Happy reading
______----______
"Tante, Tiffany pulang!" ucapnya sembari membuka pintu rumah.
Tiffany tersentak melihat ibunya yang sedang mengobrol bersama Bella di ruang tamu.
"Lho, mamah ada di sini?" Tanya Tiffany sembari menghampiri keduanya.
"Iya mamah udah nunggu kamu dari tadi, sini duduk," ucap Mitta sembari menepuk sofa yang di dekatnya.
Tiffany kemudian duduk di dekat Mitta, tapi wajahnya terlihat tidak nyaman dan terkesan seperti ingin menghindari Mitta.
"Mamah denger kemaren itu jadwal pembagian rapot ya?" Tanya Mitta.
Tiffany mengangguk.
"Terus nilai kamu gimana?"
Melihat Tiffany yang sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan itu, akhirnya Bella yang menjawab.
"Kemaren aku udah liat rapotnya dan nilai Tiffany bagus kok."
"Peringkatnya?"
"Tiffany dapet peringkat ke 2."
Mitta melirik ke arah Tiffany.
"Bener ya kamu itu beda banget sama Risa, kemaren mamah liat Risa dapet peringkat pertama loh."Tiffany yang awalnya hanya menunduk, kini ia mendongak menatap Mitta.
"Udah tau aku itu beda sama dia, terus kenapa mamah malah nuntut aku terus. Banggain aja tuh si Risa sana," setelah mengatakan itu, Tiffany pergi menuju ke kamarnya.
"Kak, itu keterlaluan gak sih?" Bella kini menatap kearah Mitta.
"Keterlaluan apa? Kan kakak kayak gitu biar Tiffany termotivasi."
"Kak tau gak sih, bukannya dia termotivasi tapi yang ada dia jadi tertekan. Lagian Tiffany juga punya keahlian di bidang dia yang belum tentu Risa bisa kan? Jadi tolong kak, Tiffany jangan terlalu sering di gituin, takutnya malah jadi ngebebanin ke dirinya."
"Masalahnya kalo gak di gituin nanti gedenya mau jadi apa?"
"Lho kok gitu? Maksud aku kan dia punya keahlian dia di bidangnya masing-masing, gak perlu selalu harus sama kayak orang lain."
"Ah yaudah deh terserah."
Mitta berdiri dari duduknya kemudian pergi dengan membanting pintu.Bella menghela nafas, kemudian pergi untuk menemui Tiffany.
Tok tok tok
"Tiffany, Tante masuk ya." Tidak ada jawaban dari dalam.
Bella kemudian membuka pintu dan masuk, ia melihat Tiffany yang meringkuk di bawah selimut.
Bella dengan perlahan membuka selimut yang menutupi seluruh badan Tiffany, dilihatnya mata Tiffany yang sembab.
"Hey udah jangan terlalu di pikirin," ucap Bella sembari mengelus rambut Tiffany.
"Tapi Tante, Tiffany sakit hati. Mana mamah ngebandingin nya itu gak sekali dua kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵
Teen FictionDitolak? Kamu mungkin akan mencoba menghilangkan perasaan itu. Tapi bagaimana jika sikap dia berubah dan membuat kamu gagal untuk menghilangkan hal itu? Mungkin cerita ini bisa memberi sedikit pencerahan jika kamu mengalami hal yang hampir serupa se...