❥ 𝗳𝗼𝘂𝗿𝘁𝗲𝗲𝗻 ❥

1.4K 108 17
                                    

3 hari sebelum Riko mengundurkan diri.

Riko pergi ke ruangan Felicia dengan tergesa-gesa, ia langsung mengetuk pintu.

Tok Tok Tok...

"Ya, silahkan masuk."

Setelah mendengar ucapan Felicia, riko langsung masuk ke dalam ruangan.
"Selamat pagi, maaf mengganggu waktunya." sapa riko.

"Ya, selamat pagi. Ada keperluan apa kamu ke sini?" tanya Felicia.

"Saya ingin menanyakan tentang ini- " ucap Riko, kemudian menyodorkan sebuah map.
"saya melihat desain ini, sama persis dengan desain dari perusahaan kita. Padahal desain ini sama sekali belum kita publikasikan." sambung riko.

"Lah iya, ini sama persis loh." ucap felicia sembari terus menilik setiap rinci dari desain itu.

"Saya rasa, ini ada yang sengaja membocorkan nya."

"Ah... baiklah, kalo gitu kamu cari tau. Nanti langsung kasih tau ke saya.

"Baik, kalau begitu saya pamit."

"silahkan-silahkan."

Riko berjalan keluar dari ruangan, dan pergi untuk mencari tahu siapa dalang di balik semua ini.

--

Keesokan harinya Riko kembali datang ke ruangan Felicia, sembari menyerahkan sebuah amplop coklat.
"oh? Sudah ketemu?" tanya Felicia
Riko mengangguk mengiyakan.

"baiklah, ayo kita lihat siapa pelakunya." Felicia kini membuka amplop yang di serahkan riko.
Ia mengangkat sebelah alisnya.
"eh, beneran dia?" tanya Felicia tak percaya.

"Iya, saya melihat Reihan menyerahkan desain yang lain nya juga. Setelahnya ia mendapatkan uang," ucap Riko menjelaskan.
"Tapi ada kemungkinan dia akan mengkambing hitamkan orang lain untuk perbuatannya ini," sambung Riko.

"Kalau begitu jangan sampai dia mengetahui kalau kita sudah tau pelakunya adalah dia."

--

*hari dimana di adakannya meeting

"jadi apa masalah besarnya? Sampai kalian menyuruh saya untuk datang secepatnya," tanya Felicia dengan mentap tajam kepada semua orang.

"ini masalah tentang perusahaan yang baru bekerja sama dengan kita. Perusahaan mereka mengalami penurunan dan dalam ambang kebangkrutan," ujar sekretarisnya.

"kita tidak akan memutuskan kerjasamanya dan kalau perlu suntikan juga dana untuk perusahaan itu," ucap Felicia, kemudian menatap ke arah Riko untuk memberi kode.

Riko yang sadar akhirnya mengambil tindakan.

Brak..

Riko menggebrak meja. Jujur saja sebenarnya itu agak membuat Felicia terkejut.

"anda tidak bisa seperti ini nona. Itu akan berpengaruh untuk perusahaan kita. Dan untuk penyuntikan dana itu juga akan membuat pengeluaran perusahaan kita membengkak." ucap Riko

"tuan anda tidak perlu sampai bertingkah seperti itu... Dan tentang keputusan saya, itu tidak bisa di ubah," ucap Felicia

"untuk apa anda rela mempertaruhkan perusahaan ini demi perusahaan yang hampir bangkrut itu?" ujarnya dengan nada tidak dapat di artikan.

"tutup mulut mu itu atau aku yang akan menjahitnya sendiri," ancam Felicia.

Kini seisi ruangan hening.
Dan meeting pun di akhiri.

𝐒𝐭𝐮𝐩𝐢𝐝 - 𝓨𝓸𝓾❜𝓻𝓮 𝓫𝓮𝓪𝓾𝓽𝓲𝓯𝓾𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang