BAB 23

122 15 11
                                    

Hai guys, apa kabar kalian? Aku harap kalian sehat semua ya😊
Udah lama ya gak update cerita ini, maaf banget ya guys, aku lagi mager ngedit cerita ini, dikarenakan lagi sibuk sama training bulanan di tempat kerja, tapi udh beberapa bab aku bikin cuma masih aku edit dan cek ulang lagi,
Dan gak perlu lama-lama ya guys silahkan membaca
Happy reading guys🎉🥳
Jangan lupa tekan ⭐ dan komen ya guys
Terimakasih 🎉🥳😊






🌸🌸🌸



Sudah satu tahun ini Isah bekerja di Korea Selatan, kadang ia ingin pulang namun keadaan belum mengizinkannya untuk kembali ke tanah air.

Hari ini dia berencana untuk pergi menemui temannya di dekat tempat kerjanya.

Biasanya Isah pergi bersama Putri, namun ia tidak bisa menemani dikarenakan harus menemani kekasihnya ke acara perusahaan.

Isah berangkat menggunakan kereta bawah tanah untuk menuju lokasinya.

Hari ini seperti biasa terasa sesak dan penuh di setiap gerbong kereta ia duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Sambil membaca buka dan mendengarkan musik.

Setelah perjalanannya stengah jam Isah turun dari kereta dan melangkah ke luar stasiun menuju tempat ia janjian dengan temannya.

Ketika ia keluar ternyata hujan tengah menguyur kota ini, Isah terduduk di dalam supermarket di depannya.

Suasana ramai memenuhi cafetaria, yang di penuhi pengunjung terutama karyawan dari gedung sekitarnya. Waktu memang sudah memasuki waktu istirahat.

Banyak yang datang untuk makan siang atau hanya sekedar bercengkrama dengan rekan kerja.

Di meja nomor 13 Isah tengah fokus dengan laptop dan beberapa dokumen. Sesekali ia memasukkan salad buah ke dalam mulutnya.

Ketika ia tengah fokus dengan pekerjaannya terdengar sapaan dari samping tempat duduknya. Membuatnya mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.

"Hai, apakah aku boleh bergabung?" Suara yang amat ia kenali.

Suara dari laki-laki yang mendekatinya akhir-akhir ini. Isah mempersilahkan In-joon untuk duduk di depannya.

"Tadi aku ke kantor kamu, tapi kata temanmu kau tak ada" Kata In-joon.

"Maaf, tadi aku lupa mengabarimu untuk langsung ke sini saja" Isah meminta maaf ke In-joon, karena memang ia lupa menghubunginya karena sedari tadi terlalu fokus dengan pekerjaannya.

Setelah itu mereka makan siang bersama.

"Akhir pekan ini aku ingin mengajak mu ke rumah keluargaku, apakah kamu ada waktu?"

Pertanyaan In-joon membaut Isah berhenti mengetik, di angkat jari jemarinya dan memfokuskan pandangannya ke arah laki-laki yang ada di depannya.

"Apakah tidak terlalu cepat untuk mengenalkan ku ke keluargamu?" Tanya Isah.

"Tidak, aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu, dan aku berharap kamu bisa menerima semua ini"

Banyak hal yang bersarang di kepalanya mendengar perkataan lelaki yang sudah di kenalnya hampir setengah tahun ini.

Terdengar suara notifikasi dari handphone Isah, tertera nama sahabatnya yang tinggal di Indonesia, ia mengangkat telfon tersebut setelah berpamitan dengan In-joon.

Setelah berbincang sekitar sepuluh menit Isah kembali ke tempat duduknya.

Isah menghembuskan nafasnya, terasa berat namun ia harus mengatakan yang baru saja sahabatnya katakan.

"Ada apa?" Tanya In-joon, ia menatap gadis ayu yang ada di depannya.

Isah menundukkan pandangannya dengan pelan ia berkata bahwa ia belum bisa bertemu dengan orang tua In-joon.

Dikarenakan ia harus pulang ke Indonesia minggu depan.
Tergambar jelas wajah kecewa In-joon membuat Isah tak tenang, berulang kali meminta maaf kepada In-joon.

Dan In-joon sudah memaafkannya. Namun Isah berjanji nanti ketika ia pulang dari Indonesia ia akan bertemu dengan orang tua In-joon.

🌸🌸🌸

Hari sudah mulai malam, mereka sudah keluar dari tempat tadi bertemu, In-joon berkata akan mengantarkannya pulang ke flatnya Isah.

Mereka menaiki bus, dan berhenti agak jauh dari halte yang dekat dengan flat Isah, In-joon memanfaatkan hal tersebut untuk mengajak bercerita Isah dan membahas banyak hal yang terjadi selama seminggu lalu dikarenakan In-joon tidak dapat menemuinya.

Ia harus mengurus pekerjaannya ke luar negeri bersama rekan kerjanya. Ia juga bercerita bahwa di sana terasa menyenangkan dan membuatmya merasa senang untuk tetap tinggal.

Namun ia sadar bahwa hal tersebut tidak mungkin, karena ia harus pulang ke Korea.

Ia berjanji akan mengajak Isah ke sana dan mengunjungi beberapa tempat wisata yang bagus.

Isah tersenyum senang mendengar cerita In-joon, ia begitu antusias mendengar cerita tersebut dan ia berharap nanti bisa ke tempat tersebut, walaupun ia belum tau tempat apa yang di sebutkan In-joon dikarenakan In-joon tidak menjelaskan secara detail tempat tersebut.

Setelah berjalan sekitar lima belas menit, mereka sudah sampai di flat Isah, In-joon berkata agar Isah segera masuk, setelah mengucapkan terima kasih Isah segera masuk ke flatnya.

Sementara In-joon segera pulang kembali ke rumah.



My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang