BAB 21

144 18 2
                                    

Hai apa kabar??
Udah bulan ramadhan nih, semoga di puasa hari kedua ini lancar ya guys.

Jangan lupa komen dan tekan ⭐
Happy reading 🥰





Cuaca hari ini tampak mendung, sepertinya hujan akan turun.

Disebuah apartemen terdengar suara bising orang memasak. Hari ini Isah akan berkunjung ke gedung SM entertainment store untuk membeli barang dan sekedar jalan-jalan di sekitar gedung tersebut.

"Pagi cantik" terdengar suara Putri.

Ia sudah rapi dengan pakaian kantornya.
Hari ini Putri memakai kemeja warna mocca dipadukan dengan rok panjang warna hitam dipadukan dengan mantel warna hitam.

Terdengar sahutan dari Isah. Ia sudah selesai memasak. Diletakkannya susu yang sudah ia buat untuk mereka berdua.

"Sarapan dulu, nanti kemungkinan aku pulang malam." Kata Isah sambil mengaduk serealnya.

Putri hanya menganggukkan kepalanya. Ia tampak menikmati sarapan pagi ini.
Sarapan sudah selesai dan meja pun sudah dibersihkan. Putri berpamitan untuk berangkat kerja.
Selang lima menit Isah juga menyusul keluar rumah.

Cuaca hari ini cukup cerah ia berjalan ke halte terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu lama bus pun sudah datang, Isah segera masuk ke dalam bus.

Bus melaju membelah jalanan kota yang mulai padat dengan kendaraan dengan tujuan masing-masing.

Isah sudah berada di dalam gedung SM store, ia tengah berada di bagian album dan gift khusus NCT Dream.

Dilihatnya masih ada satu album terbaru mereka yang di rak barang. Isah bergegas untuk mengambilnya, namun ketika ia Ining mengambil barang tersebut ada tangan lain juga yang memegang sisi lain dari album tersebut.

"Leo? Kris?" Tanpa sadar Isah bergumam. Iya didepannya sekarang ini kakak Karin.

Namun, ia belum percaya siapa yang ada didepannya. Karena ia juga baru bertemu dengan mereka satu kali, lain halnya Karin yang kadang-kadang mereka bertemu di waktu luang.

"Kris" terdengar suara laki-laki itu. Isah segera tersadar untung saja ia memakai masker sehingga ekspresinya tidak terlihat.

"Untukmu saja" kata Isah akhirnya setelah tersadar.

Kris yang memang sedang terburu-buru segera mengambil barang tersebut, kemudian berpamitan.

Setelah kepergian Kris, ia berkeliling lagi memutari bagian lain dari toko ini. Setelah puas berkeliling dan menemukan barang incarannya. Isah ke kasir untuk membayar tagihannya.

"Maaf kak ada tambahan lagi?" Ucap petugas kasir tersebut.

"Enggak kak"

"Totalnya 423.767,27 Won kak".

Isah menyerahkan kartu kreditnya ke kasir. Setelah selesai membayar Isah bergegas keluar. Ia akan melanjutkan perjalanannya untuk ke cafe dekat gedung SM store.

Ia memilih duduk di ujung ruangan dekat jendela. Ia suka suasana di cafe ini yang sangat aesthetic.
Dengan warna vintage dan beberapa tambahan yang instagramable.
Dan di bagian sekeliling cafe ini di tanami tanaman yang hijau dan bunga-bunga yang warna warni menambah keindahan cafe ini.

Isah meminum coffienya denga pelan. Ia minum ditemani dengan laptop dan juga jurnal yang akan ia kerjakan hari ini.

Tadi ketika di jalan ia mendapatkan email dari atasannya untuk meninjau laporan bulan ini.

Walaupun hal itu seharusnya dikerjakan dikantor namun karena atasannya meminta untuk segera di kirim malam ini. Isah dengan senang hati mengerjakan tugas tersebut.

"Permisi, maaf boleh bergabung dengan mu?" Terdengar suara laki-laki ketika ia sedang asik menulis.

Isah segera meletakan jurnalnya dan melihat ke arah laki-laki tersebut.

"Maaf, soalnya kursi semuanya penuh" lanjut pria tersebut, saat ia lihat Isah seperti kebingungan.

"Ah iya silahkan. Maaf sedikit berantakan mejanya" Kata Isah, ia bergegas menyusun buku-buku yang sedikit berantakan dan menyusunnya menjadi satu.

"Ah tidak apa-apa" setelah itu mereka fokus ke kegiatan mereka.

"Maaf bolehkah aku berkenalan denganmu" pria tersebut memulai percakapan ini.

Ia merasa sangat canggung dengan situasi saat ini.

"Ah iya boleh" setelah berkenalan. Isah jadi tahu namanya Hwang In-joon.

"Bolehkah aku memanggil mu In saja?" Kata Isah setelah berdiam sejenak.

In-joon mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk bermain handphone "Maaf karena tidak sopan" lanjut Isah.

"Ah tentu boleh" kata In-joon kemudian.

Terdengar suara handphone berbunyi. In-joon segera mengangkatnya.

Setelah itu ia berpamitan ke Isah dan ia juga memberikan kartu namanya.

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang