❥ 𝗙𝗼𝘂𝗿 ❥

2.7K 170 0
                                    

Happy reading...

___---___

Sesampainya Felicia di rumahnya, ia langsung merebahkan diri kemudian mengecek handphone nya. Ia terkejut karena mendapati beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab, Felicia menekan kontak Reihan dan menelpon balik. Tak menunggu lama telepon tersebut langsung di angkat.

"ah... Reihan ada apa kamu menelfon saya tadi?"

"saya ingin memberitahu bahwa saya sudah menemukan bukti dan identitas tentang orang yang membocorkan data perusahaan."

"siapa dia? berani sekali menghianati perusahaan."

"anda ingat dengan orang yang menentang anda saat meeting kemarin? Dia lah orangnya."

"ah~ rupanya pak Riko. Baiklah kamu kumpulkan semua buktinya.nanti sisanya saya urus sendiri."

"baik."

Tut...
Panggilanpun di akhiri.

"ah... Bisa-bisanya dia menghianati kepercayaan ayahku."

"sepertinya besok akan ada berita yang menarik," ucapnya sambil tersenyum.

Setelah mengambil satu gelas air putih Felicia pun kini bersiap untuk tidur. Ia merebahkan diri, kemudian menutup matanya mencoba untuk tidur.

Hening....

"Aarrgghh!!!" Felicia berteriak kesal sembari mengacak rambutnya.

"Ini gila, ternyata tidak mudah membuang perasaan saat orang itu ada di sekitar kita."

Felicia memijat pelipisnya, mencoba membuat sakit di kepalanya berkurang.

"Ayolah aku harus tidur sekarang, besok aku masih banyak pekerjaan," ucap Felicia kembali memejamkan matanya. Setelah beberapa saat, akhirnya Felicia terlelap dalam tidurnya.

Pagi yang sangat cerah dan sejuk, sayangnya hal itu tidak sama dengan suasana di ruangan Felicia. Ruangan itu bahkan jauh dari kata damai, perdebatan antar dua orang sudah hampir berlangsung lama.

"saya sudah bilang saya tidak akan mengundurkan diri," tolak pria di hadapan Felicia.

"pak Riko, saya kasih anda dua pilihan mengundurkan diri atau saya serahkan bukti ini pada ayah saya," ujar Felicia sembari mengeluarkan amplop coklat dari laci meja.

"saya tetap tidak akan mengundurkan diri," kukuh Riko

"kamu harusnya tau jika berurusan dengan ayah saya adalah pilihan yang salah, ayah saya bukan orang yang pengampun. Apalagi melihat bahwa orang yang menghianati nya adalah orang kepercayaannya, kamu bisa saja di lenyapkan oleh ayah saya."

Setelah di pikir-pikir Riko masih sayang kepada nyawanya jadi akhirnya ia menyerah dan lebih memilih untuk mengundurkan diri.
"baiklah saya akan akan mengundurkan diri," ketusnya sembari berjalan keluar dari ruangan.

"Sialnya, beberapa orang sama sekali tidak tahu cara berterimakasih," ucap Felicia sambil melempar amplop coklat ke atas mejanya.

--

Pekerjaan Felicia belum selesai, tapi dia memutuskan untuk beristirahat sebentar dan keluar dari ruangannya. baru saja bejalan beberapa langkah ia berpapasan dengan Reihan.

"em Reihan kamu mau ke ruangan saya?" tanya Felicia.

"ah iya saya mau ke ruangan anda."

"ada apa? Kita bicara di sini saja."

"mobil Riko mengalami kecelakaan."

"Bagaimana kecelakaannya, lalu apa dia mati?" Wajahnya di buat sedikit terlihat dramatis saat menanyakan pertanyaan itu.

"mobilnya terjun ke jurang, selain itu ada kebocoran di tangki bensin dan percikan api membuat mobilnya meledak dan hangus terbakar," jelas Reihan.

"ah ini sesuai harapan ku," kini raut wajahnya berubah tersenyum.
"eh nanti pulang kantor aku numpang mobil mu ya," pinta Felicia.

"tentu."

"oke makasih," setelah itu Felicia barjalan pergi untuk mencari makanan.

"cara dia melenyapkannya memang bagus tapi itu meninggalkan beberapa jejak. Hah~ itu membuatku memiliki banyak pekerjaan," keluhnya sembari menggelengkan kepala kemudian melenggang pergi menjauh dari ruangan.

--

Sesuai dengan permintaan Felicia untuk pulang bersama, kini Reihan sedang menunggu Felicia.

Seseorang membuka pintu mobil dan langsung duduk.

"maaf kan aku, tadi ada sedikit pekerjaan yang belum selesai. Apa kau sudah menunggu lama?" ujar Felicia.

" ya tidak masalah, apa anda ingin makan dulu?" tanya Reihan.

" sudah ku bilang kan berbicara formal saat di kantor saja," ucap Felicia sambil mengerucutkan bibirnya.

"ya ya maafkan aku," Reihan kemudian tersenyum sambil mengusak rambut Felicia.
"jadi apakah kita akan makan dulu?" tanyanya lagi

" Ya, bukan ide yang buruk. Ayo kita makan dulu," Felicia terdengar sangat excited mendengar usulan Reihan.

Setelah sampai di restoran mereka langsung mencari tempat duduk dan memesan makanan.

"hey mengapa semua orang menatap kita?" bisik Felicia pada Reihan.

"mungkin mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan orang tampan sepertiku," jawab Reihan dengan percaya diri.

"cih... Kau agak menyebalkan jika berada di luar kantor," Felicia memutar matanya mendengar perkataan Reihan.

"meskipun aku menyebalkan tapi aku selalu membantu mu menghadapi masalah mu yang tidak ada habisnya," ucap Reihan dengan nada kesal.

" baiklah kalau begitu, karna kau selalu membantuku akhir-akhir ini maka gaji mu aku naikan."

"oh terimakasih nona," ujarnya sambil tersenyum dan mengangkat sebelah alisnya.

Pelayan datang menghampiri mejanya dengan membawa makanan yang sudah ia pesan.

Felicia menegakkan badannya.
"akhirnya makanan kita datang," ucapnya sambil memperhatikan satu persatu makanan yang ada di meja.
"ah ya... Kali ini aku yang traktir." sambungnya.

" ya...ya... Makasih."

Setelah selesai makan di restoran, Reihan mengantarkan Felicia ke rumah.

"terimakasih untuk traktirannya," ucap Reihan sebelum Felicia turun dari mobil.

"ya sama-sama, dan hati-hati di jalan," jawab Felicia sambil tersenyum.

" ya tentu." ucap Reihan sambil membalas senyum Felicia.

Setelah mobil menjauh Felicia pun masuk ke rumahnya.

____---____

Jangan lupa tinggalkan jejak

👇

👇

👇

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang