satu teman bukan masalah besar," ujar Felicia.
--
Seperti yang sudah di bicarakan Revan tentang makan siang, ia datang ke ruangan Felicia dan membicarakan tentang tempat makan siang mereka.
"kita makan di restourant yang sekitaran sini aja gak usah yang terlalu jauh," Felicia berkata seperti itu karena ia masih banyak pekerjaan setelah makan siang.
"Ah baiklah, aku tau restourant dekat sini, aku dengar itu baru di buka beberapa hari lalu, gimana kalo kita makan siang di sana aja," saran Revan.
"okee... Kita maka di sana aja," setuju Felicia kemudian berdiri dari duduknya, dan berjalan beriringan dengan Revan.
Saat keluar dari kantor, keduanya berpapasan dengan Bella. Felicia terlihat senang saat melihat Bella datang ke kantornya, ia sedikit berlari untuk menghampirinya.
"bella!" sapa Felicia."ouh hai," sahut Bella dengan nada agak kecewa.
" em... Kamu?" belum sempat menyelesaikan pertanyaan nya kalimat Felicia terpotong.
"ah aku kesini cuman pengen ngajak makan siang, cuman kamu," Bella menghentikan ucapannya kemudian melirik ke arah Revan.
"Ah iya, kita udah janji mau makan siang bareng. Gimana kalo kamu ikut makan siang bareng?" Ajak Felicia yang terdengar excited.
Bella sedikit tersenyum, kemudian berbicara dengan lembut.
"Gak papa, gak usah. Nanti aku ajak Tiffany aja, kamu kalo mau makan siang berdua silahkan aja.""O-oh gitu ya? Yaudah aku pergi dulu ya," pamit Felicia.
Bella memperhatikan langkah mereka yang mulai menjauh, ia terus memperhatikan sampai mobil mereka keluar dari area kantor. Kembali ke dalam mobilnya, Bella langsung menancap gas dan pergi ke sembarang arah. Mencoba mencari tempat untuk menenangkan dirinya.
--
Felicia dan Revan sampai di restourant sudah dari beberapa menit lalu, mereka juga sudah memesan makanan dan hanya tinggal menunggu makanan datang.
"em... Yang tadi itu...?" tanya Revan ragu-ragu mencoba mengawali pembicaraan.
"ouh... Yang tadi Bella, dia sahabatku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...