BAB 9

168 23 2
                                    


Sudah dua minggu Isah menjalani hari-harinya sebagai karyawan di negeri ginseng ini. Banyak hal yang terjadi selama dia bekerja di sini.

Apalagi dengan penampilan dia yang berbeda kadang ada orang yang menatapnya seperti penjahat ada juga yang berterus terang bertanya seperti satu minggu yang lalu kejadiannya di halte ketika dia pulang kerja.

Saat itu Isah duduk di kursi yang memang tersedia di sana. Dia duduk di kursi panjang dibagian ujungnya. Dia mengeluarkan buku yang memang selalu dia bawa di dalam tasnya.

Dia tampak asik dengan buku bacaannya. Ketika tiba-tiba seseorang menarik jilbabnya. Dia terkejut buku ditangannya jatuh didepan kakinya.

Tampak seorang anak kecil perempuan berdiri di sebelah menatapnya penasaran. Sementara disamping anak tersebut duduk seorang wanita umur 30 tahunan.

"Maafkan anakku nona"kata wanita itu.

Isah mengatakan tidak apa-apa dia hanya terkejut dengan apa yang dilakukan anak perempuan tersebut.

"Ada apa dek? "Tanyanya sambil tersenyum.

Anak perempuan tersebut terdiam sejenak. Kemudian mendongak menatapnya lagi.

"Apa yang kau pakai dikepalamu? "Sambil menunjuk ke jilbab yang Isah kenakan.

"Ah ini jilbab. Kain yang aku pakai dikepalaku" Isah mencoba menjelaskannya.

"Apakah kau tidak kepanasan? "Tanya anak kecil itu. Isah tersenyum mendengarnya.

"Ah.. Awal memakai memang terasa aneh namun seiring memakainya aku terbiasa"

Anak itu menganggukkan kepala. Decitan suara roda bus berhenti dan pintu secara otomatis terbuka Isah bergegas memasukkan barangnya kedalam tas.

Sebelum masuk Isah tersenyum sambil menganggukkan kepalanya ke anak kecil tersebut dan orangtuanya.

Setelah masuk kedalam bus dengan membayar tarif dengan menggunakan mesin elektronik yang menscene barkod.

Memang di Korea ini semua sudah banyak menggunakan pembayaran elektronik yang memudahkan aktifitas semua orang walaupun ada beberapa yang masih menggunakan cara lama.

Hari ini Isah berangkat sendiri ke kantornya dikarenakan Putri hari ini ada miting dengan klein di luar kota.

Setelah beberapa saat tidak terasa Isah sudah sampai di pemberhentian bus yang dekat kantornya.

Dia bergegas keluar dilihatnya jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 07:30 dia bergegas ke gedung kantornya yang berada di belakang halte tersebut.

Setelah memasuki lobi kantor Isah absen terlebih dahulu dengan meletakkan tanda mengenalnya disebuah mesin otomatis.

Di kantor tempatnya bekerja ini apabila tidak membawa tanda pengenal tidak bisa masuk dikarenakan ketika kita absen itu menggunakan tanda pengenal yang biasanya diletakkan di saku pakaian atau dikalungkan di leher.

Kalo di Indonesia biasanya menggunakan absen sidik jari maka di Korea menggunakan mesin otomatis yang terletak di lobi bagian tengah yang sedikit jauh dari lift di mesin tersebut ada penghalang yang apabila seseorang absen bisa langsung terbuka seperti yang ada di drama korea.

Isah bergegas memasuki lift setelah pintu terbuka dan orang yang di dalam keluar dari dalam lift.

Ketika pintu lift akan tertutup tiba-tiba seseorang menghalangi pintu dan segera masuk tampak seorang lelaki menggunakan celana jeans dengan kaos putih yang dibalut sweater putih bergaris merah dan hitam di bagian lehernya.

Isah menatapnya sebentar kemudian merogoh tasnya ketika terdengar suara handphone berbunyi.

"Halo Assalamualaikum "sapa Isah. Terdengar suara salam dari sebrang sana.

"Wa'alaikumsalam kak gimana kabarnya? "

"Alhamdulillah baik. Kamu gak berangkat sekolah? "

"Enggak kak aku libur kan hari ini ada acara gurunya"

"Oh ada apa dek? "

"Gak apa sih kak cuma mau tahu aja kabar kakak"

Terdengar denting lift pintu terbuka Isah bergegas keluar setelah memasukkan handphonenya kedalam tasnya.

Dia tidak sadar bahwa sapu tangannya jatuh didalam lift tadi.

Sedangkan laki-laki yang ada di dalam lift mengambil sapu tangan yang terjatuh tadi sebenarnya tadi dia ingin memanggil wanita yang ada didepannya tapi dia enggan mengganggu wanita tersebut.

Akhirnya dia menyimpannya dikantong sweaternya. Dia sudah sampai di lantai yang ditujunya.

Dilantai sepuluh dia keluar dali lift tampak orang berlalu lalang dengan membawa barang atau dokumen penting dia mencari ruang miting.

Dia mendorong pintu didepannya tertulis di pintu itu " Ruang Miting "

"Selamat pagi"

"Pagi Renjun. Nah semua sudah lengkap kita mulai mitingnya"

Renjun segera duduk di kursinya tampak member lainnya sudah sedari tadi menunggunya memang tadi dia keluar sebentar untuk mengambil tasnya yang ketinggalan di mobil.

Setelah satu jam miting selesai mereka bergegas keluar hari ini rencananya sebelum latihan mereka pergi ke cafe yang sudah mereka booking dua hari lalu.

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang