{Happy reading}
Reihan melangkah kan kakinya memasuki sebuah basment tua yang sudah tak terurus, menaiki tangga untuk mencapai lantai atas. Semakin dekat dengan lantai dua, Reihan mulai mendengar suara cekcok.
Sampai di sana, Reihan menghentikan langkah kakinya. Dan menatap ke arah Felicia yang masih terikat di kursi.
Revan menghampiri Reihan sembari membawa sebilah pisau.
"aku lupa membawa barang yang lain, dan hanya membawa pisau ini," ucap Revan sambil menyerahkan pisau tersebut."emn... Barang yang lainnya sudah ku bawa, dan itu ada di mobil."
"baiklah kalau begitu, aku pergi untuk membawa sisanya."
Revan pergi meninggalkan dua orang yang kini saling menatap. Yang satu menatap dengan penuh marah dan kekecewaan, dan yang satunya menatap dengan remeh.Reihan perlahan berjalan ke arah Felicia.
"dasar bajingan!!" maki Felicia."hey.. Hey.. Hey.. Perhatikan!! Kamu berada dalam situasi yang buruk. Jadi jaga mulut mu."
"ck!" Felicia mendecik.
--
Sementara itu Bella pergi ke kantor Felicia untuk menanyakan tentang makan malam mereka. Sebenarnya ia bisa menghubunginya lewat ponsel, tapi sedari tadi Felicia tidak mengangkat telponnya.
Bella mengetuk pintu ruangan Felicia. Menunggunya beberapa saat, tapi tidak ada sahutan dari dalam.
'apa aku masuk saja?' monolog Bella.Akhirnya dengan sedikit ragu Bella mendorong pintu dan masuk ke dalam. Ia tidak melihat keberadaan Felicia di sini.
"apa mungkin sudah pulang?"Bella akhirnya keluar dari ruangan, dan berpapasan dengan sekretaris Felicia. Karena masih penasaran akhirnya bella menanyakan Felicia pada sekretarisnya.
"hey.. Tunggu!""ya? Ada apa bu?"
" Felicia sudah pulang?" tanya Bella
"sepertinya belum, karena tadi ada pertemuan dengan client. Tapi seharusnya sudah selesai dari tadi," jawabnya.
"oh, begitu? Baiklah terima kasih."
"sama-sama bu, kalo begitu saya permisi." Akhirnya sekretaris Felicia pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
"ck! Dia kemana sih??" ujar Bella frustasi.
Bella membuka tasnya dan mengambil ponsel untuk melihat jam berapa sekarang.
"Ini sudah hampir sore. Ah iya, bukannya tadi dia shareloc ya? Harusnya sekarang masih aktif."Bella pun membuka room chat nya dengan Felicia. Bella mengerutkan keningnya.
"tunggu, di mana ini? Tempatnya lumayan jauh. Ngapain Felicia di sini?" lagi-lagi Bella bertanya pada dirinya sendiri.Bella buru-buru memasukan ponselnya ke dalam tas, dan bergegas pergi ke tempat Felicia.
--
Revan kembali ke basment dengan membawa sebuah tas hitam, kemudian melemparkannya ke arah Reihan
"Aku pikir, itu tidak perlu di lempar," ucap reihan sembari menatap tajam ke arah Revan.
"ah maaf.. Maaf."
Reihan mulai membuka tas tersebut, semua yang ada di dalam tas di keluarkan. Mulai dari pisau, cutter, gunting, dan yang terakhir ia mengeluarkan sebuah pistol.
Ia menatap pistol dan Felicia secara bergantian.
"akan sangat indah jika peluru yang ada di dalam pistol ini, bersarang di tubuh mu" ucap Reihan yang semakin mendekat ke arah Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...