✿ 𝗧𝗵𝗿𝗲𝗲 ✿

3.2K 197 4
                                    

----<•°•°•>----

Siang harinya Bella kembali ke kantor Felicia, kali ini bukan urusan kantor hanya urusan pribadi. Saat Bella berjalan, tidak sengaja ia berpapasan dengan sekretaris Felicia.

"em bu Bella tunggu." Panggil sekretaris itu sambil menghampiri Bella.

"ya ada apa?"

"bu Bella pasti ingin ke ruangan bu felicia kan?" tanya nya

"ya saya akan pergi ke sana."

"maaf sekali... Boleh saya minta tolong," ucapnya dengan ragu-ragu.

"oh ya tentu,kamu mau minta tolong apa?" tanya bella.

"jadi gini bu... Di ruangan bu Felicia itu ada wanita yang kerjaannya tiap hari ganggu bu Felicia. Saya pikir mungkin ibu bisa mengatasinya, sekali lagi maaf Bu bukan maksud saya memerintah ibu ya. Tapi, hampir semua karyawan di sini sudah angkat tangan bu." jelas sekretaris Felicia.

"ah... Baiklah akan saya usahakan," ucap Bella sambil tersenyum ramah.

"saya ucapkan terimakasih banget bu karena mau bantu."

"iya tidak masalah." setelah itu Bella kembali berjalan ke ruangan Felicia.
Seperti biasa tanpa mengetuk pintu ataupun meminta izin Bella langsung membuka pintu, membuat dua orang di dalam ruangan kaget. Tapi, dia lebih kaget melihat pemandangan di depannya. Pasalnya seorang wanita tengah duduk di atas meja dan sedang menggoda Felicia. Ah Kenapa ini membuat hatinya panas? Tanya Bella pada dirinya sendiri.

"ekhem..." deheman Bella berhasil memecah keheningan yang sempat terjadi.

"ish... Dasar wanita pengganggu," ucap wanita itu yang kemudian ia pun turun dari atas meja.

'what??! Aku pengganggu? Bukannya terbalik ya?'
Bella menggerutu di dalam hatinya.

"ah sial sepertinya hari ini banyak orang yang kurang bercermin," sindir Bella sambil menghampiri mereka lebih tepatnya menghampiri Felicia.

"KAU!!! Apa kau tidak tau siapa aku hah?" marah wanita itu

"tau ataupun tidak, itu tidak akan berpengaruh kepada perekonomian ku bukan? jadi tidak penting," jawab Bella dengan wajah yang mengejek.

"berani sekali kau," tangannya bersiap untuk menampar Bella, tapi dengan sigap ia menahannya.

"Dengan tangan sekecil itu, apa kamu tidak takut tanganmu patah saat menamparku?"
Bella berucap dengan nada mengejek.

Karena kesal wanita itupun menghempaskan tangannya.

"lebih baik kau keluar dari ruangan ini, dan berhenti bersikap seperti jalang. And satu lagi, berhenti mengganggu milikku," ujar Bella sambil mendorong bahu wanita itu. setelah ia mengatakan kalimat terakhir, wanita itu pun marah dan lebih memilih meninggalkan ruangan.
Selesai dengan itu, Bella menarik kursi untuk ia duduki.

"Aku penasaran apa yang kau katakan hingga membuatnya pergi," tanya Felicia sambil memperhatikan wajah Bella.

"aku hanya mengatakan jangan mengganggu milikku. Itu saja," jawab bella santai.

Felicia tersenyum "ah terimakasih karena telah mengusirnya."

"Aku rasa jika sekretaris mu tidak memberi tahu, mungkin sampai sekarang dia masih mengganggu mu."

Felicia tersenyum senang melihat sahabatnya ini kembali memberi perhatian seperti dulu, hanya saja kali ini lebih baik.
"oh ya ada apa datang kemari?"

"tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu makan siang," jawab Bella.

"oh ya? Kalau aku tidak mau bagaimana?."

"ayolah aku sudah membantu mu mengusir wanita tadi," ucap Bella sambil memutar matanya.

"oke aku temani, tapi kau tau. ini tidak gratis oke, kau harus membayarnya."

"ayolah aku tidak bisa mentraktirmu aku sedang berhemat."

"yasudah kalau begitu kau pergi makan siang sendiri," ucap Felicia setelah itu ia kembali berkutat dengan kertas-kertas yang ada di mejanya.

"ah baiklah," Bella menyandarkan punggungnya, tapi kemudian sebuah ide muncul di kepala bella.

Bella berdiri dan mencondongkan badannya lalu mencium pipi felicia.

Cup

Felicia terkejut, semburat merah muncul di wajahnya dan jantungnya berdegup kencang.

"ah aku bisa membayarnya dengan itu bukan?" tanya Bella.

Tersadar dari lamunannya Felicia menjawab pertanyaan Bella." ya ya ayo kita pergi makan siang." mereka pun pergi makan siang bersama.

--

Mereka tiba di sebuah restoran.

"apa ini tidak terlalu jauh dari kantor mu? Kamu bisa telat nanti," tanya Bella.

"ya ini memang agak jauh, tapi tidak apa pekerjaan ku sudah selesai. Jadi, aku tidak perlu kembali lagi." jawabnya sambil turun dari mobil.

Mereka menikmati makan siang bersama, setelah selesai makan siang Felicia dan Bella menghabiskan waktu bersama sampai menjelang malam.

Kali ini mereka sedang duduk di bangku yang tersedia di taman.

"hah~ tidak terasa ini sudah malam," ucap Bella sambil menyandarkan badan nya.
"Baiklah, kalau begitu ayo pulang!" Sambung Bella, kemudian berdiri dan menarik tangan Felicia.

Bella sedikit bingung, kenapa sedari tadi Felicia hanya diam.
"Fel, kamu sakit?" Ia kemudian membuat wajah Felicia mendongak untuk menatapnya.

Karena Felicia yang tidak bereaksi sama sekali, akhirnya Bella berinisiatif untuk mengecek suhu Felicia dengan menempelkan lengannya di kening Felicia.

Mendapat perlakuan seperti itu, membuatnya mengerjap kan matanya beberapa kali kemudian terburu-buru untuk menjauhkan keningnya dari tangan Bella.
"T-tidak, tidak, aku baik-baik saja. Ayo pergi."

Felicia membuka pintu mobil, tapi tangannya ditahan oleh Bella.
"Biar aku yang menyetir, kamu terlihat agak lelah."

"Emhh, baiklah."

Di dalam mobil, Felicia lebih memilih menghadap ke arah jendela. Bella yang melihat itu semakin khawatir, takut takut Felicia sakit tapi ia tidak bilang.

"Fel, kamu beneran gak papa??" Jelas sekali pertanyaan Bella ini di penuhi dengan nada yang khawatir.

Felicia hanya bergumam untuk menjawab bahwa ia tidak apa-apa.

Setelahnya tidak ada percakapan apapun, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Bahkan tak terasa, saat ini mereka sudah masuk ke halaman rumah Bella. Ia menghentikan mobilnya, kemudian turun dari mobil.

Sampai mereka berdua keluar dari mobil, Felicia tetap diam. Saat berpapasan Felicia bahkan terlihat tidak berniat untuk mengucapkan sesuatu pada Bella.

"Hati-hati di jalan,"

Bahkan ucapan itupun diabaikan oleh Felicia, ia memacu cepat mobilnya. Mencoba untuk cepat menjauh dari Bella.

Masuk ke rumah, Bella terus memikirkan sikap Felicia terhadapnya. Ia khawatir, tapi di sisi lain ia juga kesal saat Felicia mengabaikannya seperti itu. Atau mungkin ia tadi melakukan kesalahan yang tidak ia sadari?

"Ah mungkin besok aku harus bertanya untuk memastikan."

----<•°•°•>----

Note me : maaf susah banget nyesuain kata-katanya 😪 jadinya tetep agak kaku.

Jangan lupa tinggalkan jejak

👇

👇

👇

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang